Konflik Palestina VS Israel

Bersedia Untuk Gencatan Senjatan, Presiden Israel Isaac Herzog Minta Hamas Bebaskan Sandera

Presiden Israel Isaac Herzog terbuka untuk melakukan gencatan sejata asalkan Hamas bersedia bebaskan semua sandera.

Sumber: AP Photo Via Kompas
Presiden Israel Isaac Herzog bergabung dengan para pejabat tinggi Israel yang menentang solusi dua negara pasca perang di Gaza, hari Kamis, (14/12/2023), Isaac Herzog mengatakan sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas pembentukan negara Palestina merdeka ketika luka Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober masih sangat terasa. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Presiden Israel Isaac Herzog terbuka untuk melakukan gencatan sejata asalkan Hamas bersedia bebaskan semua sandera.

Isaac Herzog selaku Presiden Israel menegaskan jika ia terbuka untuk melakukan gencata senjata dengan kelompok militan asalkan Hamas bersedia untuk membebaskan para sandera Israel yang mereka tawan. 

Tak hanya itu, mereka juga berjanji untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan di Gaza dengan syarat pembebasan para sandera tersebut. 

Sebelumnya, Hamas mirilis beberapa video yang memperlihatkan permohonan para sandera Israel yang ditawan untuk segera dibebaskan tanpa syarat oleh pemerintah mereka. 

Baca juga: Hamas Rilis Video 2 Sandera Israel, Layangkan Kritik Pedas Ke Netanyahu: Anda Ingin Kami Mati

Dalam pidatonya tersebut, ia didampingi para duta besar asing di Israel tentang upaya pembebasan sandera di Gaza

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada negara-negara anggota dan para pemimpin atas kepemimpinan mereka dalam tujuan membebaskan para sandera sesegera mungkin," katanya pada Selasa (19/12/2023), dikutip dari Al Jazeera dilansir Tribunnews.com.

Ia pun juga turut mengapresiasi segala upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk negara sekutu dan media.

"Upaya apa pun yang dapat dilakukan oleh negara, pemimpin, media, dan masukan diplomatik Anda dapat membantu memberikan tekanan pada berbagai negara yang terlibat dalam perang ini sangatlah penting," imbuhnya.

Selanjutnya, ia turut menyebutkan sejumlah sandera yang masih di tahan di Jalur Gaza. 

Baca juga: Menhan AS Datangi Netanyahu di Tel Aviv, Desak Israel Akhiri Operasi Militer di Gaza

“Pertama dan terpenting, kita harus ingat bahwa terdapat puluhan kasus kemanusiaan dalam kelompok sandera, seperti anak-anak, orang tua, orang sakit, orang terluka, dan tentu saja banyak perempuan,” katanya.

Setelah kesepakatan sandera selama 7 hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023), lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dan diperkirakan masih ada 138 sandera di Jalur Gaza.

Tak Perangi Warga Sipil di Gaza, Hanya Menargetkan Hamas

"Sangat penting bagi kami untuk menegaskan kembali bahwa kami tidak memerangi rakyat Gaza. Mereka bukan musuh kami. Kami memerangi Hamas dan mereka adalah musuh," katanya, merujuk pada 19.968 warga Palestina yang tewas akibat pemboman yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.

"Dalam hal ini, kami mengambil semua langkah kemanusiaan yang mungkin dilakukan sesuai dengan hukum humaniter internasional," lanjutnya.

Setelah mendapat tekanan dari masyarakat internasional, pada Jumat (15/12/2023), Israel menyetujui masuknya bantuan ke Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, yang memungkinkan masuknya 200 truk bantuan per hari.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved