Berita Tabanan
BPBD Siapkan 35 Tim TRC Hadapi Bencana Tabanan Memasuki Musim Penghujan
BPBD Siapkan 35 Tim TRC Hadapi Bencana Tabanan Memasuki Musim Penghujan
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Bencana alam, berupa longsor, banjir, jembatan putus, pohon tumbang dan rusaknya irigasi, terjadi pada musim penghujan tahun lalu di Tabanan.
Berkaca terhadap bencana 2022 lalu, kini tim BPBD Tabanan sudah bersiap menghadapi bencana alam.
Mulai dari 35 tim TRC yang disiagakan hingga sarana prasarana untuk menghadapi bencana alam.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, Nyoman Srinadha Giri mengatakan, untuk tim TRC sendiri sudah siap dengan 35 tim yang dimiliki pihaknya.
Di setiap tim akan ada dengan kekuatan 8 sampai 10 personel.
Yang mana setiap tim itu akan berkolaborasi untuk penanganan bencana alam.
Misalnya ketika bencana itu ringan maka akan dapat bekerja dengan masyarakat.
Ketika bencana besar dan masif maka dengan instansi lainnya.
“Kekuatan tim kita delapan sampai sepuluh di setiap tim. Kita ada 35 tim TRC,” ucapnya Minggu 19 November 2023.
Giri menjelaskan, bahwa saat ini memang dalam kewaspadaan bencana yang bisa saja terjadi kapan saja.
Baca juga: 500 Motor Ikuti Modification Kontes Hut Kota Tabanan ke 530
Masih belum ada tim gabungan, yang biasanya diisi oleh pemerintah Basarnas, Polri dan TNI.
Tim gabungan itu akan ada ketika memang ada bencana masif.
Atau ketika ada penetapan status kebencanaan oleh Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya.
Oleh karena itu, saat ini masih bekerja sendiri-sendiri.
“Ketika bencana itu besar maka butuh orang banyak. Kalau untuk longsor atau bencana kecil-kecil atau ringan? masih bisa dilakukan dengan kita bekerjasama dengan masyarakat. Tapi, jika nanti ditetapkan status darurat baru akan dibuatkan, komando lintas instansi. Sekda biasanya pimpinannya sesuai SOP SIO. Karena Sekda yang dapat mengomunikasikan antar OPD,” jelasnya.
Giri mengaku, untuk penataan 26 sungai saat ini masih sedang berjalan.
Sembari itu, pihaknya terus merawat sarana prasarana milik BPBD Tabanan.
Misalnya mesin sensor yang saat ini siaga ada tujuh buah, yang bisa difungsikan untuk pemotongan pohon dan bencana lainnya.
Selanjutnya, mesin air untuk ketika ada longsor ada dua.
Yang difungsikan ketika bencana alam longsor dikerjakan manual, maka akan mengggunakan mesin pendorong air itu untuk menarik tanah.
“Kalau kewaspadaan tentunya kita mewaspadai terutama di jalur Denpasar-Singaraja. Karena di sepanjang jalur itu masih memiliki banyak pohon perindang ukuran besar dengan usia tua,” katanya.
Sebelumnya Giri mengaku, bahwa untuk perabasan di kota Tabanan sudah dilakukan sejak tiga pekan lalu.
Misalnya saja, di Pulau Batam dan Pulau Nias, serta daerah dengan pohon perindang yang berjejer.
Untuk jalan Denpasar-Gilimanuk hanya dahan-dahan yang sudah dirabas.
“Seperti di Megati dan Jelijuh juga sudah dipotong. Yang lain tidak ada lagi,” bebernya.
Menjelang peralihan musim ini, sambungnya, pihaknya mendapat instruksi dari pihak Sekdaprov Bali dimana ada beberapa instruksi terkait dengan musim penghujan yang akan tiba.
Yakni mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Kemudian, melakukan pemotongan dahan pohon secara mandiri. Ketika diketahui pohon yang merupakan kewenangan pemerintah (Dinas LH Tabanan), maka dapat berkoordinasi dengan BPBD yang akan diteruskan ke dinas berwenang.
Kemudian, memperhatikan peringatan dini cuaca BMKG Provinsi Bali. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan Sarpras untuk membantu dinas LH dalam perabasan atau penanggulangan bencana lainnya.
“Kami juga menyediakan layanan call Center untuk masyarakat. Jadi bisa menghubungi call Center kami di 0361-811171,” jelasnya.
Sebelumnya, Giri mengatakan, bahwa sesuai dengan perkiraan BMKG di Tabanan akan memasuki musim penghujan di pertengahan November.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi musim penghujan di akhir tahun 2023 ini.
“Sesuai perkiraan ya pada pertengahan November ini yang kami terima,” katanya beberapa waktu lalu.
Giri menegaskan, bahwa menyambut peralihan musim ini, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai supaya meningkatkan kewaspadaan.
Misalnya, terkait dengan adanya bencana banjir. Singkatnya ialah, melakukan pembersihan di sekitar wilayahnya.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk kesiapan mereka dalam peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Intinya tetap menjaga kebersihan, jangan membuang sampah ke sungai, ke selokan," ungkapnya.
Giri menyebut, bahwa di musim penghujan lalu, bahwa kerap terjadi bencana alam di Tabanan.
Mulai banjir, jembatan putus, kemudian longsor dan bencana lainnya.
Sehingga, pihaknya telah memetakan daerah rawan longsor tersebut.
Daerah yang paling rawan terjadi bencana yakni di Kecamatan Penebel dan Kecamatan Pupuan.
Pihaknya juga sudah mengajukan permohonan bantuan mobil skylife ini kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan perkiraan harga mencapai Rp3 miliar.
"Kami sudah pernah usulkan ke BNPB bulan Maret 2023. Namun, belum ada jawaban sampai sekarang," pungkasnya. (*).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.