Berita Bali
Tren Positif UMKM di Bali Lewat Tokopedia Ditunjang Kelas Maju Digital dan Hyperlocal
Tren Positif UMKM di Bali Lewat Tokopedia Ditunjang Kelas Maju Digital dan Hyperlocal
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
Sepanjang tahun 2022, Tokopedia terus mempromosikan produk IKM/UKM di Kota Denpasar agar dapat terus berkembang dan menarik minat masyarakat melalui berbagai kolaborasi, khususnya dengan Pemerintah Kota Denpasar dalam rangka mendorong kesadaran dan meningkatkan kompetensi para pelaku IKM/UKM di Kota Denpasar.
“Dalam memasarkan produk secara digital. Dekranasda Kota Denpasar tentunya berterima kasih atas jalinan kerjasama dan sinergitas yang diberikan untuk mensukseskan acara ini,” kata dia.
“Mudah-mudahan kegiatan baik ini menjadi momentum tumbuhnya semangat berwirausaha, berkreasi dan berinovasi baik kepada perajin yang menjadi penerima manfaat maupun kepada perajin binaan lainnya,” imbuhnya.
TuTu and Co yang dibangun Wiko Wikarta menjadi salah satu contoh UMKM Bali yang telah merasakan dampak positif dari berjualan online di Tokopedia.
“TuTu and Co lahir sebagai upaya saya untuk bangkit di tengah pandemi Covid-19 lalu. Walau saya memiliki pengetahuan berbisnis yang terbatas, saya selalu teringat dengan semangat Tokopedia untuk ‘mulai aja dulu’,” ungkapnya.
Berkat berjualan online di Tokopedia, omzet TuTu and Co bisa meningkat 2,5 kali lipat. Bahkan TuTu and Co mendapat kesempatan untuk terlibat pada kegiatan G20 lalu menjadi salah satu souvenir yang dipamerkan.
“Salah satu produk saya gelang Tridatu, dulu saya jual Rp 8.000 diawal, sekarang harganya Rp 4.500, bahan baku dipastikan berkualitas,” ucapnya.
Brand Indonesia asal Kota Denpasar, Bali ini menjual aksesori fesyen dengan material manik berkualitas ini memanfaatkan Tokopedia sejak akun media sosial bisnis miliknya tidak dapat diakses.
“Saat baru bergabung, ternyata Tokopedia sangat mendukung bisnis kecil seperti brand Tutu & Co. Manfaat yang kami dapat adalah meningkatnya brand awareness, sehingga kami memiliki pembeli dari Sabang sampai Merauke," terang dia.
Bahkan, berbagai kampanye seperti Tokopedia Fashion Week, Waktu Indonesia Belanja (WIB), Cantik Fest, dan Serbu Official Store (SOS) memberi pengaruh terhadap peningkatan penjualan produknya.
Sambil mengembangkan bisnisnya dengan memperluas pasar, Wiko juga tetap mempertahankan kualitas aksesori yang dibuat tanpa risau dibandingkan dengan produk sejenis namun dengan harga lebih murah.
Bagi Wiko, menjual produk dengan bahan berkualitas dan proses pengerjaan yang detil adalah hal utama.
Selain mengutamakan kualitas, Wiko juga mempunyai misi untuk mengubah stigma profesi perajin bagi warga Bali.
“Nama TuTu & Co tidak hanya sekedar unik, kata dari ‘& Co’ saya gunakan karena mewakili perajin Bali yang membantu pembuatan aksesori TuTu & Co," kata dia.
"Saya berharap, stigma profesi perajin yang semula dianggap tidak berpenghasilan, akan berubah menjadi sebuah profesi pilihan yang juga menghasilkan,” imbuh Wiko yang kini memiliki tujuh karyawan penduduk lokal Bali yang ia rekrut melalui kepala desa.
“Kalau bisnis jangan kompromi kualitas, kalung dari saya ada seller dari Inggris, menjadi desain untuk majalah terkemuka di sana, tampil di Elle Magazine” tuturnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.