Korelasi Ramalan Michael Nostradamus dan Jangka Jayabaya, Lahir Agomo Budi dan Satriyo Panandito
Korelasi Ramalan Michael Nostradamus dan Jangka Jayabaya, Lahir Agomo Budi dan Satriyo Panandito
Senjata trisula weda yang dibawa oleh ratu adil adalah ajaran suci atau wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Berisikan ajaran luhur menyangkut budi pekerti sebagai manusia.
Bermata tiga dimana antara ucapan, pikiran, akal budi dan hati yang memiliki niat satu yakni manunggal. Merupakan perwujudan dari sifat jujur, benar, bijaksana, ddil, jejeg (lurus secara vertikal)
Sejak dulu kala ditemukan sebuah ajaran mengenai ilmu rahasia leluhur di negeri ini yang dulu disebut Nusantara, yang juga ditulis dalam karya sastra, kitab Sastro Jendro Hayuningrat, yaitu metode pengajaran ilmu dalam tata negara untuk menata tata cara pemerintahan yang menghubungkan benang merah antara sejarah masa lalu, masa kini dan masa depan.
Trisula Weda sendiri adalah senjata tombak dari Dewa Siwa salah satu dari Trimurti. Kegunaan senjata tersebut untuk memerangi sifat angkara murka dari sifat kedagingan dari diri manusia agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur adiluhung yang bisa menciptakan Harmonisasi dalam hidup di Dunia sebagai wakil yang Maha kuasa.
Trisula adalah senjata bermata tiga, sedangkan Weda adalah berasal dari bahasa sansekerta yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah ilmu pengetahuan yang secara Etimologi artinya mengetahui. Weda merupakan kitab ajaran agama Hindu.
Tiga mata trisula apabila diterjemahkan dalam Akidah hukum dogma adalah aturan yang mengatur agar antara niat (Nawaitu), Ucapan dan tindakan (Mu,amallah ) bisa manunggal atau satu, sebagai manifestasi kejujuran sebagai seorang hamba Tuhan.
Tombak , dapat diartikan hubungan Tegak lurus antara manusia dengan Tuhan sang pencipta. Dimana hukum alam selalu berlaku hukum sebab akibat.
kita diajarkan untuk selaras dengan hukum alam, Sunatullah. Seperti hal nya Bumi mengitari matahari, dan matahari mengitari Galaksi Bima Sakti, serta bulan mengitari Bumi.
Harmonisasi alam ini hanya bisa diciptakan apabila kita memahami dan melakukan harmonisasi sesuai Sunatullah dan menjalan kan budi pekerti adiluhung jujur dan adil.
Sementara bersorban atau berikat biru bermakna terlahir dari Nazab atau keturunan darah biru kerajaan di Nusantara yang terletak di pertemuan tiga lautan.
Trisula Weda sendiri merupakan sepasang senjata yang Trisula Raja (laki - laki) dan Trisula Ratu (perempuan) yang merupakan simbol kehidupan alam raya.
Dari Sunatullah, apapun selalu dilahirkan dan diciptakan berpasangan. Identik dengan simbol Lingga dan Yoni yang banyak ditemukan pada situs candi purbakala.
Apabila dikaitkan dengan kepercayaan Jawa merupakan kakang kawah Adi Ari Ari.
Sedangkan agama budi, seperti diketahui dalam beribadah dibagi tiga hal, Akidah, mengatur hukum - hukum fiqih dalam aturan agama, Seremonial Ibadah yakni tata cara menjalan kan ibadah dan Mu'amalah yaitu amal ibadah kita dalam bermasyarakat. Hubungan bukan hanya pada Hablu Minalloh tapi juga Pada Hablu Minnanas dalam hubungan antar manusia dan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Inilah menjadi tonggak stabilnya sebuah negara yang ditentukan oleh Kebijakan baik pemimpin, rakyat atau kawulo-nya dan tata aturan atau Akidah dalam perspektif agama Budi seperti yang ditulis dalam jangka Joyoboyo. Memiliki makna, kita harus mempunyai budi pekerti adiluhung yang luhur sebagai Hamba Tuhan, yang bisa menerapkan Trisula. Antara ucapan, pikiran, niat atau hati dan tindakan selalu satu atau manunggal. Menjalankan tata cara adat istiadat d yang diwariskan para leluhur masa lalu yang terkenal Adiluhung dan penuh bahasa tersirat dan sarat perumpamaan. Dalam dunia modern telah diajarkan oleh pendidikan Taman Siswa Ki Hajar Dewantoro.
Dalam Ramalan Jongko, dapat dijabarkan bahwa Ratu adil adalah manusia pilihan Tuhan, sakti tanpo aji - aji, bukan manusia di pemerintahan atau pejabat.
Segala ucapannya menjadi kenyataan, Sabdo Tunggal, Kun Fayakun jadi terjadilah. Menang tidak merendahkan lawan, selalu memanusiakan manusia, seperti dalam dongeng dongeng sebenarnya.
Apabila Tuhan berkehendak tidak ada yang mustahil di dunia ini, karena seluruh ramalan dari Raja Jayabaya telah banyak terbukti, tinggal datang-nya Ratu adil tersebut yang belum terjadi.
Ramalan Baik Buruknya Hari Ini, Jumat 29 Agustus 2025 di Kalender Bali, Sukra Pon Dukut |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Bali 29 Agustus 2025, Karangasem Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Daerahmu? |
![]() |
---|
Ramalan Baik Buruknya Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025 di Kalender Bali, Wraspati Pahing Dukut |
![]() |
---|
SEDIA PAYUNG! Prakiraan Cuaca Bali Besok 27 Agustus 2025, Hujan Guyur Badung dan Bangli |
![]() |
---|
GROGI Baca Pesan Megawati di Buleleng Festival 2025, Abi Tahunya Megawati Anak Soekarno dari Tiktok? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.