Pilpres 2024

Bukan Berkhianat, Pengamat Sebut Rencana Surya Paloh Duetkan Anies Baswedan dan Cak Imin Tepat

Pengamat politik Hendra Setiawan Boen menilai kalau langkah Surya Paloh menduetkan Anies Baswedan dengan Cak Imin adalah langkah yang tepat

Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto
Ilustrasi - Surya Paloh disebut telah memilih Cak Imin sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengamat politik Hendra Setiawan Boen menilai kalau langkah Surya Paloh menduetkan Anies Baswedan dengan Cak Imin adalah langkah yang tepat.

Hendra Setiawan Boen mengungkapkan bahwa langkah yang dinilai banyak orang sebagai bentuk pengkhianatan malah akan mendatangkan keuntungan untuk Anies Baswedan.

Dia mengungkapkan bahwa Partai Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan layaknya seperti duri dalam daging.

Dilansir dari Tribunnews, Hendra Setiawan Boen menjelaskan bahwa Partai Demokrat menjadi sebuah batu sandungan bagi partai politik yang diajak berkoalisi.

Baca juga: Koalisi Perubahan Bubar? Demokrat Turunkan Baliho Anies Baswedan, NasDem Dituding Pengkhianat

 “Kita ingat dalam beberapa bulan belakangan, Partai Demokrat seperti duri dalam daging di dalam koalisi pendukung Anies seperti memaksa Anies mendeklarasikan cawapres secepatnya,”

“Kalau ditarik ke pilpres 2019, Partai Demokrat juga seperti menjegal dari dalam pasangan Prabowo dan Sandi pada saat mereka lagi-lagi secara terbuka menyerang koalisinya sendiri setelah melaksanakan semacam istigosah di Gelora Bung Karno," katanya, Sabtu (2/9/2023).

Hendra menyebutkan bahwa Surya Paloh berjibaku menambah partai pendukung bagi Anies Baswedan seperti mencoba menarik Golkar dan PKB.

Namun, Partai Demokrat justru hanya berkutat pada memastikan Anies Baswedan akan memilih AHY sebagai cawapres.

“Lagipula, Partai Demokrat terlalu baper dalam menanggapi masuknya PKB dan Cak Imin ke dalam koalisi.

Baca juga: Ketum NasDem Surya Paloh Dengar Kabar Anies Baswedan dan Cak Imin Bakal Deklarasi di Surabaya

“Dari fakta-fakta yang diakui semua pihak, nyatanya, Anies Baswedan memang diberi kewenangan semua anggota koalisi untuk memilih cawapresnya sendiri dan berhasil menarik PKB yang berarti memperlemah KKIR adalah hal positif," kata Hendra Setiawan Boen.

"Selain itu, Anies juga segera mengirim Sudirman Said untuk memberitahu perkembangan terakhir. Jadi tidak ada pelanggaran kepatutan maupun moral dalam kasus ini,” imbuh Hendra.

Pastikan Solid - Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat bertemu tim delapan sekaligus jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Selasa (30/5).
Pastikan Solid - Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat bertemu tim delapan sekaligus jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Selasa (30/5). (Tribunnews/ Rizki Sandi Saputra)

Hendra menambahkan kalau satu-satunya bentuk pengkhianatan yang paling sesuai adalah Anies telah menunjuk AHY sebagai cawapres dan kemudian membatalkan.

“Satu-satunya yang mungkin bisa dianggap penghianatan oleh Demokrat mungkin adalah Anies telah menunjuk AHY sebagai cawapres dan kemudian membatalkan."

Namun, sambungnya, hal itu pun tidak seharusnya ditanggapi secara baper oleh Partai Demokrat.

"Karena kita ingat pada pilpres 2019, Mahfud MD telah ditunjuk sebagai cawapres dan bahkan telah mempersiapkan baju untuk deklarasi untuk kemudian batal pada detik-detik terakhir.”

Baca juga: Anies Baswedan: Plesetan Negeri Konoha dan Wakanda di Medsos Jadi Tanda Demokrasi Tak Sehat

Khusus AHY, kata Hendra, elektabilitas dia memang tidak akan bisa mendongkrak elektabilitas Anies Baswedan pada pilpres 2024 mendatang.

“Pada pilgub DKI Jakarta saja AHY kalah telak, bagaimana tingkat nasional?”

“Jadi hengkangnya gerbong AHY sepertinya hal positif bagi Anies, setidaknya menghilangkan benalu dan duri dalam daging.” Tutup Hendra Setiawan Boen

Di sisi lain, Pengamat Politik Ray Rangkuti menjelaskan 2 kemungkinan alasan Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai calon wakil presidennya di Pilpres 2024 mendatang.

Ray Rangkuti menjelaskan bahwa Anies Baswedan memiliki 2 alasan yang besar untuk mendatangkan tokoh dari kalangan Nahdhiyin sebagai calon wakil presidennya.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia ini juga menilai kalau hal ini adalah langkah terakhir usai gagal mendatangkan 3 sosok kuat dari NU.

Bakal calon presiden Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono
Bakal calon presiden Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (Dok. Partai Demokrat)

Selain itu, langkah ini merupakan langkah yang strategis demi menyerap suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang merupakan basis dari NU.

Ray Rangkuti bahkan mengaku kalau dirinya tak terkejut dengan keputusan Anies Baswedan yang tidak memilih Agus Harimurti Yudhoyono jadi pendampingnya.

"Saya tidak terkejut dengan situasi ini,”

“Juni 2023 pernah saya sampaikan bila pertengahan Juli 2023, Anies tak jua mengumumkan siapa cawapresnya, maka besar kemungkinan yang dipilih bukanlah AHY,”

“Dan hari ini, kabar itu terjadi," kata Ray dilansir dari Tribunnews pada Jumat (1/9/2023).

Ia melanjutkan Anies memilih Cak Imin yang posisinya memang hampir sama dengan AHY.

"Satu-satunya yang mengejutkan adalah perpaduan Anies dengan Cak Imin. Dan itu, bukanlah sesuatu yang melompat," katanya.

Jauh sebelumnya menurut Ray, Anies memang sedang mengincar cawapresnya dari kalangan Nahdhiyin.

Beberapa nama mulai Khofifah, Mahfudz dan terakhir adalah Yenny Wahid.

"Tak mendapat respon dari 3 tokoh itu, Anies akhirnya menggaet Cak Imin," kata Ray.

Kemudian dikatakan Ray mengapa Anies berambisi untuk mendapatkan pasangan dari basis tokoh Nahdhiyin untuk meraup suara di Jawa Timur.

"Mengapa tokoh Nahdhiyin? Jawabannya 2:1. Meraup suara di basis NU. Dan itu ada di Jawa Timur atau Jawa Tengah,”

“Kemudian menurunkan kadar pandangan Anies sebagai perpanjangan tangan kelompok Islam politik,”

“Sesuatu yang terjadi begitu mesra di kala pilkada DKI Jakarta, 2017 lalu," jelasnya. (*)

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Duetkan Anies dan Cak Imin Bentuk Manuver Cerdas Surya Paloh

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved