Serba Serbi

Doa dan Mantra Pemujaan Pada Dewi Saraswati, Ini Makna dan Persembahan Saat Hari Raya Saraswati

Doa dan Mantra Pemujaan Pada Dewi Saraswati, Ini Makna dan Persembahan Saat Hari Raya Saraswati

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ilustrasi Hari Raya Saraswati dan Simbol Dewi Saraswati - Doa dan Mantra Pemujaan Pada Dewi Saraswati, Ini Makna dan Persembahan Saat Hari Raya Saraswati 

TRIBUN-BALI.COM - Dewi Saraswati dalam agama Hindu dikenal sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.

Sosoknya digambarkan sebagai sosok Dewi yang cantik.

Dewi Saraswati merupakan sakti dari Dewa Brahma.

Dalam agama Hindu, hari turunnya ilmu pengetahuan ke dunia di peringati sebagai Hari Raya Saraswati.

Hari raya ini diperingati setiap enam bulan sekali (210 hari) tepatnya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung.

Hari Raya Saraswati ini dipercaya sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan sekaligus sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.

Terkait pelaksanaan Hari Raya Saraswati termuat dalam Lontar Sundarigama.

 

Menurut Dosen Unud, Putu Eka Guna Yasa, Lontar Sundarigama ini merupakan pedoman pelaksanaan upacara di Bali baik berdasarkan sasih maupun wuku.

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan:

Watugunung, Saniscara, Umanis, puja walin Betara Saraswati widi-widanania, nistania, suci peras daksina, penek ajuman sesayut saraswati, banten saraswati, segara gunung, perangkat putih kuning, tansah wangi-wangi, daksina, pengadegan abesik, kembang payas sekar cana, canang yasa, sadulurania sehananing pustaka, makelingganing aksara pina hayu, puja walinin, saha aturaken puspa wangi, astawakne tirta pakuluh ring Sang Hyang Surya samana tan wenang angereka, aksara, amaca, anulis, tuwi makidung muang kekawin, tuwi arerasan saluwiring tatuwa aksara suksema, kewalia amuja-muja walinin betara Saraswati juga wenang, apan sang pinuja sira amdalaning sarwa dewa, kewala meneng juga sira ayoga.

Artinya:

Pada Saniscara Umanis, merupakan hari pemujaan untuk Dewi Saraswati.

Dalam pemujaan ini, upakaranya yaitu suci, peras, daksina palinggih, kembang payas, kembang cana dan kembang biasa, sesayut saraswati, prangkatan atau rantasan putih kuning, serta buah-buahan beserta runtutannya.

Sang Hyang pustaka atau ontar-lontar keagamaan, tempat menuliskan aksara ditata dengan sebaik-baiknya, dipuja, dan diupacarai dengan puspa wangi.

Baca juga: Ini Makna dan Persembahan Saat Hari Raya Saraswati

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved