Berita Gianyar

Adu Kesaktian dengan Jro Mangku Widi, Jro Jepang Hampir Diamuk Massa di Gianyar

Jro Sadek atau Jro Jepang, seorang konten kreator hampir diamuk massa di Banjar Pekandelan, Kelurahan Abianbase, Gianyar, Bali, Rabu 30 Agustus 2023

Istimewa
Jro Sadek atau Jro Jepang, seorang konten kreator hampir diamuk massa di Banjar Pekandelan, Kelurahan Abianbase, Gianyar, Bali, Rabu 30 Agustus 2023 malam. 

"Saat jam 6.30 sore, banyak pasien datang ke sini. Lalu, beliau (Jro Jepang) datang sampai pasien tak terlayani dengan baik. Beliau datang dengan bahasa, "Saya ke sini ingin pembuktian. Saya wajib live, bener gak,"  Klo itu bahasanya, etikanya di mana? Seandainya saya bukan jro mangku, sepatutnya tetap ada  etika. Apalagi saya yang sudah disucikan banjar," ujar Jro Widi.


Menerima tamu dengan etika demikian, Jro Widi mengatakan, sebagai manusia biasa  iapun tak luput dari emosi.

Namun ia bersyukur masih bisa mengendalikan emosinya. Lalu dilakukanlah uji kesaktian. Diawali dengan adu ilmu menghipnotis.

Namun Jro Jepang tak bisa, namun ngotot belum ada kalah menang. Lalu dilanjutkan dengan mengambil sukma.

Saat itu, praktiknya dilakukan pada penonton yang datang, yang belakangan diketahui datang dari Karangasem. 


Dalam adu kesaktian itu, Jro Widi lah yang bertugas menidurkan orang tersebut dengan mengambil sukmanya. Sementara tugas Jro Jepang membangunkan.

Menurut Jro Widi, jika Jro Jepang bisa membangunkan, maka Jro Jepang bisa dikatakan sakti. Namun dalam adu ilmu tersebut, Jro Jepang tak bisa melakukannya. 


"Kalau beliau memang benar pintar dalam keilmuan, pasti bisa melakukan itu. Mohon maaf sekali, bukan saya mau merendahkan orang. Tapi, belajarlah dulu tatanan adab dan etika yang baik."

"Pak Mangku sendiri sudah hampir 42 tahun belajar. Pak mangku menganggap diri Pak Mangku masih bodoh sekali. Makanya Pak Mangku tak pernah upload di media sosial. Apalagi, ilmu seperti ini kerahasiaannya perlu dijaga," ujarnya.


"Menurut tafsir Pak Mangku, beliau baru belajar dan kalau di silat baru di tingkat sabuk putih. Perlu sekali belajar, yang pertama adalah mengenal jati diri," ujarnya. 


Terkait alasan Jro Jepang hampir digebugi massa, Jro Widi tak tahu secara pasti.

Namun diduga karena berbagai hal.

"Pertama, karena kontennya sama dengan melecehkan Banjar Pekandelan secara tak langsung. Kedua, pementasan calonarang, menurut versinya dia mungkin tak akan dianggap lagi karena dianggap pembohongan."

"Ketiga, banyak orang melihat prilakunya yang tak relevan. Ini yang paling dibenci oleh masyarakat. Tak elok dipandang dan gak elok didengar. Itu yang membuat masyarakat geram," ujar Jro Widi.


Beruntung saat itu, masyarakat mau mendengarkan permintaan Jro Widi untuk tak menghakimi Jro Jepang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved