Berita Klungkung
Upayakan Pertanian Ramah Lingkungan, Pemkab Gelontor 2 Ton Pupuk Organik ke 4 Subak
Kurangi Ongkos Produksi, Upayakan Pertanian Ramah Lingkungan, Pemkab Gelontor 2 Ton Pupuk Organik ke 4 Subak
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Pemkab Klungkung kembali menyalurkan pupuk organik gratis ke petani, untuk upaya mewujudkan pertanian ramah lingkungan.
Kali ini ada 4 subak yang digelontor total 8 ton pupuk organik, hasil dari olahan sampah di TOSS (tempat olah sampah setempat).
Pupuk organik dari olahan sampah ini diberikan ke para petani di Subak Desa Tangkas, Subak Yeh Hee Desa Gelgel, Subak Pegatepan Desa Jumpai, serta Subak Sampalan Dlod Margi di Desa Gunaksa.
Masing-masing subak diberikan 2 ton pupuk organik.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menegaskan, bantuan pupuk organik ini adalah sebagai upaya Pemkab Klungkung yang serius untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan.
Upaya ini sudah dilakukan berkelanjutan, ke subak-subak yang ada di Klungkung.
Selain itu, upaya ini juga untuk mengurangi ongkos produksi petani, yang selama ini terbiasa dengan pupuk dan pestisida kimia.
"Pupuk yang dibagikan secara gratis ini akan mampu mengurangi ongkos produksi pertanian. Sehingga diharapkan hasil pertanian, khususnya ramah lingkungan akan mempunyai harga yang tidak mahal dan bisa dinikmati semua kalangan," ungkap Suwirta, Minggu, 22 Oktober 2023.
Ia menambahkan, pupuk olahan sampah yang dibagikan ke petani ini diolah dengan teknologi osaki.
Pupuk ini telah diujicobakan kepada sejumlah tanaman pertanian seperti padi , jagung , kedelai , bawang dan cabai.
Ternyata berhasil meningkatkan hasil produksi.
Pupuk organik akan terus diproduksi di TOSS (tempat olah sampah setemapt) di Center maupun TOSS Desa.
Jika ada petani yang serius untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan, pupuk ini bisa diambil secara cuma-cuma di TOSS Dusun Karangdadi, Desa Kusamba.
Sebagai tahap awal, Suwirta minta masing- masing klihan subak untuk menyediakan 1 lahan yang khusus menggunakan pupuk organik.
Lalu ditanami bawang atau produk pertanian lainnya, dan lahan ini akan terus berikan pupuk organik ini secara konsisten.
"Bisa dilihat nanti hasilnya, bahwa dengan pupuk organik hasilnya sama baiknya. Ini sebagai bukti dan contoh, kalau hasil pertanian organik juga akan lebih baik," jelas Suwirta.
Sebelumnya Pemkab Klungkung telah melakukan efektivitas penggunaan pupuk kompos dari olahan sampah organik di TOSS Centre, Dusun Karangdadi, Desa Kusamba dengan melakukan demplot (demontrasi plot)
Demplot tersebut dilaksanakan di lahan seluas sekitar 26 are milik Balai Bibit Utama (BBU) Provinsi Bali, Karangdadi Desa Kusamba, Klungkung. Varietas yang digunakan yakni padi jenis Ciherang, dengan usia tanam tanam 105 hari.
Pelaksanaan demplot, dibagi menjadi 4 petak lahan. Petak I dengan luas sekitar 6 are, memanfaatkan pupuk organik jenis osaki sebanyak 1,34 ton sejak awal masa tanam hingga panen.
Sementara petak II juga memanfaatkan lahan seluas 6 are, dengan memanfaatkan pupuk organik jenis osaki sebanyak 1,18 ton.
Sementara petak III memanfaatkan luas lahan sekitar 6 are, memanfaatkan pupuk organik jenis curah sebanyak 1,42 ton dari awal masa tanam hingga masa panen.
Sementara terakhir petak IV memanfaatkan lahan seluas 8 are, dengan memanfaatkan pupuk kimia jenis urea sebanyak 32 kilogram.
" Jadi kami ambil sampling, lalu kami kalkulasikan hasilnya per hektar. Kalau secara kuantitas, pemanfaatan pupuk kompos memang bisa sekitar 100 kali lipat, dari pupuk urea," ungkap Kadis Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ramalan Shio Minggu Ini 23-28 Oktober 2023, Shio Babi Berusaha Mendapatkan Izin, Bagaimana Shiomu?
Dari hasil demplot, tanaman padi di lahan yang menggunakan pupuk organik, lebih baik dari pada padi yang menggunakan pupuk kimia secara penuh.
Petak sawah I yang memanfaatkan pupuk organik osaki, secara produktifitas menghasilkan gabah mencapai 8,5 ton per hektarnya.
Petak sawah II yang juga memanfaatkan pupuk organik osaki, produktifitasnya menghasilkan gabah mencapai 9,3 ton per hektar.
Petak sawah III yang memanfaatkan pupuk organik jenis curah, menghasilkan gabah mencapai 8,2 ton per hektar. Sementara petak sawah IV menghasilkan 6,2 ton per hektar.
" Kesimpulan dari hasil demplot itu, Secara umum, pupuk organik yang dihasilkan ada nilai tambah pada tanaman padi. Jika dibandingkan dengan full menggunakan pupuk kimia," ungkap Juanida. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.