berita bali
Apa Itu KTT AIS Forum, Bagaimana Sejarahnya, 51 Negara Jadi Anggotanya, Berikut Penjelasannya
Apa Itu KTT AIS Forum, Bagaimana Sejarahnya, 51 Negara Jadi Anggotanya, Berikut Penjelasannya
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - AIS Forum merupakan singkatan dari Archipelagic and Island States Forum atau Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil.
AIS Forum merupakan sebuah wadah kerja sama antar negara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global, khususnya pembangunan kelautan.
Negara Kepulauan (bahasa Inggris: archipelagic state) merupakan suatu istilah yang berasal dari hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentang Hukum Laut yang memiliki arti suatu negara pulau yang wilayahnya terdiri atas satu gugus kepulauan besar atau lebih dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
Negara pulau dan kepulauan sepakat untuk membentuk AIS Forum yang saat itu dilaksanakan secara kolektif oleh 21 negara yang hadir pada pertemuan antar Menteri di Manado, 2018 silam lewat Manado Joint Declaration.
Saat itu, inisiator utama atau yang mengusulkan pembentukan berdirinya AIS Forum adalah Republik Indonesia.
Negara pulau dan kepulauan bisa menjadi poros baru global.
AIS Forum akan menjadi kekuatan baru di kancah dunia dan bisa menjadi organisasi multiregional yang dapat berperan strategis dalam arah kebijakan tata kelautan dunia.
AIS Forum punya keunikan tersendiri karena mampu merangkul dan mengumpulkan semua negara pulau dan kepulauan yang ada di dunia, tanpa memandang wilayah, ukuran, dan tingkat pembangunannya.
Ini sejalan dengan prinsip kerja sama AIS Forum yang inklusif dan berdasarkan asas solidaritas, keadilan, dan timbal balik.
Setelah Ocean Conference 2017 di kota New York dan Konferensi Forum Negara Pulau dan Kepulauan di Jakarta pada 2017, lahirlah pemahaman bersama di antara negara- negara partisipan AIS Forum.
Ocean Conference 2017 Konferensi Forum Negara Kepulauan dan Kepulauan di Jakarta pada 2017.
Forum Negara Pulau dan Kepulauan kemudian secara resmi dibentuk melalui adopsi Deklarasi Bersama Manado pada Pertemuan Tingkat Menteri pertama negara-negara peserta pada 1 November 2018.
Pertemuan tingkat menteri dalam forum ini kerap berlangsung setiap tahun.
Ada total 51 negara yang berpartisipasi dalam AIS Forum, antara lain: Antigua and barbuda, Bahamas, Bahrain , Barbados, Belize, Cabo Verde, Cook Islands, Comoro Islands, Cuba , Cyprus, Dominica , Dominica Republic, Federated States of Micronesia, Fiji, Grenada, Guinea Bissau, Guyana, Haiti, Iceland, Indonesia, Ireland, Jamaica, Japan Kiribati, Madagascar, Maldives, Malta, Marshall Islands, Mauritius, Nauru, Niue, New Zealand, Palau, Papua New Guinea, Phillipines, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent and the Grenadines, Samoa, Sao Tome and Principe, Seychelles, Singapore, Solomon Islands, Sri Lanka, Suriname, Timor Leste, Tonga, Trinidad and Tobago, Tuvalu, United Kingdom dan Vanuatu.
Keterlibatan aktif Indonesia dalam AIS Forum bisa dibilang sangat penting.
Selain perannya sebagai inisiator pembentukan forum, hal ini akan jadi langkah yang sangat penting, khususnya dalam upaya mewujudkan lautan dunia yang berkelanjutan.
Indonesia juga akan menjadi pelaku utama perjuangan masyarakat dunia untuk melawan dampak perubahan iklim.
Di sisi lain, forum tersebut juga merupakan wujud kepemimpinan Indonesia di kancah internasional.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, serta kekuatan ekonomi sejak G20, Indonesia memiliki posisi dan peran strategis untuk menjalankan kolaborasi dengan negara- negara kepulauan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi sebagai inisiator utama dari AIS Forum menggandeng United Nations Development (UNDP) Indonesia sebagai pelaksana Sekretariat AIS Forum.
Kalau biasanya hanya ada Ministerial Meeting, di tahun 2023 ini untuk pertama kalinya Konferensi Tingkat Tinggi/KTT (High Level Meeting) AIS Forum akan diadakan.
KTT AIS Forum ini bertujuan untuk memantapkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global.
KTT AIS akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2023.
Seperti pertemuan sebelumnya (4th Ministerial Meeting), KTT AIS akan digelar di Bali, Indonesia.
Venue Meeting berlokasi di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) Kawasan The Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Pelaksanaan KTT AIS Forum akan didahului oleh rangkaian side events yang telah berlangsung dari 5 Oktober 2023 lalu.
Selain itu, di tanggal 10 Oktober 2023 akan dilaksanakan Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat Menteri) ke-5 AIS Forum yang akan menjadi pembuka dari KTT AIS Forum di 11 Oktober 2023.
KTT AIS Forum 2023 mengambil tema "Membina kolaborasi, Memajukan Inovasi Untuk Laut dan Masa Depan Bersama” (Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future).
Topik pembahasan dalam pertemuan KTT AIS, diantaranya mengenai implementasi ekonomi biru, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, sampah laut yang masuk ke penanggulangan polusi laut, serta tata kelautan dan kemaritiman.
KTT AIS Forum juga akan membahas terkait ilegal fishing.
Namun, pembahasannya tidak hanya mengerucut tentang ilegal fishing tetapi lebih kepada penangkapan ikan yang aman.
Karena itu, negara-negara yang hadir diharapkan dapat saling berkolaborasi mengatasi tantangan dan ancaman terhadap laut.
KTT AIS Forum 2023 akan membahas akar masalah dari ilegal fishing yang dinilai berasal dari masalah kemiskinan dan masalah tata kelola.
Baca juga: Disdikpora dan UPTD PPA Pastikan Anak Agar Tak Sampai Jadi Korban Bullying
Untuk itu, Indonesia hendak mendorong ecotourism menjadi sumber penghidupan masyarakat di pesisir melalui pertemuan internasional tersebut.
Pada tahun 2023, AIS Forum berencana menjalin koordinasi dan kerja sama dengan berbagai organisasi dan inisiatif regional dan global yang telah well-established.
Hal ini dilakukan dengan harapan dapat menyebarluaskan manfaat nyata program dan aktivitas pembangunan AIS Forum kepada lebih banyak anggota masyarakat dan komunitas lokal dan global.
Organisasi lain yang akan bekerjasama pada KTT AIS Forum 2023, yaitu: Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS), Komunitas Karibia (Caricom), Negara Pulau Kecil dan Berkembang (SIDS), Inisiatif Segitiga Koral tentang Terumbu Karang, Perikanan, dan Keamanan Pangan (CTI-CFF), Melanesian Spearhead Group (MSG), Forum Pembangunan Pulau-Pulau Pasifik (PIDF), Forum Pulau-Pulau Pasifik (PIF).
Pelaksanaan KTT AIS Forum 2023 di tengah keketuaan ASEAN 2023 semakin menguatkan posisi Indonesia di kancah global.
Kemitraan dan KTT AIS Forum 2023 disebut akan membawa sejumlah manfaat.
Pertama sisi teknologi, teknologi yang lebih maju dalam menangkap ikan agar nelayan dapat mengetahui lokasi ikan, termasuk jenis dan besaran volumenya sehingga akan menghemat waktu penangkapan.
Kedua kesadaran iklim, peningkatan pengetahuan dan kesadaran iklim untuk nelayan.
Teknologi ini penting supaya nelayan terbantu dalam memprediksi iklim saat akan melaut.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.