Berita Badung

9.000 Hektar Lebih Sawah di Badung Diharapkan Mampu Penuhi Kebutuhan Masyarakat Saat El Nino

9.000 Hektar Lebih Sawah di Badung Diharapkan Mampu Penuhi Kebutuhan Masyarakat Saat El Nino

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Komang Agus Aryanta
Sejumlah petani saat melakukan panen Padi bersama ketua DPRD Badung 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA -  Meski Kabupaten Badung merupakan kawasan pariwisata, namun masih ada beberapa wilayah yang menonjolkan pertanian.

Bahkan pemerintah setempat mencatat ada 9.000 hektar lebih lahan sawah yang produktif untuk ditanami padi.

Hanya saja dengan adanya isu El Nino saat ini, pemerintah setempat berharap luas lahan itu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Badung.

Meski selama ini produksi Gabah Kering Panen (GKP) tercatat surplus.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana mengatakan mengatakan saat ini luas baku sawah 9.000 hektar lebih dengan rata-rata produksi gabah 112 ribu ton.

Hal itu pun diharapkan mampun memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Apalagi kita saat ini memproduksi beras yang diberikan kepada pegawai di Badung melalui Perumda Pasar. Kita harapkan kebutuhan masyarakat terpenuhi," ucapnya.

Kendati demikian pihaknya mengaku tetap mewaspadai potensi kekeringan yang berdampak pada gagal panen karena isu El Nino.

Bahkan Pemkab Badung juga sudah menyiapkan anggaran untuk membeli semua gabah petani di Gumi Keris.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Gantung Cekeng-Penglipuran Ditunda


"Selain mengantisipasi kerugian masyarakat, kita juga telah menyiapkan upaya antisipasi mulai dari menerjukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) hingga menyiapkan program subsidi. Tak hanya itu, kita juga memberikan bantuan alsintan," jelasnya.

Menurutnya, pihaknya telah menurunkan PPL guna memberikan informasi kepada petani kemungkinan adanya kemarau panjang, sehingga petani merawat saluran air agar meminimalisir kebocoran. 

Selain itu juga mendorong petani untuk mempercepat jadwal tanam dengan memanfaatkan air secara optimal.

"Selain menyiapkan PPL, Pemkab Badung melalui Dispertan telah menyiagakan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). POPT ini merupakan petugas yang langsung mendampingi petani di lapangan dan memiliki tugas dan tanggung jawab terkait perlindungan tanaman pangan di wilayah kerjanya," bebernya.

Pihaknya mengakui saat ini luas baku sawah 9.000 hektar lebih dengan rata-rata produksi gabah 112 ribu ton Gabah Kering.

Jika dihitung hal itu pun masih surplus mengingat kebutuhan masyarakat di Badung hanya 48.270 ton.

"Kalau tidak ada gagal panen kita pasti surplus. Mengingat tahun-tahun sebelumnya selalu surplus," tegasnya.

Seperti diketahui, Isu El Nino mulai disikapi pemerintah Kabupaten Badung.

Bahkan pemerintah setempat berencana akan membeli gabah petani.

Untuk melancarkan semua itu, pemkab Badung sendiri sudah menyiapkan anggaran Rp 10 Miliar.

Dengan harapan ketersediaan pangan tidak ada masalah jika terjadinya kekeringan yang berkepanjangan.

Pada pembelian gabah petani yang rencananya akan dilakukan, dimana sebagai pelaksanannya adalah Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) Kabupaten Badung.

Bahkan anggaran itu pun sudah disiapkan pada APBD perubahan tahun 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa mengakui kekeringan akibat dapak El Nino sudah mulai dapat dirasakan. Pasalnya harga beras dinilai sudah mulai naik.

"Karena permintaan dengan ketersediaan tidak seimbang makanya terjadi kenaikan harga. Apalagi ketersediaan beras khusus dari petani kita sudah turun," jelasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved