Bikin Pernyataan Wayan Mirna Bukan Tewas karena Racun Sianida, Berikut Profil dr Djaja Surya Atmadja
Bikin Pernyataan Wayan Mirna Bukan Tewas karena Racun Sianida, Berikut Profil dr Djaja Surya Atmadja
TRIBUN-BALI.COM - Kasus kematian Wayan Mirna yang telah tujuh tahun berlalu kini dibuka kembali lewat film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso rilis di Netflix.
Berbagai kejanggalan pun diungkap beberapa pihak yang sempat terlibat dalam pengungkapan kasus kematian Wayan Mirna akibat racun sianida itu.
Kejanggalan yang mencuat terkait jumlah sianida yang ada dalam tubuh Mirna Salihin yang semula 0 menjadi 0,2 mg setelah tiga hari kematiannya.
Baca juga: Isu Asuransi Putri Ni Ketut Sianti Wayan Mirna Rp 69 Miliar Masih Jadi Bola Liar, Ada Sayembara?
Kini nama dr dr Djaja Surya Atmadja menjadi sorotan publik setelah penjelasannya mengenai kontroversi kasus kopi sianida yang melibatkan nama Mirna Salihin dan Jessica Wongso.
Film dokumenter investigasi "Ice Cold" yang tayang di Netflix, membuat dokter forensik tersebut menjadi salah satu orang yang membantah bahwa Mirna meninggal dunia akibat meminum kopi berisi sianida.
dr Djaja Surya Atmadja, salah satu ahli forensik yang terlibat dan menjadi orang pertama yang menangani Alm.
Baca juga: Begini Kondisi Ibunda Wayan Mirna, Wanita Banjar Teges Gianyar, Ditinggal Kawin Edi Darmawan
dr Djaja Surya Atmadja memberikan pernyataan terkait penyebab kematian Mirna Salihin bukankanlah sianida.
Penjelasan dokter Djaja tersebut lantas membuat netizen semakin yakin akan kejanggalan kasus ini yang sebenarnya tidak bisa dengan mudah dijatuhi hukuman karena tidak ada bukti pasti, salah satunya tidak adanya otopsi menyeluruh di tubuh Mirna Salihin.
Dari penjelasan dr. Djaja banyak yang memahami dan mengerti bahwa penjelasan dr Djaja sangat masuk akal dengan background bukan sembarang ahli karena dr Djaja merupakan peneliti bidang sianida selama 30 tahun.
Lalu siapakah sosok dr. Djaja Surya Atmadja?
Berikut profil lengkapnya.
Profil dr Djaja Surya Atmadja
Bernama lengkap Djaja Surya Atmadja, dr. Djaja lahir di Jakarta pada 19 Mei 1960 .
Iklan untuk Anda: Neraka di langit: Pesawat penumpang bertabrakan secara langsung
Advertisement by
Ia merupakan ahli forensik yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan terlibat dalam penanganan jenazah Mirna pada 2016 silam.
Saat itu, ia melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab kematian Mirna.
Namun, dalam persidangan, ia memberikan kesaksian bahwa tidak ada bukti kontaminasi sianida dalam tubuh Mirna, yang berbeda dari tuduhan yang telah dipercayai publik.
Pendidikan dr Djaja Surya Atmadja
Dokter Djaja menyelesaikan pendidikan kedokteran sarjana di FKUI dan selesai tahun 1986.
Usai lulus dan mendapat gelar dokter, beliau melanjutkan pendidikan Spesialis Forensik di universitas yang sama (UI) dan lulus tahun 1990.
Tak cukup sampai situ saja, dr. Djaja merupakan sosok yang sangat menyukai belajar, hingga akhirnya beliau memutuskan mengambil gelar Ph.D bidang DNA Forensik di Kobe University, Jepang dan lulus tahun 1995.
Ternyata ilmu bidang kedokteran yang dikuasainya tak membuat dr. Djaja puas, sehingga membuat beliau terus haus akan ilmu dan membuatnya belajar bidang sosial humaniora yaitu ilmu hukum.
Dr. Djaja kembali menjadi mahasiswa S1 Ilmu hukum UI yang berhasil lulus tahun 2001.
Tak puas sampai di situ, dr. Djaja terbang ke National School of Public Health, Utrecht, Belanda untuk belajar Kedokteran Forensik jenjang diploma yang juga berhasil lulus tahun 2001.
Perjalanan Karier dr Djaja Surya Atmadja
Mentereng dengan lima gelar yang dimiliki, dr Djaja memiliki karir yang juga mengesankan, beliau pernah menjabat sebagai Presiden Indo Pacific Association of Law, Medicine, and Science (INPALMS) sejak tahun 2016-2019.
Bukan hanya aktif sebagai dosen FKUI saja, dr. Djaja juga mengajar di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta sebagai dosen kedokteran forensik dan hukum kesehatan sejak tahun 2001 hingga sekarang.
dr Djaja Surya Atmadja juga seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan terlibat menangani jenazah alm. Mirna Salihin secara langsung tahun 2016 lalu.
Pria 63 tahun ini juga merupakan dosen sekaligus dokter yang begitu disegani dengan keilmuannya.
Beliau merupakan ahli DNA forensik pertama di Indonesia yang kiprah karir dalam kedokterannya dipercaya banyak orang sebagai seorang praktisi di bidang forensik.
Artikel ini telah tayang di Pos Belitung
Kenaikan PPN 12 Persen Resahkan Masyarakat, Bagaimana Antisipasi Pemprov Bali? |
![]() |
---|
Profil Edi Damawan Ayah Mirna Salihin yang Mengaku Dekat dengan Ferdy Sambo, Kini Minta Maaf ke Otto |
![]() |
---|
Isu Asuransi Putri Ni Ketut Sianti Wayan Mirna Rp 69 Miliar Masih Jadi Bola Liar, Ada Sayembara? |
![]() |
---|
Begini Kondisi Ibunda Wayan Mirna, Wanita Banjar Teges Gianyar, Ditinggal Kawin Edi Darmawan |
![]() |
---|
Buntut Film Jessica Wongso, Ayah Wayan Mirna Salihin Ngaku Dendam, Ada Apa dengan Edi Darmawan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.