Selama Serangan Hamas, Drone Israel Tembaki Warga Sipil, Pemukiman dan Pangkalan pada 7 Okober

Selama Serangan Hamas, Drone Israel Tembaki Warga Sipil, Pemukiman dan Pangkalan pada 7 Okober

Editor: Putu Kartika Viktriani
AFP/JACK GUEZ via Tribunnews
Howitzer self-propelled tentara Israel menembakkan peluru di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 11 Oktober 2023 - Selama Serangan Hamas, Drone Israel Tembaki Warga Sipil, Pemukiman dan Pangkalan pada 7 Okober 

TRIBUN-BALI.COM - Konflik Israel dan Hamas masih terus berlangsung hingga hari ini, 1 Desember 2023.

Sebuah laporan baru menyebutkan pilot pesawat tak berawak Israel menargetkan pemukiman, pangkalan, dan warga sipil pada tanggal 7 Oktober, seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Para pilot drone Israel tidak pernah membayangkan mereka harus melakukan serangan udara di wilayah mereka sendiri, dan dalam 'skala yang tidak terbayangkan'.

Armada drone bersenjata Hermes 450 “Zik” Israel melakukan serangan terhadap pangkalan militer, pemukiman, dan warga sipil Israel sendiri selama serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, menurut laporan tanggal 14 November dari Majalah Mishpacha.

Laporan sebelumnya telah muncul yang menunjukkan bahwa pasukan Israel menggunakan tank untuk membunuh warga sipil Israel sendiri yang dibarikade di dalam rumah bersama para penculik Hamas, dan helikopter Apache untuk menembaki pejuang Hamas dan tawanan Israel mereka saat kembali ke Gaza.

Selama pertempuran tersebut, sekitar 1.200 warga Israel terbunuh, beberapa dibunuh oleh Hamas, dan lainnya oleh pasukan Israel sendiri.

Hamas menawan sekitar 240 tentara Israel, warga sipil, dan pekerja asing.

Program drone bersenjata Israel dimulai pada tahun 1993 oleh Ehud Barak, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat di bawah Perdana Menteri Yitzak Rabin.

Perdana Menteri Ariel Sharon kemudian menyetujui penggunaan drone ofensif untuk pembunuhan di Jalur Gaza.

Baca juga: Hari Pertama Gencatan Senjata, Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Palestina Meningkat

Serangan yang paling terkenal adalah pembunuhan pendiri Hamas yang lumpuh, Ahmed Yassin, pada tahun 2004.

Sejak saat itu, drone bersenjata perlahan-lahan menggantikan penggunaan pesawat tempur Israel sebelumnya, termasuk F-16 buatan AS.

Dalam laporannya tanggal 14 November, Mishpacha mewawancarai anggota Skuadron 161, yang mengoperasikan armada drone Zik Israel, untuk mengetahui rincian peran yang mereka mainkan pada tanggal 7 Oktober, termasuk di Kibbutz Be’eri.

Majalah ortodoks yang berfokus pada Yahudi itu mencatat bahwa drone Zik adalah pesawat pertama yang merespons serangan Hamas, dan bahwa “untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka harus melakukan serangan di dalam wilayah Israel sendiri, bahkan di pangkalan IDF atau pangkalan tentara Israel.”

“Skuadron menghadapi skenario yang tidak pernah mereka bayangkan, dalam skala yang tidak terbayangkan, dan yang terpenting, harus melakukan serangan di dalam wilayah Israel, di dalam pangkalan, di dalam kibbutzim, sesuatu yang tidak pernah mereka persiapkan,” tambah majalah itu.

“Siapa yang mengira kami harus melakukan serangan di wilayah Israel dan dalam skala sebesar itu? Itu skenario yang tidak pernah kami bayangkan,” kata Lettu A.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved