Mobil Pemedek Nyungsep di Bangli

Hasil Pemeriksaan Minibus Kecelakaan Maut di Nongan, Ini Fakta Kondisi Rem Mobil Keluaran 1983

Kasatlantas Polres Karangasem, AKP I Komang Sapta Pramana, mengatakan, pemeriksaan mendatangkan mekanik bersertifikat. Teknisi ini mengecek mobil kel

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Kondisi minibus pengangkut pamedek yang mengalami kecelakaan di Nongan, Kamis 16 November 2023. Inset: Jenazah dipulangkan ke rumah duka. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Satlantas Polres Karangasem mengecek kondisi minibus Isuzu yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Nongan-Bangli, Banjar Sigar, Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.

Hasil pemeriksaan, kondisi rem kaki masih berfungsi, sedangkan rem tangan tak ditemui.

Kasatlantas Polres Karangasem, AKP I Komang Sapta Pramana, mengatakan, pemeriksaan mendatangkan mekanik bersertifikat.

Teknisi ini mengecek mobil keluaran 1983 itu dengan detail.

Dari pemeriksaan, ditemukan beberapa onderdil bawaan asli, dan kemungkinan tidak diganti.

"Untuk pengecekan oleh teknisi bersertifikasi dari Isuzu sudah dilaksanakan. Hasilnya, kendaraan yang dipakai sudah tidak layak untuk beroperasi," kata I Komang Pramana, Kamis (23/11).

Terkait kondisi rem kaki masih berfungsi, sedangkan untuk rem tangan tidak ditemukan di kendaraan.

Sedangkan onderdil masih bawaan asli, sehingga kondisinya lama dan ada beberapa item tidak berfungsi maksimal.

Tim mekanik bersertifikat mengecek kendaraan keluaran 1983 dengan detail, Kamis (23/11/2023) siang
Tim mekanik bersertifikat mengecek kendaraan keluaran 1983 dengan detail, Kamis (23/11/2023) siang (Tribun Bali/Saiful Rohim)

Baca juga: Kondisi I Gede Dana Sopir Minibus Kecelakaan Nongan: Sering Bengong dan Susah Diajak Komunikasi

Ada juga beberapa item yang kondisinya sudah kocak, sehingga menyebabkan kecelakaan.

"Onderdil sudah lumayan lama. Ada beberapa item yang sudah kocak, serta tidak berfungsi maksimal. Kecelakaan ini tak murni karena kesalahan sopir, tapi karena ada faktor lain, seperti kondisi kendaraan yang tua dan item yang tak berfungsi maksimal," jelasnya.

Ditambahkan, keterangan dari mekanik akan digunakan sebagai tambahan dalam berita acara perkara.

Sopir sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Mekanik memastikan, kecelakaan di jalan turunan karena kelalaian sopir dan ada faktor lain, seperti kondisi kendaraan. Petugas juga masih meminta keterangan beberapa saksi yang ada di lokasi saat kejadian. Rencana saksi besok diperiksa kembali untuk menambah keterangan," kata Sapta.

Sedangkan menurut keterangan tersangka, I Gede Dana tidak fokus saat mengemudikan mobil.

Sebelum sampai di lokasi kecelakaan, kata Sapta, si sopir memacu kendaraan dengan kecepatan sekitar 80 km per jam.

Sebelum masuk jalan menurun, sudah ada permasalahan yang dialami sehingga membuat sopir kurang konsentrasi.

Laju kendaraan sedikit oleng.

Sesampainya di lokasi kejadian, mobilnya tak terkendali sehingga nyungsep.

"Sampai di jalan turunan, kendaraan sudah tak bisa dikendalikan. Para penumpang di dalam Isuzu juga berteriak histeris, sehingga membuat sopir tak konsentrasi. Akhirnya kecelakaan tidak bisa terhindarkan," kata Sapta.

Akibat kejadian, sopir dikenakan pasal 310 UU No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Untuk diketahui, kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Nongan-Bangli, merenggut 6 nyawa.

Pamedek yang meninggal yakni Ni Luh Kantun, I Komang Wikrama Yogi Arta, I Ketut Mangku, Gede Silayasa, Ni Nyoman Ayu, serta Ni Made Riati. Sedangkan 7 penumpang lainnya mengalami luka berat. 

Baca juga: Sering Bengong, Sopir Minibus Kecelakaan Nongan akan Dibawa ke Psikolog Jika Psikologis Belum Pulih

Sosok I Komang Wikrama Yogi, Salah Satu Korban Tewas

Isak tangis terdengar di ruang kelas IV SD Negeri 2 Sukadana, Desa Sukadana, Kubu, Karangasem, Jumat (17/11/2023) siang.

Guru dan siswa berduka merasa kehilangan I Komang Wikrama Yogi Arta (9), korban kecelakaan di Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang.

Wajah sosok I Komang Wikrama Yogi masih terbayang.

Para siswa belum bisa melupakan canda tawanya, senyuman, hingga tingkah laku di sekolah.

"Dia orangnya baik dan senang  menghibur. Sebelum kejadian, korban sempat menitip pesan agar tanggal kahir," jelas  Ni Komang  Ayu  Oktarina, teman Komang Wikrama Yogi Arta.

Siswa asal Desa Sukadana itu mengungkapkan, I Komang Wikrama adalah sosok yang periang, humoris, senang berguyon, dan sering menghibur temannya di kelas.

Sosok yang mampu merubah suasana kelas yang tegang jadi riang melalui tawa candanya. Tidak hanya siswa. Guru juga utarakan hal sama.

"Saya sedih. Masih teringat wajahnya. Semua siswa  sudah mendoakan  agar dapat tempat terbaik. Tadi pagi, siswa sempat mencium bau darah segar di dalam kelas," tambah Komang Ayu, teman akrabnya.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala SD Negeri 2 Sukadana, Ni Luh Sudani.

Menurutnya Komang Wikrama adalah sosok baik, selalu segera menjalankan apa yang diperintahkan guru.

Tidak  pernah mengeluh saat dimintai bantuan.

"Dulu pernah cat sekolah sampai sore hari saat akreditasi," kata Sudani.

Bocah  kelahiran 15 Maret 2023 itu dikenal lucu oleh temannya.

Korban viral di SDN 2 Sukadana karena lucunya.

"Korban sempat akan  dikirim  lomba  banyolan, seperti stand up comedy di Kecamatan. Tapi tak jadi karena ada faktor lain. Orangnya lucu. Sering menghibur teman. Dan viral. Sering senyum," kata  Sudani ditemui di ruangannya.

"Anak serta guru merasa kehilangan korban. Siswa kelas IV sempat tak mau belajar karena merasa kehilangan Komang Wikrama. Akhirnya tadi  pagi kita lakukan doa bersama untuk korban. Setelah itu para siswa kembali belajar. Tapi siswanya belum bisa  lupa," jelas Sudani.

Ni Luh Mastri selaku Guru Agama dan Ni Kadek Putu Asrini sebagai wali kelas korban, mengatakan, korban sempat bengong di bawah pohon mangga sebelum berangkat ke Bangli untuk sembahyangan.

Yang bersangkutan sempat pamitan ke guru agama serta mencium tangan dan mengaku hendak pergi.

"Kemarin itu keluar sekolah pukul 12.00 WITA. Komang Wikrama hendak pulang lebih awal karena sembahyang ke Bangli. Kemudian korban mencari saya dan pamit.

Lalu cium tangan. Tumben ini terjadi. Biasanya kalau ada siswa yang pulang duluan, semua tangan guru di cium,"kata Ni Luh Mastri, Guru Agama korban.

Sosok Pasuitri, Korban Tewas Kecelakaan Minibus

Sementara itu, Perbekel Penuktukan, Komang Gangga Prebawa mengungkapkan sosok pasangan suami istri  I Gede Siliasa (42) dan Ni Nyoman Ayu (42) yang juga menjadi korban kecelakaan minibus rombongan pemedek di Jalur Nongan, Karangasem.

Keduanya dikenal sebagai sosok pekerja keras.

Adapun keduanya menjadi dua dari enam orang korban tewas dalam insiden tergulingnya minibus yang mengangkut romobongat pamedek yang hendak pulang nangkil dari Pura Pulasari.

Kemudian Prebawa menuturukan jika mendiang I Gede Siliasa merupakan seorang nelayan. 

Sementara sangi istri Ni Nyoman Ayu hanya mengurus rumah tangga.

"Siliasa ini orangnya pendiam dan sibuk bekerja sebagai nelayan. Mereka tidak memiliki anak,”

“Sebelum kejadian, keluarga mengaku tidak ada firasat apa-apa,”

“Keluarga pak Siliasa dapat kabar mereka tewas kecelakaan Kamis sekitar 22.00 WITA dari keluarga besar Ni Nyoman Ayu," terang Prebawa kepada Tribun-Bali.com pada Jumat 17 November 2023.

Prebawa menambahkan, pihak Jasa Raharja telah memberikan santunan pada Jumat (17/11) senilai Rp 50 juta khusus untuk almarhum I Gede Siliasa, dan Rp 4 juta untuk almarhum Ni Nyoman Ayu. 

"Menurut Jasa Raharja untuk Nyoman Ayu tidak bisa cair full karena dia tidak punya ahli waris,”

“Suaminya kan ikut meninggal, anak juga tidak ada. Kalau orangtua juga sudah meninggal. Jadi yang bisa cair full hanya santunan untuk Siliasa," tandasnya. 

Jenazah  I Gede Siliasa (42) dan Ni Nyoman Ayu (42) telah dimakamkan Sabtu 18 November 2023.

Prebawa menyebut, jenazah pasutri itu tiba di rumah duka pada Jumat dinihari tadi.

Diketahui keduanya meruapakan warga asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Keduanya menjadi korban tewas bersama empat orang lainnya dalam kecelakaan yang terjadi di Banjar Dinas Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Kamis 16 November sore.

Prebawa menututurkan jika mereka mengikuti rombongan keluarga besar Ni Nyoman Ayu untuk sembahyang di Pura Pulasari, Bangli

Keduanya dari Desa Penuktukan menuju rumah keluarga besar Ni Nyoman Ayu di Karangasem pada Kamis pagi, kemudian mereka menuju ke Pura Pulasari untuk sembahyang bersama keluarga yang lain. 

Naas setelah selesai sembahyang, mini bus yang ditumpangi rombongan pemedek ini diduga mengalami rem blong, sehingga sang sopir tidak dapat menguasai kendaraannya. 

Akibatnya mini bus DK 7075 SY itu menabrak pembatas jalan hingga terbalik, lalu menabrak sebuah mobil yang sedang parkir. 

Akibat kejadian ini, pasutri itu bersama empat korban lainnya tewas di lokasi kejadian. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved