Berita Badung

Meski Alih Fungsi Lahan Marak, Namun Produksi Beras di Badung Surplus 10.664 Ton

Meski Alih Fungsi Lahan Marak, Namun Produksi Beras di Badung Surplus 10.664 Ton

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Komang Agus Aryanta
Sekda Wayan Adi Arnawa saat meninjau pengolahan gabah kering untuk produksi beras di RMU Desa Pangsan dan Desa Getasan Kecamatan Petang 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kendati alih fungsi lahan marak terjadi di Badung, namun Pemerintah setempat mencatat produksi beras masih surplus.

Bahkan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) setempat mencatat, Badung mengalami surplus produksi beras hingga 10.664 ton dari total produksi beras hingga November 2023.

Kondisi itu pun tidak bisa dipungkiri, meski sudah mulai turun hujan.

Bahkan pada cuaca yang panas kemarin pun belum ada laporan kerusakan atau gagal panen akibat cuaca.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana mengakui  jika sampai saat ini produksi beras di Badung masih sutplus.

Bakan dirinya mencatat kurang lebih angka surplus mencapai 10.664 ton hingga bulan November 2023.

Wijana menyebutkan saat ini sektor pertanian di Kabupaten Badung memproduksi 96.928,95 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 54.927 ton beras.

Namun semua itu katanya sudah jauh dari kebutuhan saat ini

"Iya (suplus -red) data sampai bulan November 2023 luas panen 15.991,88 Hektar dengan produksi 96.928,95 ton GKG atau setara beras 54.927ton. Sedangkan, jika dilihat dari kebutuhan 11 bulan mencapai 44.263 ton, jadi ada kelebihan," ungkapnya Senin 4 Desember 2023.

Pihaknya mengakui,  kondisi tersebut tentu sangat menggembirakan dalam rangka mengamankan produksi dan stok pangan, khususnya gabah.

Baca juga: Buleleng Sumbang Angka Petani Milenial Usia 19-39 Tahun Terbanyak, Totalnya 15.634 Orang 

Apalagi saat ini Badung sudah mulai memanfaatkan gabah petani untuk dikelola kembali.

"Musim hujan tidak berpengaruh justru sangat dinanti oleh para petani karena saat ini sebagian besar sedang musim tanam," katanya.

Dikatakan, hujan yang mengguyur berbagai wilayah di Kabupaten Badung, menguntungkan bagi para petani.

Kendati, bagi sebagaian profesi hujan membuat resah dan merugikan, namun justu berbeda dengan petani yang merasa senang karena air hujan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan padinya.

"Saat ini baru mulai tanam jadi sedang membutuhkan air. Berbeda saat panen, itu sangat menyulitkan para petani," ucapnya.

Sementara, Sekda Badung, Wayan Adi Arnawa mengakui saat ini Badung mendorong bagaimana agar memiliki sentra produksi Beras.

Menurutnya selama ini kebutuhan beras diperoleh dari daerah luar Badung.

"Ke depan kami tidak mau seperti itu lagi, kita harus mampu produksi beras sendiri yaitu Beras Badung dan bila perlu juga kita mengambil hasil produksi padi dari luar daerah Kabupaten Badung untuk dijadikan produksi beras di Badung," katanya.

Pengolahan beras dari Badung untuk Badung sangat diinginkan pemerintah.

Hal itu juga disebut-sebut untuk membantu para petani, agar bisa terus mengembangkan produknya.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Badung telah menyiapkan lahan untuk pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau pabrik penyosohan gabah. RMU itu akan dibangun disebelah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani dengan luas lahan 36 Are. Pembangunan RMU oleh Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana (MGS) menelan anggaran Rp19.048.940.930, bersumber dari dana penyertaan modal Pemkab Badung tahun 2023. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved