Seputar Bali
Buka CAFEO ke-41, Menko Airlangga: Kita Perlu Membangun EV Ecosystem dari Hulu
Perekonomian ASEAN diperkirakan akan meningkat dengan memberikan nilai tambah dengan mengupayakan perekonomian yang berkelanjutan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ngurah Adi Kusuma
AIPF memiliki serangkaian hasil nyata yang terdiri dari 93 proyek, dengan nilai agregat sekitar 38,2 miliar USD yang dirancang untuk menyelaraskan dengan infrastruktur ramah lingkungan dan rantai pasokan yang fleksibel, inovasi dan pembiayaan berkelanjutan, serta transformasi digital.
Perlu diketahui bahwa upaya untuk mencapai perekonomian berkelanjutan juga dilakukan di tingkat nasional.
Menko Airlangga menjelaskan bahwa biofuel di Indonesia akan terus dikembangkan berdasarkan aspek pendukungnya, tidak hanya biodiesel (bioetanol, HVO, Bioavtur), tetapi juga produk CPO dan juga produk non-CPO.
Baca juga: Inovasi POKOK Klungkung Masuk TOP 45 Pelayanan Publik Tahun 2023
Pengembangan ini dilakukan tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga melalui pemberdayaan berbasis masyarakat, tentunya dengan memenuhi spesifikasi konsumen, pemanfaatan produk samping biodiesel, dan pengembangan teknologi biofuel yang lebih canggih.
“Indonesia juga telah menjajaki potensi sel bahan bakar hidrogen. Hidrogen merupakan teknologi yang menjanjikan yang bisa digunakan tidak hanya untuk otomotif,” lanjut Menko Airlangga.
Menko Airlangga kembali menegaskan pentingnya pembangunan ekonomi berkelanjutan karena menurut laporan Asian Development Bank, Asia Tenggara termasuk kawasan yang akan terdampak perubahan iklim secara tidak proporsional dan berpotensi kehilangan hingga 30 persen PDB pada tahun 2050 akibat perubahan iklim.
Perubahan iklim juga berdampak pada ketahanan pangan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.