Berita Karangasem

Luas Lahan Gunung Agung Yang Terbakar Capai 745 Hektare

Kebakaran lahan sekitar lereng Gunung Agung Karangasem terus meningkat.

|
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Petugas gabungan Kab. Karangasem melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekitar lereng Gunung Agung. 

AMLAPURA, TRIBUN-BALI. COM - Kebakaran lahan sekitar lereng Gunung Agung Karangasem terus meningkat.

Sampai 17 Oktober 2023, luas lahan  atau hutan lindung yang terbakar di Gunung  Agung  diperkirakan mencapai 745 hektare.

Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat karena cuaca belum bersahabat.

Koordinator Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Timur, I Made Warta, mengatakan, luas hutan yang terbakar capai 750  hektaran.

Terbanyak hutan di bagian timur, seperti  Kecamatan  Kubu.  Untuk  Kecamatan Rendang sedikit. Sedangkan Kecamatan Bebandem, Selat, dan Kecamatan Abang masih aman. Belum ada yang terbakar

"Kita masih tetap memantau. Biasanya kebakaran lereng  Gunung Agung terjadi saat siang. Penyebabnya karena kemarau panjang, sedangkan kadar air di pohon serta semak sangat sedikit. Sehingga mempercepat kebakaran. Petugas tetap siaga memadamkan jika bisa dijangkau,"kata Warta, Selasa (17/10) siang hari

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa,  mengatakan, luas hutan  disekitar lereng Gunung Agung yang terbakar sekitar 745 hektare.

Sesuai hasil  perhitungan dari UPT. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur.

Angka ini diperkirakan bertambah karena cuaca panas.

"Ini kebakaran terbesar dari 10 tahun terakhir. Sbelumnya kebakaran besar pernah terjadi tahun 2012 lalu, kobaran api merembet hingga hutan disekitar Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem,"kata Arimbawa. 

Hutan lindung  Gunung Agung  yang terbakar ada di Kecamatan Kubu. Sebarannya di beberapa titik. Diantaranya  di Banjar Bantas, Desa Baturinggit. Banjar Juntal, Kubu.  Daerah Bukit Moncol Pikat, Desa Ban. Daerah Bukit Moncol  Anyar di Desa Ban.  Sedangkan terakhir  hutan lindung di  Munduk Dukuh,Desa Dukuh,Kecamatan Kubu

Pria asal Singaraja menambahkan, penyebab utama meningkatnya luas hutan yang terbakar karena el nina. Kemarau diperkirakan panjang, hingga memasuki awal 2024.

"Kita himbau masyarakat untuk waspada  dan hati - hati. Jangan  membakar sampah sembarangan. Cuaca tak bersahabat,"imbuh  Arimbawa, sapaan akrab.

Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Karangasem, Pemadam, Polri, TNI serta KPH tetap melakukan pemantauan di lokasi.

Petugas akan ke lokasi melakukan pemadaman jika akses bisa dijangkau."Lokasi kebakaran rata-rata di atas ketinggian. Akses menuju lokasi sulit, medannya terjal,"kata Arimbawa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved