Seputar Bali

Buka CAFEO ke-41, Menko Airlangga: Kita Perlu Membangun EV Ecosystem dari Hulu

Perekonomian ASEAN diperkirakan akan meningkat dengan memberikan nilai tambah dengan mengupayakan perekonomian yang berkelanjutan

Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mewakili Presiden membuka Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-41 di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Rabu 22 November 2023 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Perekonomian ASEAN diperkirakan akan meningkat dengan memberikan nilai tambah dengan mengupayakan perekonomian yang berkelanjutan. 

Sadar akan potensi ini, dalam Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia menjembatani kepentingan kemakmuran ekonomi negara-negara ASEAN dengan mendorong ASEAN menjadi “epicentrum of growth” melalui penerapan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Minggu lalu saya bersama Bapak Presiden menghadiri APEC Summit, dan vibrant ASEAN sebagai epicentrum of growth dilihat oleh semua negara,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mewakili Presiden membuka Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-41 di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Rabu 22 November 2023.

Pertemuan ini diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO).

Baca juga: DPP Golkar Panggil Sugawa Korry-Demer-Geredeg, Beri Penugasan Jadi Cagub-Cawagub Pilgub Bali 2024

Lebih lanjut Menko Airlangga menyampaikan bahwa sustainability merupakan isu global. 

Pada Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023, terdapat 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang menggarisbawahi peran penting ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan. 

Tujuan ini mencakup kerangka kerja yang lebih luas untuk: pengembangan electric vehicle (EV), peningkatan keuangan berkelanjutan, standarisasi implementasi SDGs, mempromosikan transisi energi, peningkatan interkonektivitas energi, dan kapitalisasi ekonomi biru.

ASEAN juga telah merumuskan dan mengembangkan berbagai inisiatif untuk mendukung penerapan ekonomi hijau melalui ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem. 

Deklarasi tersebut mendukung penerapan EV di negara-negara anggota dan memposisikan ASEAN sebagai pusat global industri EV dengan memanfaatkan sumber daya alamnya dan menciptakan ekosistem rantai pasok. 

Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa pengembangan EV ecosystem akan dapat mengurangi pada ketergantungan energi, terutama imported fuel.

Baca juga: Update Kasus Penemuan Mayat Mahasiswa di Kos, Otopsi Akan Dilakukan di RS. Bhayangkara Medan

“Kita perlu membangun EV ecosystem dari hulu. Dan ini PR untuk kita semua sebagai engineer,” tambah Menko Airlangga.

Serupa dengan ekonomi hijau, ASEAN juga mengupayakan penerapan ekonomi biru. 

Para Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) mengadopsi ASEAN Blue Economic Framework pada AEC Council Meeting ke-23 dan selanjutnya juga diadopsi oleh para Pemimpin pada KTT ASEAN ke-43.

Selain itu, untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan, mendorong praktik ramah lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, Indonesia juga menyelenggarakan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved