Mobil Pemedek Nyungsep di Bangli

Jenazah Pasutri Korban Kecelakaan di Jalur Nongan akan Dimakamkan Hari ini di Buleleng

enazah pasangan suami istri orban tergulingnya minibus romobangan Pamedak di Jalur Nongan akan dimakamkan hari ini.

|
Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Istimewa
Nyawa Pasutri Terenggut di Jalanan Nongan Karangasem, Gede Dana Diamankan Sepulang dari rumah sakit. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Jenazah pasangan suami istri, I Gede Siliasa (42) dan Ni Nyoman Ayu (42) salah satu korban tergulingnya minibus rombangan pamedak di Jalur Nongan, Karangasem akan dimakamkan hari ini, Sabtu 18 November 2023.

Hal tersebut disampaikan oleh Perbekel Penuktukan, Komang Gangga Prebawa saat ditemui Tribun Bali pada Jumat 17 November 2023.

Diketahui keduanya merupakan warga asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Keduanya menjadi korban tewas bersama empat orang lainnya dalam kecelakaan yang terjadi di Banjar Dinas Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Kamis 16 November sore.

Lebih lanjut, Prebawa menututurkan jika mereka mengikuti rombongan keluarga besar Ni Nyoman Ayu untuk sembahyang di Pura Pulasari, Bangli. 

Baca juga: Nyawa Pasutri Terenggut di Jalanan Nongan Karangasem, Gede Dana Diamankan Sepulang dari RS

Keduanya dari Desa Penuktukan menuju rumah keluarga besar Ni Nyoman Ayu di Karangasem pada Kamis pagi, kemudian mereka menuju ke Pura Pulasari untuk sembahyang bersama keluarga yang lain. 

Naas setelah selesai sembahyang, mini bus yang ditumpangi rombongan pemedek ini diduga mengalami rem blong, sehingga sang sopir tidak dapat menguasai kendaraannya. 

Akibatnya mini bus DK 7075 SY itu menabrak pembatas jalan hingga terbalik, lalu menabrak sebuah mobil yang sedang parkir. 

Akibat kejadian ini, pasutri itu bersama empat korban lainnya tewas di lokasi kejadian. 

Prebawa menyebut, jenazah pasutri itu tiba di rumah duka pada Jumat dinihari tadi.

Rencananya jenazahnya akan dimakamkan di Setra Desa Adat Penuktukan pada Sabtu (18/11) siang.

Disinggung terkait keseharian pasutri itu, Prebawa menyebut jika almarhum I Gede Siliasa merupakan seorang nelayan. 

Sementara Ni Nyoman Ayu hanya mengurus rumah tangga.

Baca juga: Made Tis Batal Naik Mobil yang Renggut 6 Nyawa di Nongan Karangasem, Saya Sudah Diajak Naik

"Siliasa ini orangnya pendiam dan sibuk bekerja sebagai nelayan. Mereka tidak memiliki anak,”

“Sebelum kejadian, keluarga mengaku tidak ada firasat apa-apa,”

Nyawa Pasutri Terenggut di Jalanan Nongan Karangasem, Gede Dana Diamankan Sepulang dari rumah sakit.
Nyawa Pasutri Terenggut di Jalanan Nongan Karangasem, Gede Dana Diamankan Sepulang dari rumah sakit. (Istimewa)

“Keluarga pak Siliasa dapat kabar mereka tewas kecelakaan Kamis sekitar 22.00 Wita dari keluarga besar Ni Nyoman Ayu," terang  Prebawa. 

Prebawa menambahkan, pihak Jasa Raharja telah memberikan santunan pada Jumat (17/11) senilai Rp 50 juta khusus untuk almarhum I Gede Siliasa, dan Rp 4 juta untuk almarhum Ni Nyoman Ayu

"Menurut Jasa Raharja untuk Nyoman Ayu tidak bisa cair full karena dia tidak punya ahli waris,”

“Suaminya kan ikut meninggal, anak juga tidak ada. Kalau orangtua juga sudah meninggal. Jadi yang bisa cair full hanya santunan untuk Siliasa," tandasnya. (rtu)

Polda Bali Analisi Kecelakaan dengan Teknologi TAA

Sedangkan, Ditlantas Polda Bali melakukan olah TKP pasca kecelakaan maut microbus yang mengakut 15 pemedek pada Kamis (16/11/2023).

Olah TKP dipimpin langsung oleh Dirlantas Polda Bali, Kombes Pol Ruminio Ardano, S.I.K.

Kepada awak media, Kombes Pol Ruminio mengatakan, hingga Jumat (17/11/2023) pihaknya masih dalam tahap olah TKP.

Namun dari hasil awal lidik sejak Kamis, sementara kejadian kecelakaan ini diakibatkan oleh out of control.

Baca juga: Disbud Badung Beri Penghargaan Seni Kerti Budaya Bagi Seniman Yang Terus Berkesenian di Badung

Baca juga: Made Tis, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Nongan Sedih Ditinggal Saudaranya

"Jadi hilangnya kendali oleh kendaraan microbus dari turunan yang dimungkinkan, bisa jadi karena fungsi rem yang tidak baik. Sehingga terjadinya lepas kendali," ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut, lanjutnya, kendaraan mengalami oleng hingga menabrak truk yang sedang berhenti di pinggir jalan.

"Ini merupakan kesimpulan awal. Nanti akan dilakukan lagi Traffic Accident Analysis (TAA) terkait dengan hal tersebut, menggunakan scientific crime investigation. Jadi menggunakan TAA tadi," imbuhnya.

Dirlantas mengatakan, pada lokasi kejadian ada bekas rem sepanjang kurang lebih 38 meter.

Selain itu di badan jalan juga terdapat bekas gesekan, yang selanjutnya akan dianalisis kembali.

"Ini kemungkinan besar, kendaraan microbus yang datang dari arah atas, hilang kendali saat turun. Nah hilang kendali ini yang kita dalami lagi,”

“Apakah akibat rem, atau fungsi kendaraan lain yang tidak berfungsi dengan baik," ujarnya.

Mengenai kondisi sopir mini bus, Kombes Pol Ruminio menyebut sang supir mengalami luka berat dan masih butuh perawatan.

Sehingga pihaknya belum bisa meminta keterangan lebih dalam.

Ditlantas Polda Bali ketika melakukan olah TKP menggunakan alat TAA
Ditlantas Polda Bali ketika melakukan olah TKP menggunakan alat TAA (Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury)

Sementara dari sisi kendaraan, mantan Direktur Binmas Polda DIY ini menambahkan, pihaknya masih akan meninjau apakah melebihi kapasitas atau tidak.

Sedangkan mengenai kelaikan jalan, menurutnya karena microbus menggunakan plat hitam dan bukan merupakan angkutan umum, maka dari pihak Dishub juga tidak melakukan kegiatan pengawasan.

"Ini murni pemiliknya yang harus mengecek kendaraannya. Ini berlaku juga bagi seluruh pemilik kendaraan baik roda dua, empat, atau lebih,”

“Pemilik kendaraan harus sering mengecek kelaikan kendaraannya," ucap dia.

Disinggung soal jalur Bangbang - Nongan yang kerap terjadi kecelakaan, Kombes Pol Ruminio mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder,"

"Mulai dari Dishub Provinsi hingga Jasa Raharja. Hasil koordinasi tersebut, kami akan menambah lagi sistem keamanan jalannya. Mulai dari rambu-rambu hingga guard rail di kanan dan kiri jalan.

"Namun untuk upaya tersebut, utamanya kami lakukan analisis dulu, penelitian dulu, untuk menguatkan sistem keamanan jalan yang memang sering terjadi kecelakaan," tandasnya.

Pantauan di sekitar TKP, sejumlah anggota Ditlantas Polda Bali melakukan penyelidikan menggunakan alat TAA.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Bali Kompol Rahmawaty Ismail menambahkan, secara garis besar, metode TAA sendiri didukung dengan teknologi yang canggih dengan pendeteksi seperti kamera atau sensor lainnya, yang bisa menangkap kemungkinan yang terjadi dalam kecelakaan lalu lintas.

Seperti kondisi struktur jalan, pola pola kejadian, hingga kondisi orang yang mengalami tabrakan.

"Selain itu, TAA ini juga dapat dijadikan metode untuk mendalami kasus kecelakaan tunggal atau beruntun,"

"Teknologi ini juga dilengkapi dengan pembuatan atau rekonstruksi kejadian menggunakan teknologi animasi 3D sehingga para penyidik Polri dapat mengetahui beberapa faktor atau penyebab utama dari kecelakaan," jelasnya. 

(*)

(Tribun-Bali.com/Ratu Ayu Astri Desiani/Muhammad Fredey Mercury)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved