Serba Serbi
Makna Banyu Pinaruh Setelah Hari Raya Saraswati Menurut Tokoh Hindu, Bersihkan Diri Secara Niskala
Makna Banyu Pinaruh Setelah Hari Raya Saraswati Menurut Tokoh Hindu, Bersihkan Diri Secara Niskala
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Usai merayakan hari Saraswati pada 16 Desember 2023, umat Hindu selanjutnya berkunjung ke pantai atau sumber mata air pada keesokan harinya.
Kunjungan Umat Hindu ke pantai atau sumber mata air sehari setelah Hari Raya Saraswati, dikenal dengan Hari Banyu Pinaruh.
Banyu Pinaruh berlangsung pada Redite Paing wuku Sinta, bertepatan pada Minggu 17 Desember 2022.
Menurut Ida Bagus Saskara selaku Jan Banggul atau Pemimpin Pemangku di Pura Agung Jagatnatha Denpasar saat ditemui pada Sabtu 22 Oktober 2022, Banyu Pinaruh dilaksanakan guna membersihkan diri secara niskala.
Sehingga selanjutnya umat manusia siap melanjutkan kehidupan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
“Setelah bersyukur dan berterima kasih, besok paginya kita melakukan pembersihan diri ke laut atau sumber mata air lainnya.”
“Sehingga di sana (laut) kita menjadi bersih atau ‘Ning’, dan siap kembali untuk menjalani kehidupan, dengan pengetahuan-pengetahuan yang akan kita dapatkan kembali,” pungkasnya.
Sementara itu, Ida Pedanda Wayahan Wanasari dari Griya Wanasari Sanur mengatakan, saat pelaksanaan Banyu Pinaruh, umat harus melakukan samadhi.
Juga melakukan palukatan atau pembersihan diri di segara atau laut, campuhan, danau.
Baca juga: Doa dan Mantra Saat Hari Raya Saraswati, Pemujaan Kepada Dewi Ilmu Pengetahuan
“Atau bisa juga melukat ke sulinggih atau pedanda,” kata Ida.
Selanjutnya ada prosesi natab banten Aji Sraswati.
Setelah itu, dilanjutkan dengan nunas nasi yasa untuk ngayasaang raga dalam mengimplementasikan pengetahuan sesuai dengan perkembangan jaman.
Selain kedua tokoh tersebut, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda juga memberikan penjelasannya.
Ia mengatakan, Banyu Pinaruh ini memiliki arti air pengetahuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.