Berita Gianyar
Harga Babi Terjungkal, Kambing dan Sapi Stabil
Berdasarkan data Bidang Budidaya Peternakan Dinas Pertanian Gianyar, penurunan harga hanya terjadi pada babi.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Hingga beberapa bulan ke depan Bali, tidak ada hari raya yang membutuhkan daging, baik itu daging babi, sapi maupun kabing.
Kondisi tersebut pun diprediksi berpengaruh pada nilai jual hewan tersebut.
Namun berdasarkan data Bidang Budidaya Peternakan Dinas Pertanian Gianyar, penurunan harga hanya terjadi pada babi.
Sementara dua hewan kurban lainnya masih stabil.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Budidaya Peternakan Distan Gianyar, Anak Agung Parwata, Selasa 17 Oktober 2023.
Dia menejalaskan, sampai pertengahan Oktober 2023 ini, pihaknya belum mendapatkan keluhan dari peternak sapi dan kambing.
Padahal, sebelumnya ada dugaan nilai jual sapi dan kampung akan turun.
"Sampai saat ini, harga jual sapi dan kambing stabil. Karena itu, jumlah populasi kedua hewan tersebutpun stabil," ujarnya.
Baca juga: 7 Arti Mimpi Tentang Kuda Nil, Perlu Banyak Istirahat dan Jaga Kesehatan Mental
Baca juga: Perda Pajak dan Retribusi Daerah Bermuara Pada Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Dia menjelaskan, masyarakat di Gianyar biasanya memelihara sapi atau kambing sebagai sambilan untuk mengisi hari luang.
Dan, hewan tersebut pun biasanya dipelihara pada tegalan. Agung Parwata mengatakan, musim kemarau tak mempengaruhi pasokan makanan untuk dua peliharaan tersebut.
"Umumnya peternak ini adalah petani, jadi mereka tidak kesulitan mencari pakan" ujarnya.
Adapun populasi sapi di tahun 2023 ini di Kabupaten Gianyar lebih dari 36 ribu. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2022 yang kala itu sebanyak 31.660 ekor.
"Saat ini harga jual sapi hidup Rp 44 ribu per kilogram untuk berat sapi total di atas 400 Kg. Sedangkan di bawah 400 kg harga jualnya maksimal Rp 42.000 per Kg. Harga itu masih tergolong stabil," ujarnya.
Sementara jumlah populasi kambing, Agung Parwatan mengatakan jumlahnya stabil. Rata-rata 900an ekor setiap tahunnya.
"Populasi kambing belum ada peningkatan padahal pakan melimpah," ujarnya.
Namun, kata Agung Parwata, penurunan harga terjadi pada daging babi.
"Yang membuat peternak tidak habis pikir adalah harga jual babi hidup turun, namun harga pakan tetap bahkan cenderung naik," ungkapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : Polres Badung Petakan Wilayah Rawan Konflik Jelang Pemilu 2024
Kata dia, pihaknya kerap mendapatkan keluhan dari peternak.
"Keluhan banyak datang dari peternak babi. Harga jual hidup saat ini terjun bebas di harga Rp 27 ribu per Kg. Sedangkan harga ideal agar peternak tidak merugi dengan harga pakan selama pemeliharaan sebesar Rp 34 ribu per kg hidup. Kondisi ini sudah terjadi sejak sebulan lalu, turunnya harga ini dimungkinkan akibat turunnya tingkat konsumsi dan berkurangnya kegiatan upakara Hindu, sehingga kebutuhan menurun," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.