Berita Klungkung
504 Anak di Klungkung Alami Stunting
I Wayan Suta (37) tampak serius mendengar penjelasan tentang penanganan stunting, saat berada di Balai Budaya Ida I Dewa Istri Kanya,
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - I Wayan Suta (37) tampak serius mendengar penjelasan tentang penanganan stunting, saat berada di Balai Budaya Ida I Dewa Istri Kanya, Klungkung, Selasa (18/10/2023). Saat itu Pemerintah Provinsi Bali menyambangi Kabupaten Klungkung, terkait upaya penanggulangan stunting.
Pria yang tinggal di Desa Tojan itu mengaku terus berupaya, agar putra kembarnya tidak mengalami stunting.
Wayan Suta memiliki putra kembar, yang pada awal tahun nanti genap berusia 4 tahun.
Kedua putranya itu terlahir prematur dengan masing-masing seberat 1,5 kilogram.
Seiring berjalanya waktu, berat kedua anaknya itu tidak kunjung naik.
"Anak saya makannya normal, tapi berat badannya tidak naik-naik," ungkap Wayan Suta yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
Selama kurun tiga tahun terakhir (2021-2023) gencar melakukan upaya penurunan angka stunting. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Klungkung, tahun ini stunting di Klungkung tersisa 4,7 persen saja atau sebanyak 504 anak yang tersebar di 4 kecamatan.
“Dari data yang ada stunting tahun 2021, stunting Klungkung datanya 19, 4 persen, kemudian tahun 2022 turun jadi 7 sekian persen dan sekarang 4,77 persen, ini terus turun ini akibat dari intervensi pemerintah dan arti penting generasi kita yang sehat dan berkualitas,” ujar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Suwirta mengatakan, masalah ekonomi keluarga bukan satu-satunya penyebab stunting pada anak. Saat menjalani program bedah desa, ia melihat tidak sedikit masalah stunting dikarenakan faktor pola asuh dan tidak mendapat asupan makanan yang baik.
"Misalnya saja anak-anak ditinggal kerja orangtuanya, terus anak dititip di kakek neneknya yang tidak banyak tahu soal kesehatan. Anak-anak diberikan makanan yang asupan gizinya tidak cukup. Sehingga tumbuh kembang anak jadi kurang. Ini yang menjadi perhatian kita dan PKK terus turun memberikan bantuan susu, dan makanan tambahan lainnya,” tandas Bupati asal Pulau Ceningan, Nusa Penida ini.
Sementara PJ Ketua PKK Provinsi Bali, Ida Mahendra Jaya, didampingi Ketua PKK Klungkung, Nyonya Ayu Suwirta mengatakan, stunting terjadi lantaran tumbuh anak kurang optimal.
Hal ini tidak hanya mempengaruhi fisik namun juga mempengaruhi perkembangan otak secara jangka panjang.
Baca juga: Timnas Indonesia Lolos ke Ronde Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Begini Tanggapan Pelatih Irak
Baca juga: Beda Usia 30 Tahun, Kekayaan Gibran Rakabuming dan Mahfud MD Hanya Beda Rp 3 Miliar
Imbasnya tingkat kecerdasan anak tidak maksimal dan menghambat produktivitas saat dewasa.
“Semua anak-anak yang tercatat stunting ini wajib mendapat perhatian PKK, terus dipantau tumbuh kembangnya. Hingga benar-benar berhasil dengan pemberian makanan tambahan, dan menjaga kesehatan anak-anak ini juga dengan membersihkan gigi mereka setiap hari,” kata Ida Mahendra yang juga seorang dokter gigi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.