Bali United
Nasib Markas Bali United, Stadion Elit, Penonton Sedikit, Ini Curhatan Suporter
Nasib Markas Bali United, Stadion Elit, Penonton Sedikit, Ini Curhatan Suporter Enggan ke Stadion Dari Manajemen
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
Pentolan kelompok suporter Bali United Brigaz Bali, Ahmad Bersih menyampaikan bahwa salah satu faktor penurunan jumlah penonton karena peralihan sistem pembelian tiket dari sistem offline ke online melalui aplikasi serta kenaikan harga tiket.
"Suporter Bali tidak seperti suporter yang ada di luar sana, mereka terdiri dari beberapa kategori ada suporter yang memberikan suport langsung ke tim dalam keadaan apapun timnya contohnya yang akhir-akhir ini yang bisa kita lihat walau dalam kondisi hujan-hujan maupun panas-panas mereka slalu rela untuk datang ke Stadion untuk mengawal tim kebanggaannya," iujar Ahmad kepada Tribun Bali, pada Minggu 17 Desember 2023.
"Berikutnya suporter yang datang kalau timnya sedang bagus-bagus dan kalau merosot tidak mau datang ke stadion. Lalu, ada penikmat bola, ini volumenya lumayan banyak keberadaannya mereka ini tidak peduli yang penting tim main baik, menarik dan memuaskan mereka," imbuhnya.
Sementara itu, mengenai koreografi yang hampa di tribun Selatan, jangankan koreo, tribun pun kerap terlihat nyaris kosong. Meski begitu, Ahmad mengaku tetap mendukung Bali United.
"Masalah koreografi otomatis sepi juga karna keberadaan mereka yang datang tidak begitu rame, kalau masalah dukungan saya yakin masih tetap ada namun kembali ke tadi ada fase di mana suporter Bali agak menurun karena beberapa hal diantaranya beralihnya cara beli tiket dari offline ke online," jelasnya.
"Kalau dibilang banyak faktor pengaruhnya masalah kenaikan tiket signifikan 60 ribu ke 100 ribu, walaupun memang ada tiket khusus sampai sampai H-1 harga 80, jangkauan suporter Bali belum siap," imbuh Ahmad.
Di samping itu, yang juga melandasi faktor keengganan suporter ke stadion, kata Ahmad adalah masalah aturan masuk ke dalam stadion.
"Terus masalah-masalah aturan masuk ke stadion juga menjadi kendala, salah satunya tidak boleh merokok," tuturnya.
"Walaupun memang, panpel jangan lah terlalu keras dengan suporter sendiri, suporter tamu dilonggarkan, sama kita ketat banget sampai ke kantong, kaus kaki di periksa, malah suporter luar bisa masuk yang aturannya tidak boleh, malah ada perusakan, ada suporter tamu rokok dibiarin, tapi dengan kita sendiri sammpai dikejar, banyak yang protes, galaknya luar biasa," bebernya.
Termasuk ada suporter yang mogok karena terlanjur menyerukan boikot tidak ke stadion, kemudian tidak mau ke stadion alasan permainan monoton, pemain tua-tua
"Sebenarnya sekarang sampai ke peringkat no 2 mereka harusnya sadar, ada perubahan, mereka tidak sadar justru tim ini menjuarai 2 kali juara, mungkin suporter muda sekarang menginginkan perubahan besar besaran tanpa tahu dapur Bali United," tuturnya.
Dari segi permainan, sejatinya, Bali United telah membuktikan mampu bersaing di 4 besar papan atas dan memiliki peluang juara ketiga kalinya.
"Permainan sekarang bisa bersaing di 4 besar, ada kemungkinan juara, peluang masih sangat besar tapi ya itulah kata boikot keluar dari beberapa suporter pengaruh animo penonoton suporter," ujarnya.
Akan tetapi dengan adanya gebrakan manajemen mengembalikan sistem tiket penjualan offline dirasanya menjadi langkah bagus untuk menyedot kembalil animo penonton.
"Namun di laga lawan Persib ada gebrakan adanya tiket offline dibuka di Bali United Cafe, walau sistemnya sama ke email tiketnya, tapi ini langkah bagus," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.