Truk Tronton Tabrak Truk di Bangli
UPDATE: Sering Terjadi Kecelakaan di Jalur Kintamani-Tegalalang Bali, Sempat Ada Korban Jiwa
Kecelakaan truk di Bangli, Perbekel Sekaan mengakui jika di jalur tersebut rawan terjadi peristiwa kecelakaan
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Peristiwa kecelakaan terjadi di jalur Kintamani menuju Tegalalang, tepatnya di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu 29 Juli 2023.
Kecelakaan ini melibatkan truk tronton pengangkut pakan ternak dan truk Isuzu pengangkut air.
Diketahui, peristiwa kecelakaan di jalur tersebut bukan merupakan yang pertama kali.
Beberapa peristiwa kecelakaan sebelumnya bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa.
Baca juga: UPDATE: Truk Tronton Sudah Dalam Kondisi Rem Blong 2 Kilometer, Sebelum Titik Kecelakaan di Bangli
Perbekel Sekaan, I Wayan Muspa mengakui jika di jalur tersebut rawan terjadi peristiwa kecelakaan.
Tercatat hingga kini, korban meninggal dunia sudah tiga orang dari dua kejadian berbeda.
"Kejadian pertama dua orang (meninggal) dari Bayunggede, dan kejadian kedua satu orang (meninggal). Korban yang mengalami patah tulang juga ada," sebutnya.
Titik rawan kecelakaan berada di jalur Pura Manik Tirta ke utara.
Lantaran rawan terjadi kecelakaan, masyarakat menganggap jalur tersebut pingit (angker).
Bahkan kata Wayan Muspa, masyarakat di jalur tersebut sampai membuat palinggih Indra Blaka.
"Itu masing-masing (masyarakat) yang sekitar situ, di depan rumahnya ada palinggih kecil namanya Indra Blaka. Palinggih ini dipercaya menetralisir energi negatif. Terlebih di sebelah barat dipercaya ada Ulun Pangkung (hulu sungai) yang oleh masyarakat sekitar dianggap tempat pingit," jelasnya.
Terhadap berbagai peristiwa kecelakaan hingga menyebabkan korban jiwa, Wayan Muspa mengaku masyarakat sekitar selalu menggelar upacara rsi gana. Tujuannya untuk menetralisir pengaruh negatif.
Sedangkan untuk kecelakaan yang terjadi saat ini, menurut Wayan Muspa tidak menutup kemungkinan akan dilaksanakan upacara tertentu.
Hanya saja pelaksanaannya akan dibicarakan terlebih dahulu bersama krama sekitar.
"Nanti Jero Bendesa yang punya wewenang. Kalau bisa alangkah baiknya dinetralisir. Nanti kita tanyakan pula kepada rohaniawan, apakah perlu atau tidak dilaksanakan upacara, mengingat tidak ada korban jiwa," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.