Berita Denpasar

204 Peserta Ikuti Metatah Massal di Denpasar Bali, Orang Tua dan Anak Menangis Saat Sungkeman

204 Peserta Ikuti Metatah Massal di Denpasar Bali, Orang Tua dan Anak Menangis SaatA Sungkeman

Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Supartika
Pelaksanaan metatah massal di Pura Agung Lokanatha Lumintang Denpasar, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- PHDI Kota Denpasar menggelar acara metatah massal, sapuh leger hingga menek kelih pada Sabtu, 25 November 2023.

Prosesi ini digelar bertepatan dengan Tumpek Wayang dan digelar di Pura Agung Lokanatha Lumintang Denpasar.

Sebanyak 450 peserta terdaftar dalam acara tersebut dimana 204 merupakan peserta metatah.

Sedangkan sisanya mengikuti acara menek kelih, pawintenan saraswati, dan sapu leger.

Sebelum upacara metatah, diawali dengan prosesi sungkeman.

Dalam prosesi sungkeman tersebut, banyak orang tua dan anaknya menangis.

Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka mengatakan 75 persen peserta merupakan warga berKTP Denpasar.

Sementara 25 persennya berKTP luar Denpasar namun tinggal di Denpasar.

"Ini digelar sebagai wujud pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat Hindu di Kota Denpasar dan sekitarnya," katanya.

Baca juga: 416 Umat Hindu Akan Ikuti Metatah Massal hingga Sapuh Leger yang Digelar PHDI Denpasar

Made Arka menyatakan bahwa upacara acara menek kelih, pawintenan saraswati, sapu leger, dan metatah merupakan yadnya yang menjadi kewajiban orangtua sebagai bentuk kasih sayang kepada anak-anaknya. 

"Dalam hal ini PHDI Kota Denpasar memfasilitasi upacara ini agar umat Hindu diringankan," jelasnya.

Pelaksanaan secara bersama-sama ini juga sebagai upaya menghapus stigma bahwa upacara dan yadnya di Bali menelan biaya besar dan cenderung dinilai menjadi beban bagi sebagian masyarakat yang belum paham makna yadnya, tegasnya. 

“Sekaligus untuk memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong sebagai wujud spirit vasudhaiva kutubhakam, yang menjadi nilai luhur bagi keharmonisan dan perekat masyarakat Bali selama ini," jelasnya.

Acara ini juga dipuput oleh tujuh sulinggih yang berasal dari semua soroh dan pasemetonan di Bali

“Keberadaan para pinadita dari berbagai soroh ini diharapkan akan memberikan nilai sakral dan keberagaman pada acara ini,” jelas aktivis mahasiswa Hindu ini. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved