Bali United

Bos Bali United Soal Rugi Rp 30 M Per Musim, Pieter Tanuri Beber Berpeluang Mainkan Tim Alakadarnya

Orang nomor satu di Bali United, Pieter Tanuri, angkat bicara soal anggaran timnya ketika mengarungi kompetisi Liga 1 2023/2024 tergolong besar.

Editor: Ady Sucipto
Yan Daulaka/Juara.net/BolaSport.com
Pemilik Bali United, Pieter Tanuri, memaparkan rencana kerja sama dengan PSG untuk pembinaan pemain muda. 

TRIBUN-BALI.COM – Orang nomor satu di Bali United, Pieter Tanuri, angkat bicara soal anggaran timnya ketika mengarungi kompetisi Liga 1 2023/2024 tergolong besar.

Di antara pos yang paling menyedot dana besar adalah sektor belanja pemain Bali United di bursa transfer Liga 1 2023.

Sementara hasil penjualan tiket Bali United yang dimaksudkan untuk menutup kebutuhan tim saat ini tengah menjadi perhatian luas.

Baca juga: Misi Bojan Hodak Hentikan Rekor Buruk 7 Tahun Tanpa Kemenangan di Laga Persib Bandung vs Bali United

Musababnya, beberapa kelompok suporter Bali United saat ini masih dalam aksi boikot dan menolak hadir langsung ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Salah satu tuntutan yang diusulkan kepada manajemen adalah mahalnya harga tiket menyaksikan Bali United di kandang.  

Pieter Tanuri mengungkapkan, pihaknya menepis soal kabar yang beredar soal manajemen yang mengambil laba besar dari penjualan tiket.

Musim ini Bali United meningkatkan harga tiket dari musim lalu.

Kondisi ini yang jadi dasar suporter mereka akhirnya melakukan aksi boikot.

Menurutnya, tidak ada tim Liga 1 yang untung dari sepak bola.

Baca juga: Tak Mau Dapat Kartu Kuning Tak Perlu, Teco Tegaskan Skuat Bali United Hindari Protes Keras ke Wasit

Berkaca dari timnya, pendapatan klub masih minus dari pengeluaran tim.

Pada Liga 1 2022/2023, mereka mendapatkan keuntungan dari penyiaran TV sebesar Rp 5 miliar.

Sementara dari sponsor sebesar Rp 20 miliar dan melalui tiket Rp 2 miliar.

Terutama saat mendatangkan pemain-pemain baru.

Harga mahal harus mereka bayarkan demi mendapatkan pemain yang berkualitas.

Musim ini mereka mendatangkan empat pemain baru.

Yakni Adilson Maringa, Elias Dolah, Mohammed Rashid, dan Jefferson Mateus.

"Jadi artinya, tidak ada 1 pun klub di Indonesia yang profit dari kegiatan bola. Saya sampai hari ini saya belum profit."

"Karena belanja pemain dan pendapatan tak seimbang. "

"Tiap tahun saya rugi Rp Rp 30-50 miliar. Kenapa saya mau rugi, karena saya ingin menang," kata Pieter Tanuri dilansir BolaSport.com dari laman Tribun Bali.

Skuad Bali United - Bali United vs Arema FC berakhir dengan skor 3-1 di Stadion Dipta dalam laga lanjutan Liga 1.
Skuad Bali United - Bali United vs Arema FC berakhir dengan skor 3-1 di Stadion Dipta dalam laga lanjutan Liga 1. (Diki Tribun Bali)

 

Pieter menambahkan, Bali United saat ini masih mendapatkan subsidi dari bisnis lain.

Bahkan dia menilai pada suatu saat nanti subsisi tersebut bisa dicabut.

Saat itu terjadi, tim Serdadu Tridatu hanya bisa memainkan pemain muda dan pemain asing yang kualitasnya menyesuaikan.

Tujuannya untuk menghemat anggaran tim.

"Saat ini saya masih mensubsidi Rp 30-40 miliar, disubsidi dari bisnis yang lain."

"Mohon maaf, jika nanti saya tak sanggup lagi mensubsidi, saya akan memainkan semua pemain muda."

"Dan mencari pemain asing harganya bisa menyesuaikan," pungkasnya.

>>> Baca berita terkait <<< 

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved