Human Interest
Komang Yoga Kembangkan Tanaman Pletycerium, Dalam Sebulan Bisa Hasilkan Rp5 sampai Rp10 juta
Berawal dari hobinya membudidayakan tanaman hias, kini pemuda asal Banjar/Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli ini menjadi wiraswasta dengan penghasilan
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Hobi yang menghasilkan nampaknya cocok disematkan pada I Komang Sedana Yoga.
Berawal dari hobinya membudidayakan tanaman hias, kini pemuda asal Banjar/Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli ini menjadi wiraswasta dengan penghasilan bulanan hingga Rp10 juta.
Ditemui di kediamannya, Komang Yoga mengaku sudah sejak lama hobi tanaman hias.
Baca juga: Berawal dari Hobi, Perempuan di Labuan Bajo NTT Ini Bisnis Cover Pemantik, Siap Jadi Oleh-oleh Khas
Hingga pada tahun 2018, ia mengenal jenis tanaman Platycerium atau yang juga dikenal dengan tanaman Simbar.
Ketertarikannya dengan jenis tanaman ini, mendorong pemuda 26 tahun itu untuk membudidayakan lebih lanjut.
Berawal dari lima spesies yakni Platycerium Wandae, Platycerium Grande, Platycerium Coronarium, Platycerium Ridleyi, dan Platycerium Bifurcatum.
Baca juga: Dari Hobi Jadi Rejeki, Kisah Lurah Kubu Bangli yang Beternak Burung Anis Merah
"Kian tahun saya mulai merambah ke jenis hybrid, seperti persilangan Platycerium Elephant dengan Platycerium Madagaskar, dan sebagainya," ucapnya Minggu (10/12/2023)
Hingga di tahun 2022, Komang Yoga mulai mengenalkan Simbar hasil budidaya melalui akun sosial media miliknya.
Tak sulit untuk mendapat perhatian pasar, mengingat tanaman ini sedang tren di kalangan pecinta tanaman hias.
Kata Komang Yoga, permintaan Simbar hasil budidaya tak hanya datang dari wilayah Bali saja namun hingga luar Bali.
Mulai dari wilayah Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, bahkan hingga Papua.
"Permintaan Simbar hasil budidaya ini cukup sering. Biasanya yang ukuran anakan usia 2 hingga 3 bulan. Kadang ada yang usia medium juga."
"Selain datang dari wilayah Indonesia, saya juga sempat mendapat permintaan dari luar negeri. Seperti Jerman, Spanyol hingga Thailand. Permintaan dari luar negeri, biasanya jenis sporanya. Namun saya belum bisa memenuhi permintaan tersebut," ujarnya.
Menurut Komang Yoga, jenis Simbar yang paling banyak diminati yakni Platycerium Wandae, Platycerium Grande, Platycerium Ridleyi, Platycerium Madagaskar hingga Platycerium Bifurcatum. Sedangkan jenis hybrid, kebanyakan Platycerium Erawan, Platycerium Dawboy, Platycerium Antis, hingga Platycerium Willinckii Masayu.
"Yang menarik dari tanaman ini ada tiga. Yakni bentuk kelopak (shiled), fertil atau bentuk daun/lidah, hingga tricoma atau bulu halus yang terdapat di permukaan fertil," ungkapnya.
Selain karena bentuknya yang unik dan memiliki karakter khas setiap jenisnya, menurut Komang Yoga alasan banyak orang membudidayakan tanaman Simbar karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Komang Yoga menyebut harga tanaman Simbar, berkisar dari Rp200 ribu hingga Rp10 juta. Perbedaan harga ini tergantung jenis serta ukurannya.
"Kalau saya sendiri dalam sebulan bisa menghasilkan Rp5 juta hingga Rp10 juta dari tanaman ini. Semakin tanaman ini memasuki fase mature, tidak ada cacat, maka harganya juga semakin tinggi," ungkapnya.
Dalam perawatan, Komang Yoga menyarankan agar pemilik memahami jenis dan karakter tanaman simbarnya.
Sebab beberapa tanaman Simbar ada yang tidak boleh terlalu banyak terkena air. Sementara untuk pemupukan, hanya perlu dua kali dalam sepekan.
"Begitupun ketahanannya dengan sinar matahari. Ada yang kuat, dan adapula yang tidak perlu banyak sinar. Oleh sebab itu saat membangun greenhouse, disarankan agar mempertimbangkan arah matahari serta peletakan tiap jenis tanaman," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.