Bisnis
Upaya Turunkan Harga, Pemerintah Tambah Beras SPHP Jadi 100 Ribu Ton
Seperti diketahui, bantuan pangan beras ini akan digelontorkan selama tiga bulan yaitu September, Oktober, dan November 2023.
TRIBUN-BALI.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan menambah pasokan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) menjadi 100 ribu ton per bulan dari saat ini 50 ribu ton per bulan.
“Sekarang kita operasi SPHP akan ditingkatkan dari 50 ribu (ton) ke 100 ribu (ton),” kata Menko Airlangga setelah rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/9).
Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga akan terus melanjutkan bantuan beras minimal 200 ribu ton ke pasar. “Kemudian bantuan beras kan terus berjalan. Itu kan minimal 200 ribu (ton) sebulan. Operasi pasar 300 ribu (ton) sebulan,” ujar dia.
Pemerintah, ujar Airlangga, juga akan memperlancar distribusi beras untuk menjaga ketersediaan di pasar yang dalam beberapa waktu terakhir ini terkendala sehingga menjadi salah satu faktor kenaikan harga beras. “Distribusi justru terus didorong supaya lancar dan di pasar-pasar induk supaya stoknya terpenuhi,” kata dia.
Menurut Airlangga, dampak dari kenaikan harga beras saat ini belum terlalu signifikan terhadap inflasi. Dampak kenaikan harga beras terhadap inflasi pada September 2023 ini sebesar 0,05 persen.
Baca juga: PJ Gubernur Bali Dorong Maskapai Garuda Tambah Penerbangan ke Bali Usai Situasi Kian Normal & Baik
Baca juga: Santunan Kematian dan Beasiswa Diterima Ahli Waris Pegawai Dinas Pertanian Kota Denpasar
Baca juga: BREAKING NEWS! 571 Guru Kontrak Naik Gaji Rp 900 Ribu Pada APBD Perubahan Tahun 2023

Selain beras, Airlangga mengatakan pemerintah juga akan segera mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan harga jagung agar laju inflasi masih sesuai jangka pemerintah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Airlangga, telah memberikan waktu 1-2 bulan kepada jajaran menteri untuk mengendalikan harga pangan. “Ya pokoknya sampai akhir tahun ini bisa selesai, dalam 1-2 bulan ke depan,” kata Airlangga.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan berbagai upaya pemerintah terus dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga pangan agar daya beli masyarakat dan inflasi pangan tetap terkendali. Salah satunya dengan meluncurkan bantuan pangan beras tahap kedua yang menyasar pada masyarakat pendapatan rendah.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, bantuan pangan beras tahap kedua sudah tersalurkan 120.275 ton atau 59,89 persen dari alokasi untuk Bulan September di 38 provinsi.
Adapun alokasi penyaluran bantuan pangan beras untuk September 200.826 ton.
“Saat ini bantuan pangan tahap kedua telah tersalurkan mencapai 59,89% sehingga diharapkan dapat berfungsi sebagai bantalan yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya bagi 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM),” ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (27/9).
Arief menambahkan, upaya intervensi ini harus terus dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Terutama masyarakat berpendapatan rendah dan menekan laju kenaikan harga beras. "Tentunya hal ini akan berdampak pada pengendalian inflasi,” terang dia.
Selanjutnya dalam rangka stabilisasi harga beras serta antisipasi terus berlanjutnya kenaikan harga di tingkat konsumen, Bapanas juga terus mendorong percepatan penyaluran beras SPHP 784.000 ton.
Yakni melalui SIGAP SPHP dan penyaluran cadangan beras pemerintah di Pasar Induk Beras Cipinang dengan target total 4.500 ton. Serta gerakan pangan murah yang juga terus digencarkan di berbagai wilayah.
Kemudian gerakan pangan murah juga terus dilaksanakan dan di pasar pasar juga digelontorkan, baik di PIBC sebagai barometer nasional dan pasar tradisional maupun modern. Sehingga nanti memberikan alternatif konsumen untuk membeli beras SPHP dengan harga 10.900 per kg.
Langkah intervensi yang dilakukan NFA bersama Perum Bulog dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog berdampak pada tren penurunan harga beras medium (IR 64 III) secara gradual per tanggal 22 September 2023 menyentuh harga Rp 11.861 per kg.
Data BPS menyebutkan pada Agustus 2023, beras memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,05
Bank Indonesia Berharap Pameran KKI Dorong Promosi UMKM Naik 40 Persen |
![]() |
---|
EKSPOR Furnitur ke AS Kena Tarif 19 Persen, HIMKI: Buyer Beralih ke Vietnam |
![]() |
---|
Mider Akhirnya Bisa Beli Gas 3 Kg, 3 Hari Langka di Pasaran, Pemkab Klungkung Gelar Operasi Pasar |
![]() |
---|
Ada 4.792 Pangkalan Resmi di Bali, Pertamina Jamin Ketersediaan LPG 3 Kg Sampai Pelosok |
![]() |
---|
Penjualan Properti Hunian Terkontraksi 3,80 Persen, Survei BI: Harga Tumbuh Terbatas Kuartal II-2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.