Harga Cabai Rawit Di Tingkat Petani Capai Rp 80 Ribu Per Kilogram

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Harga cabai rawit di tingkat petani mengalami lonjakan signifikan jelang tutup tahun 2023.

Dimana harga cabai rawit menyentuh angka Rp 80 ribu per kilogram.

Naik, dari perdagangan akhir November lalu yang berada di posisi Rp 72 ribu per kilonya.

Salah satu petani cabai rawit di Banjar Bangah, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Nyoman Sudiasa menyatakan, sejak sepekan terkahir ini harga cabai rawit naik.

Sedangkan untuk cabai merah besar juga mengalami lonjakan dengan berada di posisi Rp 65 ribu per kg hingga Rp 70 ribu per kg.

Naik dari posisi sebelumnya yang diperdagangkan sebesar Rp 50 ribu per kilogramnya.

“Khusus untuk cabai rawit ya, kalau di kita (petani) sudah di angka Rp 80 ribu. Kalau di pasar bisa Rp 85 ribu bahkan lebih,” ucapnya Senin 11 Desember 2023.

Menurut dia, bahwa lonjakan cabai rawit di tingkat petani dipengaruhi momen akhir tahun 2023 ini.

Di sisi lain, saat ini produksi cabai rawit di tingkat petani mengalami penurunan pada musim hujan.

Intensitas hujan tinggi, membuat bunga pada tanaman yang menjadi cikal bakal bagi tumbuhnya buah cabai mengalami kerontokan.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Gibran Posisi Teratas di Bali-Nusra Menurut Survei Litbang Kompas

“Banyak tanaman cabai di petani yang rontok akibat musim hujan. Rata-rata per pohon bisa mengalami penurunan produksi hingga 15 persen dari rata-rata normal,” jelasnya.

Maka dari itu, lanjut dia, harga cabai rawit di tingkat petani naik. Bahkan, berpotensi akan semakin naik, berpeluang menembus Rp 100 ribu per kilonya.

Momen ini, bisa terjadi sepeti tahun 2022 lalu.

Sebab, di sentra produksi di tempat lain termasuk di luar Bali, produksinya sudah semakin menipis dan harga juga ikut naik. Misalnya di Jawa, harga cabai rawit di petani sudah menyentuh Rp 90 ribu per kilo.

“Di Yogyakarta, informasi dari teman saya harga cabai rawit ini juga naik menyentuh Rp 85 ribu per kg,” bebernya.