Tali Lift Putus di Ubud
Polda Bali Akan Reka Ulang di Ayu Terra Resort Ubud, Roda Rem Lift Tak Berfungsi, Gelar Pecaruan
Pihak Ayu Terra Resort menggelar upacara pecaruan yang cukup besar, Selasa 5 September 2023.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Di mana fakta terbarunya, saat peristiwa terjadi, lift tersebut tanpa emergency brake atau rem darurat.
"Pemeriksaan fokus pada penyebab putusnya tali sling. Sesuai fakta lapangan,di sana hanya ada satu tali sling saja saat peristiwa terjadi. Beda jauh dengan awal operasional lift pada 2018 yang menggunakan 4 tali sling. Itu artinya tidak ada emergency brake dan saat sling satu itu putus, pasti tidak ada kesempatan lagi dan meluncur bebas ke bawah seperti pada rekaman CCTV yang beredar luas,” kata AKP Ario Seno.
Pertanyaan-pertanyaan pada kontraktor dan teknisi yang telah berjalan, kata dia, meliputi jumlah tali sling, bagaimana selama ini perawatannya, dan bagaimana penggantian tali sling-nya.
"Kita dalami semua hal yang berkaitan dengan penyebab dari putusnya tali sling. Sedangkan untuk para karyawan, kita lebih fokus pada pengetahuannya pada peristiwa meluncurnya lift," ujarnya.

Pihak Ayu Terra Resort menggelar upacara pecaruan yang cukup besar, Selasa 5 September 2023.
Upacara tersebut ialah Caru Pengeruak, Jigra Maya, Pemayuh Karang dan Banten Nebusin.
Tujuannya untuk menenangkan roh para korban dan untuk menenangkan para sosok penunggu gaib kawasan ini yang terusik proses pembangunan resort.
Pantauan Tribun Bali, upacara pecaruan ini diikuti oleh pihak hotel, termasuk juga owner Linggawati Utomo, meskipun ia sendiri bukan pemeluk Hindu.
Juga diikuti oleh para keluarga korban. Dari kelima korban, hanya keluarga Ni Luh Superningsih asal Banjar Peneca, Payangan yang tidak hadir.
Dalam prosesi tersebut, semua sudut bangunan dan, semua benda-benda yang ada di Ayu Terra Resort dipercikkan tirta, termasuk juga mobil operasional dan mobil milik owner, berupa Kijang Innova Reborn dan Avanza.
Prosesi ini dipimpin Jro Mangku Balun dan Jro Mangku I Nyoman Swastika, yang berasal dari Sesetan, Denpasar.
Jro Mangku I Nyoman Swastika menjelaskan, upacara ini selain untuk menebus roh para korban.
Juga dilakukan untuk menebus kesalahan yang dibuat saat pembangunan resort ini.
Sebab saat pembangunan, ada dua pohon besar yang ditebang tanpa meminta izin pada pemilik.
Pemilik ini, kata beliau, ialah sosok lanang istri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.