Berita Bali
Menparekraf Catatkan Potensi Kehilangan Devisa Rp 198,17 Miliar Usai ANOC WBG Batal Diadakan di Bali
Menparekraf Catatkan Potensi Kehilangan Devisa Rp 198,17 Miliar Usai ANOC WBG Batal Diadakan di Bali
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Batalnya event ANOC World Beach Games (AWBG) di Bali membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno prihatin.
Sandiaga menyebutkan, pembatalan event-event sebelumnya, masih sedikit dibandingkan dengan 3.000 event yang ada di Indonesia tahun 2023 ini yang diperkirakan akan memberikan pemasukan sampai Rp 165 triliun.
“(Masih ada) Event-event berkelas dunia yang tetap akan dijalankan, salah satu signature eventnya adalah keketuaan kita di ASEAN,” katanya dalam Weekly Brief With Sandi Uno melalui kanal youtube Menparekraf Selasa, 11 Juli 2023 kemarin.
Ia pun tak menampik, adanya pembatalan event, tentu ada potensi kerugian dari segi wisatawan mancanegara (wisman), penonton, broadcasting, tenaga kerja, exposure internasinal, dan sebagainya.
Maka ia menilai, penting untuk menjaga kepercayaan dan menjaga kredibilitas Indonesia serta reputasi Indonesia.
Diantaranya dengan menjaga transparansi komunikasi yang efektif, meningkatkan kualitas penyelenggaraan atau fasilitas event termasuk infrastruktur, penyederhanaan proses bisnis perizinan, memastikan keamanan dan stabilitas event, dan juga menyiapkan paket-paket pariwisata tambahan seperti keindahan alam, budaya, jaringan dan kerjasama dengan beberapa stakeholder lainnya.
Untuk AWBG, pihaknya mengaku akan melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Dari beberapa data-data yang sudah dikumpulkan oleh Kemenparekraf, diprediksi sejatinya akan ada 6.900 wisman untuk AWBG, selain itu, ada official crew dari 69 negara peserta.
Baca juga: Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan Eksekutif UNWTO 2023-2027, Menparekraf: Ini Adalah Prestasi
“Per hari ini hasil perhitungan kami, adalah potensi kehilangan devisa sekitar USD 13,15 juta atau sekitar Rp 198,17 miliar. Itu potensi dari segi devisa pariwisata, tapi tentunya ada multiplier effect lainnya,” bebernya.
Kendati demikian ia menyampaikan, agar tidak ada perpecahan dan tidak saling menyalahkan. Ia meyakini, ada sejuta cerita dibalik pembatalan AWBG.
Dirinya pun tak menampik adanya pihak-pihak yang kecewa.
“Jangan kita larut dalam kesedihan, mari kita isi dengan event-event lainnya termasuk event MICE yang akan kita lakukan, termasuk ITIF,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengaku, meski pelaksanaa AWBG di telah dibatalkan, Bali tetap siap untuk menyelenggarakan event-event serupa.
“Kami berharap, event-event besar lainnya datanglah ke Bali, karena Bali dari sisi fasilitas lengkap dan dari sisi daya tarik wisata satu obyek dengan obyek lainnya berdekatan, jadi dalam sehari kita bisa mengunjungi minimal tiga obyek, jadi lebih mudah, itulah salah satu kekuatan Bali berbasis budaya,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.