Berita Bali

Pemprov Bali Optimistis LRT, Targetkan Groundbreaking Paling Lambat Juni 2024

Samsi juga merinci jalur LRT yang akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi,

Istimewa
PERTEMUAN - Pertemuan antara Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dengan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra dan jajaran membahas LRT Bali, di Jakarta, Selasa (3/10).  

TRIBUN-BALI.COM - Groundbreaking Light Rail Transit (LRT) di Bali rencananya akan dipercepat pada awal 2024. Pihak Pemerintah Provinsi Bali optimistis groundbreaking LRT di Pulau Dewata bisa dilakukan awal 2024 atau maksimal Juni 2024.

“Kita usahalah maksimal (optimistis groundbreaking LRT di Bali bisa dilangsungkan pada awal 2024). Kita lagi ngitung terus ya. Jadi dengan segala resources yang ada, kita hitung untuk percepatan supaya bisa groundbreaking,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta, Rabu (4/10).

Jadwal groundbreaking ini akan diusahakan terlaksana pada semester satu atau yang paling lambat pada Juni. Samsi tengah menghitung berapa biaya konstruksi, sumber biaya dan skema pendanaan dari proyek LRT ini nantinya.

“Jadi masih mencoba menghitung dengan segala skenario. Ini yang harus dipercepat semua kan? Terus pengelolaannya seperti apa, masa transisinya pada saat konstruksi akan bagaimana, gitu lho. Jadi banyak yang harus diurus. Itu yang harus kita percepat sekarang,” imbuhnya.

Nantinya sebagian besar pembangunan LRT di Bali masih pada planning awal yakni di bawah tanah. Juga akan ditambahkan penggunaan armada bus di Central Parkir agar fungsinya sebagai terminal bisa digunakan.

Baca juga: 4.083 Personel Polri Dikerahkan Untuk Dukung Pengamanan KTT AIS Forum 2023 di Bali

Baca juga: NID Nekat Minum Racun Pemberantas Hama, Begini Kondisi Gadis Asal Songan Kintamani Itu

Baca juga: Tol Gilimanuk-Mengwi Berlanjut 2024,Konsorsium Presentasi ke PJ Gubernur Bali,Target Tuntasnya 2027

Ilustrasi LRT di Bali
Ilustrasi LRT di Bali (Tribun Bali/Dwi S)

LRT ini akan terdapat tiga fase. Fase 1, rutenya dimulai dari Bandara hingga Seminyak. Fase satu ini dibagi lagi menjadi Fase 1A dengan rute Bandara hingga Central Parkir, 1B dengan rute Central Parkir hingga Seminyak. Fase 2, rute Seminyak hingga Canggu, dan Fase 3 dengan rute Canggu hingga Mengwi. Pengerjaan LRT akan difokuskan terlebih dahulu di Fase 1A dan 1B.

“Fase 1B secara teknis sudah kita evaluasi. Nanti kita lihat ya seperti apa, tapi belum bisa update karena masih dalam proses pembahasan-pembahasan. Ini masih kita lakukan pendalaman terhadap hasil dari FS (feasibility study) itu apakah kira-kira wajar atau tidak. Apakah mungkin ada yang bisa berubah dan sebagainya,” katanya.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya beraudiensi ke Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Jakarta, Selasa (3/10) guna membahas tentang progres rencana pembangunan LRT di Bali.

Dalam pertemuan tersebut, Sang Mahendra meminta arahan langsung dari Menteri PPN/Bappenas RI, Suharso Monoarfa terkait program-program pembangunan di Provinsi Bali oleh pusat, salah satunya pembangunan LRT. Sementara itu secara teknis, materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut disampaikan Samsi yang juga turut serta dalam pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Suharso Monoarfa pun memberikan arahan agar selain menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari luar negeri, opsi pinjaman dalam negeri dapat dipertimbangkan.

Mengingat urgensi pelaksanaan, Menteri Monoarfa akan mendorong opsi pendanaan berupa pinjaman dalam negeri untuk memastikan kehadiran pemerintah dalam proyek ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun prasarana berupa  terowongan, trek, stasiun, depo, dan konstruksi sipil lainnya.

Dalam pertemuan tersebut juga disinggung peluang memerankan Bali-Kerthi Development Fund (BDF) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Bali, diharapkan mampu menjadi jalan keluar dan berperan sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) guna mengelola sumber dana nonpemerintah yang digunakan khusus untuk pembiayaan pembangunan Bali, khususnya rencana LRT.

"Kita sudah diminta harus mulai menyiapkan timeline dan menghitung mundur dari saat groundbreaking yang direncanakan di awal atau periode semester I tahun 2024. Kita harus bergerak cepat karena proyek ini sudah bergulir sangat cepat, dan pemerintah pusat sudah mulai mengambil posisi. Bahkan meminta, dan memberikan beberapa alternatif jalan keluar bagi Bali untuk mengembangkan dan mengoperasikan LRT," ujar Samsi.

Samsi juga merinci jalur LRT yang akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi, yang kedepannya direncanakan mencakup seluruh wilayah Bali.

"Yang menjadi prioritas saat ini adalah Fase 1 Bandara-Seminyak, karena jalur ini sudah mengalami tingkat kemacetan yang lumayan parah. Sebagian besar akan menggunakan jalur bawah tanah, tapi di tempat-tempat yang memungkinkan memakai jalur at grade (menyentuh tanah) maka kita akan gunakan metode itu," imbuh Kadis yang sebelumnya meniti karir di pemerintah pusat ini.

Untuk mendapatkan pembiayaan yang cukup dalam menjaga keberlangsungan pengoperasian LRT secara kontinyu dari pelayanan yang diberikan, telah diusulkan pula agar LRT ini masuk dalam konsep perluasan layanan sebagai upaya memberikan alternatif layanan yang lebih efisien dan memecah kemacetan Bandara.

"Dalam hal ini, yang kita bicarakan adalah pelayanan ekstra yang nantinya akan dinikmati oleh para penumpang LRT menuju Bandara. Diantaranya bisa melakukan check in di luar Bandara, mendapatkan kepastian masuk area Bandara tanpa takut terjebak kemacetan, kemudian memungkinkan mereka menikmati waktu yang tersedia saat menunggu pesawat boarding. Mereka masih bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk menikmati Bali sebelum waktu keberangkatan," rincinya.

"Yang terpenting dari skema ini adalah menangani kemacetan, serta memastikan pariwisata Bali berada di posisi next level layanan yang ada saat ini. Pariwisata kita bagus, tapi kita perlu pembenahan melalui dukungan infrastruktur, khususnya moda transportasi yang memadai. Ini akan memastikan daya saing Bali meningkat pesat dibandingkan destinasi wisata lainnya di dunia," katanya. (sar)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved