Jejak Ganjar Peduli Pendidikan Berintegritas: Berantas Pungli, Hilangkan Budaya Titip,

Jejak Ganjar Peduli Pendidikan Berintegritas: Berantas Pungli, Hilangkan Budaya Titip, Pecat Kepsek Penahan Ijazah hingga Hapus Perploncoan saat Ospek

Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (1) 


2. Larang Orangtua Siswa Beri Bingkisan untuk Guru
Kondisi sekolah yang kurang baik itu, kerap menjadi sumber pungli di lingkungan sekolah. Maka dari itu, Ganjar mengingatkan agar para guru tidak perlu memikirkan dana perbaikan sekolah karena itu akan ditanggung oleh pemerintah. Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat membuka secara daring kegiatan Sosialisasi Integritas dan Pendidikan Anti Korupsi Provinsi Jateng Tahun 2022, Kamis, 19 Mei 2022 lalu.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga bercerita ketika datang ke sebuah sekolah pada saat pembagian rapor. Kala itu, Ganjar melihat orangtua siswa memberikan bingkisan kepada guru sekolah. “Gambaran saat itulah yang kemudian menunjukkan kepada saya rasanya yang seperti ini harus dihentikan dan nanti turunannya akan banyak sekali di sekolah,” kata Ganjar.

Karenanya, Ganjar melarang guru menerima bingkisan dari wali atau orang tua murid. Sebab, kata Ganjar, dimulai dari hal-hal seperti ini nantinya akan muncul permintaan yang membebani masyarakat dalam hal ini orangtua. Mulai dari soal pembangunan rumah ibadah, hingga perbaikan fasilitas seperti ruang kelas.

Sebab, dengan kebiasaan menerima pemberian dari siswa atau orangtua siswa, pada akhirnya guru atau pihak sekolah, tak akan sungkan untuk meminta. “Katanya ini akan jadi legacy kepala sekolahnya lah. Akhirnya ini membebani masyarakat, membebani rakyat,” ujar Ganjar.

3. Semprot kepala SD Wonosobo
Pada awal September 2022, Ganjar melakukan kunjungan kerja ke Wonosobo. Pada saat itu, Ganjar yang mengenakan pakaian adat khas Jawa Tengah, menemui kerumuman sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) di daerah Wonosobo. Mantan anggota DPR RI tersebut lantas berbincang.

Dari perbincangan itu, seorang siswa SD mengaku kepada Ganjar bila di sekolahnya masih terdapat pungutan, antara Rp25.000 - Rp30.000 per bulan. Mendengar jawaban dari siswa, kepala sekolah yang ikut mendampingi kerumuman tersebut langsung menyanggah. Dia menyebut, pembayaran tersebut tak lain untuk infak semata.

Dalih kepala sekolah pun sontak membuat Ganjar kian emosi. Di lokasi, Ganjar menekankan jika insitusi pendidikan dasar hingga menengah di daerahnya harus benar-benar gratis. Tak boleh ada pungutan dengan dalih dan modus apapun, termasuk berkedok infak.

"Ini peringatan untuk kita semua. Pendidikan dari jenjang SD sampai SMA Negeri tidak ada pungutan SPP. Apapun bentuknya", tegasnya.

4. Ganjar Warning Sekolah dan Guru saat PPDB: Gak Ada Titip-titipan
Ganjar mewanti-wanti pihak sekolah maupun guru untuk menghilangkan budaya 'titip' calon siswa saat pelaksanaan proses seleksi PPDB. Selain mewanti-wanti pihak sekolah, panitia dan guru, Ganjar juga memberi pesan tegas soal menghilangkan budaya 'titip' kepada orangtua calon siswa.

Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo saat pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK tahun ajaran 2022/2023. "Semua pihak harus bisa menjaga integritas masing-masing. Tidak hanya dari pihak sekolah dan guru, orangtua calon siswa juga harus menjaga integritasnya, jangan lagi ada budaya 'titip'," tegas Ganjar.

5. Ancam Copot Kepala Sekolah Penahan Ijazah Siswa
Pada medio 2020, Ganjar Pranowo mendapat aduan dari warga di Solo, perihal ijazah sang anak yang ditahan karena belum melunasi pembayaran sekolah. Sontak, Ganjar marah dan meminta sekolah untuk tak menahan ijazah siswa yang belum menyelesaikan pembayaran administrasi.

"Terus soal nanti utangnya gimana, saya bilang yang membereskan Gubernur, tapi jangan ditahan," terangnya, Selasa 8 September 2020.

Kata Ganjar, kasus serupa tidak hanya terjadi di Solo, melainkan juga pernah terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

"Sebenarnya, itu enggak semuanya ditahan juga, ada yang kita temukan ternyata siswanya belum cap jempol, waktu pembagian tidak datang. Maka, suasana kebatinannya di publik lapornya ke saya beda. Tapi ada yang ditahan betul," kata Ganjar.

Sekali lagi Ganjar menegaskan kepada semua kepala sekolah, agar tak menahan ijazah siswa yang telah lulus (alumni) karena alasan belum menyelesaikan administrasi. Jika masih ada sekolah yang menahan ijazah atas alasan uang, Ganjar menegaskan, maka ia tidak segan untuk mencopot kepala sekolah dari jabatannya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved