TPA Suwung Kebakaran

Wali Kota Denpasar Berkelakar, Beri Tiket ke Singapura Bagi yang Bisa Turunkan Hujan di TPA Suwung

TPA Suwung terbakar, Jaya Negara berkelakar memberikan tiket ke Singapura jika ada yang berhasil menurunkan hujan di TPA Suwung.

|
ist
Walikota Jaya Negara saat mengawasi metode Injeksi Air di Kawasan TPA Suwung, pada Senin 16 Oktober 2023 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kebakaran di TPA Suwung masih berlangsung hingga Rabu 18 Oktober 2023.

Mobil pemadam kebakaran pun masih terus melakukan pemadaman.

Tak hanya itu, helikopter juga masih melakukan water bombing dari udara untuk mempercepat pemadaman.

Baca juga: Hadiah Tiket ke Singapura, Janji Wali Kota Denpasar Bagi yang Bisa Turunkan Hujan di TPA Suwung

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara berkelakar memberikan tiket ke Singapura jika ada yang berhasil menurunkan hujan di TPA Suwung.

"Pokoknya siapa yang mau pakai kamben udeng, bisa hujan (di TPA Suwung) saya pribadi kasi tiket ke Singapura," kelakarnya. 

Sementara itu, pengungsi akibat dari dampak kebakaran TPA Suwung dipulangkan ke daerah asalnya per Selasa 17 Oktober 2023.

Pengungsi tersebut adalah pemulung yang mengais rezeki dari TPA Suwung. Semua pengungsi tersebut juga berasal dari luar Bali.

“Dari arahan Bapak Pj Gubernur, untuk pengungsi kami pulangkan ke daerah asalnya dan dibantu oleh provinsi mulai hari ini,” katanya.

Sementara itu, setelah TPA Suwung terbakar, Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengintensifkan pengelolaan sampah berbasis sumber sebagai salah satu upaya bersama dalam penanganan sampah di Bali.

Hal ini disampaikan Pj Gubernur Bali kepada media seusai menghadiri Rapat Paripurna Ke-44 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023, di Ruang Sidang Utama Kantor DPRD Provinsi Bali, Rabu 18 Oktober 2023.

Pj Gubernur mengatakan, dalam pengelolaan sampah berbasis sumber perlu adanya perubahan paradigma di tengah masyarakat untuk memilah sampah yang dihasilkan, baik sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga maupun sumber penghasil sampah lainnya serta dibarengi dengan penegakan hukum.

“Kita belajar dari kejadian terbakarnya TPA Suwung. Kita tata kelola kembali pengelolaan sampah kita dengan mengintensifkan pengelolaan sampah berbasis dari sumber. Disamping kita optimalkan juga Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) serta Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST),” imbuhnya.

Terkait dengan dampak polusi udara yang terjadi sebagai akibat terbakarnya TPA Suwung, Mahendra Jaya mengatakan, telah dilakukan berbagai penanganan melalui kegiatan kemanusiaan, seperti pembagian masker, vitamin serta menyiagakan puskesmas yang ada, termasuk juga memberi bantuan khususnya bagi masyarakat sekitar yang terdampak.

Terpisah, asap pekat dari kebakaran TPA Mandung Tabanan berdampak pada warga di sekitar lokasi TPA.

Salah satunya ialah warga Perumahan BCA Land Kerambitan, Eki Januar (60), asal Karawang, Jawa Barat, yang tinggal di perumahan itu sejak 2019.

Eki dan anggota keluarganya harus mengungsi menjauh dari perumahan karena dampak asap.

Eki menjelaskan, kejadian TPA Mandung, Sabtu (14/10) itu memang luar biasa.

Karena kepulan asap yang terkena angin membuat nyaris di seluruh perumahan tertutup asap. Gelap gulita.

Karena memiliki bayi, ia dan keluarga memilih mengungsi sementara waktu. Selama dua atau tiga hari sejak kebakaran.

“Ya jadi mengungsi. Soalnya gelap gulita. Nggak kelihatan apa pun. Dari rumah ini sampai bak sampah sana (berjarak sekitar 100 meter). Dan kan ada bayi ini juga. Tapi sekarang sudah agak mendingan asapnya,” ucapnya, Rabu 18 Oktober 2023.

Eki mengaku, sejak 2019 tinggal di bawah atau bersebelahan dengan TPA Mandung.

Hanya berbatas sebuah pagar besi.

Dan dirinya mengetahui betul aktivitas TPA Mandung sejak 2019.

Menurutnya, pada 2019 atau 2020 juga terjadi kebakaran.

“Tapi nggak separah sekarang. Dulu sampahnya juga masih sedikit, belum setinggi seperti saat ini. Sekarang sudah semakin tinggi. Dulu tidak sampai mengungsi,” jelasnya.

Eki mengaku, asap biasanya membumbung tinggi dan ke arah rumahnya yang berada di bawah persis, sekitar pukul 13.00-15.00 Wita.

Dan saat itulah dirinya keluar dari rumah mencari tempat yang tidak tertutup asap.

Kemudian balik lagi, pada malam harinya.

“Jadi memang kalau angin kencang maka asap makin tebal. Dan tadi pemerintah sudah datang membagikan masker dan mengecek kondisi kesehatan kita. Nengok, apa ada warga bermasalah dengan kesehatan apa enggak,” bebernya.

Kepala Dinas LH Tabanan, I Gusti Putu Ekayana mengatakan, perkembangan saat ini api cenderung mengecil.

Hanya tampak 8-12 titik api. Tidak seperti sebelumnya yang hampir menyeluruh di TPA Mandung.

Namun, titik api itu hanya kelihatan ketika malam hari saja. Sedangkan pada siang hari tidak tampak.

Ekayana mengaku, dari faktor asap, ketika dulu awal kebakaran, asap tampak hitam, namun untuk sekarang sudah terlihat berwarna putih.

Itu dapat disimpulkan bahwa hanya tinggal bara api yang tersisa.

Tidak ada api. Hanya saja, ketika terkena embusan angin, maka akan bisa hidup kembali.

“Setelah kami perhatikan lagi, memang ketika tertiup angin seperti ada gasnya. Gas metana yang keluar dengan beraturan. Kami prediksi itu di dalam sudah gosong, kemudian muncul cenderung seperti gas. Atau mungkin sisa gas metana. Tapi tidak lama hanya beberapa menit. Kemudian setengah jam muncul lagi dan berpindah-pindah,” ungkapnya.

Ekayana mengatakan, asap juga sudah mulai menipis dan cenderung berembus ke atas, tidak ke pemukiman warga.

Pihaknya juga sudah memeriksa kesehatan warga, dan membagikan masker ke masyarakat sekitar.

Selanjutnya, juga sudah membuat posko penanggulangan bencana, dan pengungsian.

“Cuma disiagakan, tapi belum digunakan (posko pengungsian). Kami juga standby dua Damkar siang hari dan malam satu atau dua. Tangki DLH juga stand by dengan dua pompa air. Damkar Badung dan Negara juga mendukung proses pemadaman ini. Bupati Sanjaya juga intens mereview untuk penanganan kebakaran ini,” katanya. (sup/sar/ang)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved