Rebo Wekasan
Rebo Wekasan Segera Tiba! Inilah Mitosnya, Dilarang Keluar Rumah Jika Tak Ingin Alami Kesialan
Tak lama lagi, umat muslim di seluruh Indonesia akan merayakan yang namanya tradisi Rebo Wekasan. Disebut-sebut hari tersial sepanjang tahun?
Oleh karena itu, mereka memilih untuk menikahkan anak mereka di bulan lain yang dianggap sebagai bulan yang baik.
2. Larangan keluar rumah saat Rebo Wekasan
Pada Rebo Wekasan terdapat larangan untuk keluar rumah.
Sebagian masyarakat percaya bahwa melakukan perjalanan atau berpergian saat Rebo Wekasan akan mendatangkan musibah berupa kecelakaan dan lain sebagainya.
Bahkan, kaum Arab Jahiliyah percaya bahwa diakhir bulan Safar akan berhembus angin yang membawa penyakit di perut seseorang yang keluar rumah.
Oleh karena itu, masyarakat memilih untuk berdiam diri di rumah dan melakukan amalan-amalan yang dianjurkan pada saat Rebo Wekasan seperti shalat tolak bala dan sebagainya.
3. Tradisi Zaman Jahiliyah
Rebo Wekasan merupakan tradisi yang diyakini telah ada sejak zaman Jahiliyah dimana pada saat itu Rebo Wekasan disebut sebagai Arba Mustakmir.
Tradisi Arba Mustakmir adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar yang dipercaya sebagai hari di mana diturunkannya balak, penyakit, dan malapetaka.
Namun, semenjak kedatangan Nabi Muhammad SAW mitos dan tahayul tentang balak, penyakit, dan malapetaka mulai memudar seiring dengan masuknya agama Islam.
Hanya Mitos
Bulan Safar yang kerap dianggap sebagai bulan pembawa sial ternyata cuma mitos.
Merujuk pada bahasa, Safar berarti 'kosong'. Istilah ini diambil dari kebiasaan mengosongkan tempat karena dahulu kala banyak masyarakat Arab yang bepergian di bulan Safar.
Masyarakat Arab dulu juga menganggap Safar sebagai penyakit yang muncul di perut.
Penyakit digambarkan sebagai sesuatu yang mematikan. Karena hal ini-lah Safar dianggap sebagai bulan pembawa sial.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.