Berita Bangli
Pembangunan Jembatan Gantung Cekeng-Penglipuran Ditunda
Rencana pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan dua kecamatan di Bangli kabarnya ditunda.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Rencana pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan dua kecamatan di Bangli kabarnya ditunda.
Penundaan pembangunan ini disebut-sebut karena kurangnya anggaran.
Untuk diketahui, sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bangli berencana membangun jembatan gantung yang menghubungkan Banjar Cekeng, Desa Sulahan, Kecamatan Susut dengan Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli.
Pembangunan jembatan ini merupakan hadiah atau reward dari Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian PUPR, lantaran Bangli berhasil meraih juara II tingkat nasional pengelolaan jalan.
Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli, Dewa Ngakan Ketut Widnyana Maya membenarkan saat dikonfirmasi ihwal ditundanya pembangunan jembatan.
Ia mengungkapkan, sebelumnya pihak Kementerian melalui Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) telah turun melakukan survey.
Dari hasil survey, lanjut dia, dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk membangun jembatan penghubung antar dua kecamatan ini. Alhasil pembangunan ditunda sementara waktu.
"Dibutuhkan anggaran Rp 13 miliar untuk pembangunan jembatan. Sedangkan reward jembatan yang diterima, jika dinominalkan hanya Rp 6 miliar. Maka dari itu pembangunan jembatan ditunda," ucapnya Minggu, 24 September 2023.
Dewa Maya menyebut anggaran pembangunan jembatan tersebut bisa dialihkan untuk kepentingan lain.
Yang berdasarkan arahan dari Kementerian, anggaran bisa dimanfaatkan untuk pengadaan alat berat.
"Ini sedang berproses dan sedang dibahas terkait ketersedian kandungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan sudah barang tentu atas persetujuan bapak menteri," ucapnya menegaskan.
Sementara Kabid Sarana dan Prasarana Dinas PUPR Perkim Bangli, I Putu Agus Yuda Antara mengatakan perlu penambahan sejumlah alat berat.
Ini mengacu pada kondisi beberapa alat berat milik dinas yang telah uzur.
"Karena telah dimakan usia, alhasil alat berat sering mengalami kerusakan," ujarnya.
Terlebih lagi, imbuhnya, alat berat yang dimiliki dinas tidak hanya digunakan untuk keperluan dinas PUPR Perkim saja, namun juga penanganan bencana di Bangli.
Baca juga: Penumpang Naik Tiga Kali Lipat, KSOP Sanur Minta Kapal Patroli Laut Ditambah
Salah satunya bencana longsor yang sering terjadi di Bangli.
"Misalnya seperti excavator ataupun wheel loader, kalau sekarang dengan alat berat yang terbatas, sedangkan bencana terjadi di beberapa titik di waktu bersamaan, tentu masyarakat harus menunggu. Sebaliknya jika ada tambahan alat berat, tentu pelayanan kepada masyarakat bisa lebih cepat," ucap dia. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.