Pilpres 2024
Kronologi ‘Pecahnya’ Koalisi Perubahan, Anies Baswedan Ungkap Fakta-Fakta Baru, Benarkan Soal Surat?
Anies Baswedan akhirnya buka-bukaan soal kronologi ‘pecahnya’ koalisi Perubahan usai deklarasi wakil presiden dirinya
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan akhirnya buka-bukaan soal kronologi ‘pecahnya’ koalisi Perubahan usai deklarasi wakil presiden dirinya.
Seperti diketahui, Anies Baswedan resmi memilih Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai wakil presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Hal ini membuat Partai Demokrat meradang, mengingat Partai yang dibentuk oleh SBY ini sempat mendukung pasangan calon Anies AHY.
Bahkan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku pihaknya seperti kena prank oleh Anies.
Baca juga: Pilih Anies Baswedan Cak Imin, Lalu Ditinggal Demokrat, NasDem Disebut Rugi oleh Media Asing
Dalam acara Mata Najwa pada Senin (4/9/2023) lalu, Anies Baswedan bersama Cak Imin meluruskan sejumlah kabar miring seputar perbedaan pandangan Partai NasDem dan Partai Demokrat, termasuk tudingan pengkhianatan.
Anies Baswedan membeberkan apa yang sebenarnya terjadi beberapa hari sebelum dirinya dan Muhaimin resmi mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres dan cawapres.
"Mulai terjadi perbedaan pada Senin, 28 Agustus 2023 dan puncaknya pada Selasa, 29 Agustus 2023,”
“Perbedaan tersebut terkait pencalonan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies sebagai calon presiden," kata Anies.
Baca juga: Dibujuk PKS Tetap Bersama Dukung Anies Baswedan, Demokrat: Kali ini Kita Tak Bisa Bersama
Anies menuturkan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai kalau Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tidak setuju jika AHY yang menjadi cawapres.
Di sisi lain, kata Anies, Surya Paloh tidak menolak opsi AHY menjadi cawapres.
Hanya saja, Surya Paloh tidak mau terburu-buru mengambil sikap.
Surya Paloh pun, lanjut Anies, tidak melarang bila Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan bila tidak terima keputusan bersama itu.
Baca juga: Deklarasi Anies Baswedan Cak Imin, PKS Pastikan Setia Bersama Koalisi Perubahan

Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan juga menepis tudingan SBY yang mengatakan dirinya sudah mengkhianati Partai Demokrat.
"Ada beberapa fakta yang harus disampaikan, agar semua permasalahan tersebut jelas."
Dia menyampaikan begitu menghormati Presiden ke-6 RI itu.
Menurut Anies, SBY merupakan panutannya yang sudah mengabdi kepada Negeri Indonesia selama 10 tahun.
“Sebenarnya saya tidak ingin menanggapi secara detail ini semua. Saya sangat hormat kepada pak SBY,”
“Beliau (SBY) adalah panutan, beliau adalah presiden, sudah mengabdi 10 tahun, beliau adalah teladan,” tambah Anies.
Terkait soal surat yang meminta AHY sebagai wakil presidennya di Pilpres 2024 mendatang, Anies Baswedan meluruskan apa yangs ebenarnya terjadi.

Kata Anies, itu bukan surat yang untuk dipertontonkan. Anies kemudian menjelaskan pangkal alasan adanya surat tersebut.
Anies mengatakan pada Jumat (25/8), utusannya di Tim 8 mendatanginya dan membicarakan soal rencana Demokrat untuk menarik utusan di tim tersebut.
"Hari Jumat, utusan saya di Tim 8 datang dan menyampaikan bahwa 'Pak Anies ini utusan dari Demokrat mungkin akan ditarik,”
“Kenapa? Karena tugas yang diembankan kepada mereka tidak terlaksana."
Anies kemudian bertanya, apa yang bisa dilakukannya ketika itu. Utusan itu, kata Anies, menginginkan ada pernyataan langsung bahwa AHY adalah opsi cawapres yang tersedia.
"Mereka meminta bahwa benar Anies menyampaikan pilihan yang ada adalah AHY dan itu sudah saya katakan kepada NasDem sejak Juni, kepada PKS sejak Juni, kepada Demokrat juga,”
“Tapi mereka bilang tidak mungkin mendatangkan saya, jadi mereka minta ada sesuatu yang tertulis, yang bisa ditunjukkan," katanya.
Anies pun kemudian memutuskan untuk menulis di sebuah kertas. Menurutnya, tulisan itu dilakukan spontan dan tidak disiapkan.
"Jadi saya tulis, kalau itu dipersiapkan, pasti kita disiapkan diketik yang rapi, sebagai surat resmi,”
“Ya sudah, saya tulis, bahwa sekadar diberikan kepada utusan Demokrat," kata dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Ungkap Rentetan Peristiwa 'Pecah Kongsi' dengan Demokrat: Puncaknya Terjadi Selasa 28 Agustus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.