Berita Karangasem

Satelit Rekam 33 Titik Api di Gunung Agung, Kebakaran Hutan Mendekati Pemukiman Warga, Api Merembet!

Berdasarkan pantauan Satelit NASA-SNPP terekam 33 titik api yang membakar hutan lereng Gunung Agung. Sedangkan berdasarkan pengamatan Satelit NASA-NOA

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Istimewa
MEMANTAU KEBAKARAN - Petugas memantau kebakaran hutan di lereng Gunung Agung, Kamis (28/9). Mereka memantau dari Banjar Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem. Titik api terus bertambah yang membuat kebakaran meluas. 

TRIBUN-BALI.COM - Kebakaran hutan di lereng Gunung Agung meluas, Kamis (28/9). Titik api bertambah mencapai puluhan. Api terus membesar dan kebakaran pun merembet hingga ke puncak Gunung Agung.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengungkapkan, api menjalar ke arah timur Gunung Agung menuju wilayah Banjar Belong, Banjar Juntal, Banjar Bantas, Kecamatan Kubu.

"Kalau dari jauh, hanya terlihat asap. Tapi kalau lihat titik hot spot kebakaran hutan lewat aplikasi Sipongi Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Bali, ada puluhan titik api. Sebarannya cukup banyak," ungkap Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Berdasarkan pantauan Satelit NASA-SNPP terekam 33 titik api yang membakar hutan lereng Gunung Agung. Sedangkan berdasarkan pengamatan Satelit NASA-NOAA20 tercatat hanya 25 titik. Kemudian Satelit NASA-MODIS hanya tiga titik.

Baca juga: Stok Elpiji 3 Kg Menipis di Bali, Tak Tepat Sasaran karena Digunakan Hotel, Laundry, Restoran

Baca juga: 2 Tersangka Tragedi Lift Maut Ayuterra Resort Ubud Diperiksa! Polres Gianyar Pertimbangkan Penahanan

Baca juga: Truk Pasir Balapan di Sirkuit Landih Bangli Bali

Kebakaran di Gunung Agung.
Kebakaran di Gunung Agung. (Istimewa)

"Jarak api di Banjar Belong ke lahan dan pemukiman penduduk sekitar 20 kilometer. Sedangkan jarak api di Banjar Juntal ke pemukiman warga kurang lebih sekitar tujuh kilometer. Pergerakan api mengarah menuju ke atas Gunung Agung. Kami terus melaksanakan pemantauan untuk langkah selanjutnya," paparnya.

Arimbawa mengatakan, damkar tak bisa mencapai lokasi lantaran kebakaran berada karena akses medan yang tidak memungkinkan untuk dilalui. Pemadaman dilakukan secara manual oleh petugas gabungan dari BPBD, Damkar, Polri, TNI dan warga

Dengan cuaca panas ditambah angin berembus cukup kencang, kebakaran berpotensi meluas. Api dengan mudah menyulut daun, ranting dan rerumputan kering di lereng Gunung Agung. Petugas memutus api dengan membuat sekat di tanah.

"Kemarin petugas gabungan membuat sekat untuk sementara. Ini agar kobaran api tidak menjalar ke pemukiman penduduk. Sekarang kobaran api menjalar menuju ke atas," ungkap Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Karangasem, Made Agus Budiasa mengatakan, kasus kebakaran meningkat saat musim kemarau. Dari Agustus hingga 28 September 2023, kebakaran mencapai sekitar 60 kasus. Kejadian didominasi kebakaran hutan.

"Sekarang musim kemarau. Kasus kebakaran sebagian besar karena kondisi alam serta kelalaian manusia. Saya meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, jangan pernah membakar sampah," ujarnya. (ful)

Berkobar di Ketinggian 1.700 Mdpl

Koordinator Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur, Made Warta mengungkapkan, kebakaran hutan di lereng Gunung Agung terjadi di ketinggian sekitar 1.700 Mdpl (meter di atas permukaan laut). Pemadaman tak bisa dilakukan secara optimal karena akses ke lokasi tak bisa dilalui armada pemadam kebakaran.

Warta juga pun belum bisa memperkirakan luas areal hutan yang terbakar. "Untuk luas hutan yang terbakar belum dipastikan. Api masih menjalar ke puncak. Kemungkinan karena cuacanya panas sehingga sangat mudah terbakar. Petugas tidak bisa ke lokasi karena medannya terjal," demikian kata Made Warta. (ful)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved