Berita Bali
PALS 23 Resmi Ditutup, Korps Marinir TNI AL Demonstrasikan Kemampuan Rubber Duck Operation
PALS 23 Resmi Ditutup, Korps Marinir TNI AL Demonstrasikan Kemampuan Rubber Duck Operation
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pertemuan Pacific Amphibious Leaders Symposium tahun 2023 (PALS 23) resmi ditutup pada hari ini, Kamis 13 Juli 2023.
Penutupan PALS 23 ditandai dengan closing remarks atau sambutan penutup dari Komandan Korps Marinir (Dakormar) Mayjend TNI Nur Alamsyah, dan Komandan Pasukan Korps Marinir Amerika Serikat, Pasific, Letnan Jenderal William Jurney yang dilanjutkan dengan pemukulan gong.
PALS tahun ini mengusung tema "Multilateral Amphibious Contribution to Maritime Security in the Indo-Pacific" yang diambil sesuai dengan tantangan dan peluang yang sedang dihadapi di kawasan maritim Indo-Pasifik saat ini.
"Pertama-tama saya menyampaikan terimakasih kepada Korps Marinir Amerika Serikat, Pasific khususnya kepada Komandan Marfopac (Marines Forces Pacific) Letnan Jenderal William Jurney yang telah menyelenggarakan kegiatan PALS 23 yang kita laksanakan di Bali ini," ujar Mayjend Nur Alamsyah.
Ia menambahkan hampir selama satu minggu ini kita telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam PALS 23 terutama simposium yang menghasilkan banyak hal.
Khususnya bagaimana pengalaman mereka yang memberikan hal-hal baru kepada kita semua sehingga dapat berguna untuk kita semua dan bisa digunakan di satuan kita maupun secara bersama-sama serta kolektif di wilayah Indo-Pasifik.
"Selama hampir satu Minggu ini kita melaksanakan simposium banyak sekali hal yang bisa kita dapatkan, selain itu kita juga banyak melakukan kegiatan bilateral maupun trirateral yang dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan informal meeting. Hal itu bagus buat kita semuanya dalam rangka menjaga kemananan maritim di wilayah Indo-Pasifik," imbuh Mayjend TNI Nur Alamsyah.
Selain itu juga Korps Marinir TNI AL telah membicarakan sejumlah rencana training maupun latihan bersama dengan beberapa negara peserta PALS 23.
"Kesimpulannya tetap satu. Together We Are Stronger," tegasnya.
Dalam rangka penutupan PALS 23 ini, Korps Marinir TNI Angkatan Laut menampilkan demonstrasi kemampuan Rubber Duck Operation (RDO) dalam Humanitarian Assistance Disaster Relief atau misi bantuan kemanusiaan penanggulangan bencana serta peranan pasukan amfibi yang dimiliki oleh Marinir Indonesia.
RDO kali ini bertujuan memproyeksikan kekuatan dari laut ke darat dengan menggunakan sarana perahu karet yang diangkut menggunakan pesawat dalam rangka penanggulangan bencana pada tahap awal.
Sarana dan prasarana menggunakan pesawat hercules TNI AU, perahu karet, dan penerjunan personel Korps Marinir TNI AL.
Skenario yang diambil adalah telah terjadi gempa bumi dan tsunami di wilayah Nusa Dua dan semua akses jalan darat terputus sehingga hanya melalui jalur udara dan laut penanganan serta evakuasi dapat dilakukan.
Sehingga Korps Marinir TNI AL yang memiliki kemampuan khusus mendapatkan misi penanggulangan bencana pada tahap awal di lokasi tersebut.
Sebanyak 21 personel gabungan Korps Marinir TNI AL oleh Pasukan Khusus (Pasus) dari satuan Detasemen Jalamangkara atau Denjaka dan Intai Amfibi Marinir atau Taifib yang terjun dari ketinggian 5 ribu kaki dari pesawat hercules bersama dua buah perahu karet.
Begitu mendarat di laut personel langsung berenang kearah jatuhnya perahu karet dan menaikinya untuk menuju lokasi.
Demonstrasi yang ditampilkan Korps Marinir TNI AL ini mendapatkan tepukan tangan atau applaus dari seluruh perwakilan delegasi 25 negara yang hadir pada PALS 23.
"Pada demonstrasi tadi kita ingin menunjukkan bahwa pasukan kami bisa mendahului untuk memberikan evakuasi cepat dan untuk mengevaluasi daerah yang terimbas oleh suatu bencana alam lalu melaporkan ke pimpinan agar bisa cepat melakukan tindakan-tindakan awal. Kita juga ingin menunjukkan bahwa jika kita kerjakan bersama bisa menjadi langkah besar kedepan," papar Mayjend TNI Nur Alamsyah.
Pacific Amphibious Leaders Symposium adalah kegiatan tahunan yang diprakarsai oleh Marines Forces Pacific atau Pasukan USMC di wilayah Pasifik.
Kegiatan ini merupakan ajang pertemuan para pemimpin pasukan Amfibi / Marinir yang berada di kawasan Pasifik dan sekitarnya.
PALS tahun ini diikuti 24 Negara dengan tujuan untuk mempertemukan para Komandan Marinir / Satuan Amfibi seluruh negara yang berada di kawasan Indo-Pasifik, dan juga merupakan perhelatan penting untuk memperkuat hubungan diantara komunitas negara yang memiliki kemampuan serbuan amfibi di wilayah Pasifik.
Sedangkan negara-negara peserta terlibat dalam diskusi dengan membahas aspek- aspek penting dari operasi amfibi, kepemimpinan melalui modernisasi kekuatan dan pentingnya interoperabilitas multilateral dalam bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.
Baca juga: Jelang Persija Jakarta vs Bhayangkara FC, Asuhan Thomas Doll Sudah Mulai Persiapkan Diri dengan Ini
Selain seminar acara ini dirangkai dengan diskusi panel oleh delegasi dan perwira perwira senior yang memiliki keahlian dari berbagai bidang, dengan harapan akan tercipta interaksi positif serta memberikan informasi kepada seluruh delegasi tentang pentingnya menjaga kemananan maritim di wilayah Indo-Pasifik.
Ditampilkan juga atau dipamerkan sejumlah alutsista buatan karya anak bangsa seperti pakaian, sepatu, rompi standar militer, perahu karet dan kendaraan tempur lapis baja.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.