Music Zone

Music Zone: Tanggalkan Romansa Percintaan, Winnie The Blues Lebih Dewasa di Album Re-Violence

Berbicara tata suara, kata Teja, album Re-Violence sangat berubah daripada karya-karya sebelumnya.

Penulis: Putu Candra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Winnie The Blues - Music Zone: Tanggalkan Romansa Percintaan, Winnie The Blues Lebih Dewasa di Album Re-Violence 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Duo rock blues asal Denpasar, Winnie The Blues akhirnya melepas album penuh perdananya pada medio November 2023.

Album berjudul Re-Violence telah dirilis di sejumlah platform musik digital.

Ada perubahan nan signifikan yang dilakukan band yang digawangi Teja (vokal, gitar) dan Pasek (bass) ini, baik secara lirik juga musik.

Di album ini, dari sisi tema Winnie The Blues terlihat lebih dewasa. Mereka menuangkan ragam keresahan.

Baca juga: Music Zone: Kenya Sorot Dinamika Kota Kelahiran di Single ‘No Justice’

Keresahan yang dilihat, dirasakan, didengar band yang didirikan tahun 2013 ini lalu disuarakan di 10 lagu pada album Re-Violence.

Ibarat keluar dari zona nyaman, Winnie The Blues menanggalkan romansa percintaan seperti yang dimuat pada karya sebelumnya.

"Album penuh ini begitu berbeda. Tidak lagi mengambil romansa anak muda. Melainkan banyak keresahan yang kami bicarakan," ungkap Teja.

Proses pendewasaan dalam hal berkarya terjadi di tubuh Winnie The Blues.

Dan album Re-Violence menjadi wadah bagi Teja dan Pasek meluapkan segala keresahan yang dialami.

"EP pertama topiknya begitu ringan dengan ruang lingkup asmara remaja. Di album ini sangat berbeda jauh dengan apa yang kita kerjakan. Momen tahun 2020 ke atas, apa yang disiarkan media kami pampang di setiap lagu. Dari keresahan itu, terciptalah album ini (Re-Violence)," tutur Teja.

"Semua orang punya rasa resah masing-masing. Juga apa yang terjadi bisa menjadi keresahan bersama. Sebagai manusia kita harus lebih peduli dengan apa yang kita lihat dan rasa," sambungnya.

Berbicara tata suara, kata Teja, album Re-Violence sangat berubah daripada karya-karya sebelumnya.

Meski didominasi unsur rock, namun tidak menghilangkan aroma blues di setiap lagu.

Karakter sound musik era 60an dan 70an menjadi pilihan Winnie The Blues.

"Kami mencoba mempertahankan tone dari karakter gitar stratocaster dengan overdrive di setiap lagu. Vokal, saya tambahkan saturasi agar mendekati tema musik, karena karakter vokal saya tertalu bagus," akunya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved