Human Interest Story

Sudah Berusia 54 Tahun, Ini Awal Made’s Warung Merintis Usaha Kuliner di Bali

Ni Made Masih (69) selaku generasi kedua dari Made’s Warung mulai menceritakan bagaimana mulanya usaha keluarganya berdiri.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Ni Made Masih (69) selaku generasi kedua Made’s Warung - Sudah Berusia 54 Tahun, Ini Awal Made’s Warung Merintis Usaha Kuliner di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Made’s Warung merupakan tempat makan tradisional khas Bali yang menjual berbagai macam kuliner otentik Bali.

Berlokasi di Jalan Raya Seminyak, Kuta, Badung, kini Made’s Warung sudah memasuki usia 54 tahun.

Ni Made Masih (69) selaku generasi kedua dari Made’s Warung mulai menceritakan bagaimana mulanya usaha keluarganya berdiri.

Bermula dari tahun 1969, Ni Made Masih mewarisi sebuah warung kecil dari orangtuanya.

Baca juga: Kuliner Bali: PAHDI Specialty Coffee Tawarkan Kopi Pilihan dari Berbagai Wilayah di Indonesia

“Warung itu tepat berdiri di tepi jalan sekitar 500 meter dari Pantai Kuta. Menunya tak berbeda dari warung-warung tradisional Bali pada umumnya, yang menyediakan jajanan seperti kopi, pisang goreng, tipat cantok, dan camilan seperti kacangan-kacangan dan kerupuk,” jelas Made, Minggu 27 Agustus 2023.

Wanita yang akrab dipanggil Bu Made ini lebih lanjutnya mengatakan pada tahun 1970-an seiring dengan melejitnya Bali sebagai tujuan pariwisata yang eksotik, banyak kaum hippies yang datang sebagai wisatawan di Pantai Kuta.

Setelah para wisatawan puas berjemur sepanjang hari di pantai, mereka kemudian singgah dan makan di Warung Made (nama awal Made’s Warung).

Sebagai sebuah warung, dalam pengertian sesungguhnya, makanan-makanan diletakkan di sebuah meja panjang dan para turis duduk di bangku panjang.

Bu Made, yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris terbatas berusaha mengajak mengobrol semua tamunya.

Dari situ ia mulai tahu selera makanan para turis dari berbagai bangsa itu.

Berbekal informasi dari para turis, Bu Made mulai belajar membuat menu bernama jaffle, yang tak lain adalah roti panggang berisi pisang.

Sebaliknya, para turis tak segan-segan mengajarkan bagaimana caranya membuat jaffle yang sesuai dengan selera mereka.

Komunikasi dua arah dalam prinsip sharing and making terus berjalan dengan sangat baik.

Secara perlahan menu-menu yang disajikan Warung Made terus bertambah.

“Kita selalu berorientasi membuat para pelanggannya memperoleh kepuasan dan betah setiap kali singgah di warung. Sharing and making itu juga terjadi antara saya dengan seorang wisatawan asal Belanda bernama Peter Steenberge,” imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved