Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bom Rumah Sakit Baptis Gaza di Malam Natal, Tak Pandang Bulu Serang Umat Kristen dan Islam

PMahmoud Abbas sebut bom Israel tak pernah pandang bulu, serang rumah sakit Baptis Evangelis, Geraja Ortodoks dan sejumlah mesjid saat malam Natal.

AFP/STEPHANIE KEITH
Presiden Palestina Mahmoud Abbas - Israel Bom ke Rumah Sakit Baptis di Malam Natal, Tak Pandang Bulu Serang Umat Kristen dan Islam 

TRIBUN-BALI,COM, DENPASAR - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyebutkan bom Israel tak pernah pandang bulu, serang rumah sakit Baptis Evangelis, Geraja Ortodoks dan sejumlah mesjid saat malam Natal.

Berbagai serangan yang dijatuhkan militer Israel di Gaza tak pernah pandang bulu menyerang penduduk Palestina

Presiden Palestina menekankan jika serangan keji Israel tak pernah memandang agama warga Palestina, bahkan tentara IDF dianggap tak pandang bulu dalam menargetkan korban mereka. 

Serangan di Gaza tak membedakan orang Muslim dan Kristen. 

Baca juga: 80 Organ Jenazah Palestina Hilang Hingga Kondisi Tubuh Tak Utuh, Israel Diduga Penyebabnya

Baru-baru ini saat malam Natal, Israel melancarkan serangan udara ke Rumah Sakit Baptis Evangelis, Pusat Kebudayaan Ortodoks, Aula Gereja Ortodoks Yunani, dan Gereja Keluarga Kudus, termasuk masjid, sekolah, dan rumah sakit di Gaza.

Melansir Kompas.com, serangan udara Israel menghatam umat Kristen dan Israel pada 24 Desember 2023. 

Mengutip media WAFA Palestina, Abbas menyamakan kejahatan kemanusiaan yang tejadi di Gaza seperti peristiwa Nagba yang terjadi pada tahun 1948. 

"Tempat kelahiran Kristus, Betlehem (kota Palestina di Tepi Barat), mengalami kesedihan," ucap Presiden Palestina mengutip Kantor Berita Resmi Palestina WAFA. 

Abbas juga mengatakan, jika Natal seharusnya menjadi momen menghentikan agresi dan serangan terhadap rakyat Palestina di Gaza beserta seluruh wilayah yang diduduki. 

"Agresi pendudukan menargetkan umat Kristiani, semua rakyat kami dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem dan Tepi Barat," ucap Abbas.

Baca juga: Israel Perluas Zona Serangan, Bombardir Gaza Tengah dan Serang Jaringan Telekomunikasi

Tak lupa Abbas juga menambahkan jika rakyat Palestina akan terus berjuang demi mewujudkan negara yang bebas, mandiri dan memiliki kedaulutan penuh. 

Bentuk Solidaritas Umat Kristen Palestina, Natal Dibatalkan

Natal dibatalkan imbas perang Hamas dan Israel, umat nasrani di kota Betlehem memiliih untuk rayakan hari kelahiran Yesus Kristus di kotanya dengan gelap gulita dan menyepi. 

Kota Betlehem di Palestina dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.

Namun di tanggal 25 Desember 2023, dimana dunia merayakan hari kelahiran Yesus Kristus dengan gemerlap dan harapan baru, tempat dimana ia berasal malah harus gelap gulita karena perang yang masih berlangsung di Gaza.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, umat Nasrani di Betlehem merayakan natal dengan sunyi karena perang.

Baca juga: Makin Brutal, Serangan Israel di Gaza Sasar Rumah Sakit, Kamp Pengusi, Hingga Curi Organ Jenazah

Umat nasrani di Palestina harus berdamai dengan keadaan ketika rumah dan tempat tinggal mereka terancam rata dengan tanah ketika serangan terus dilancarkan.

Dalam salah satu laporan yang dirangkum TribunBali dari Tribunnews.com, Sabrina Mukarker, seorang pemeluk Kristen di Palestina menyebutkan jika Natal 2023 sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini tentu saja dikarenakan oleh perang yang masih berlangsung di Gaza.

Sabrina Mukarker dan puluhan ribu umat Kristen di Gaza tak bisa merayakan Hari Raya Natal.

“Anak-anak saya banyak menangis, bertanya mengapa kami tidak merayakannya seperti orang lain di seluruh dunia,” ujarnya kepada Al Jazeera, Senin (25/12/2023) dikutip TribunBali dari Tribunnews.

Sabrina menambahkan anak-anaknya bisa merasakan perang yang terjadi di Gaza.

“Secara emosional, kami (dia dan suaminya, Charlie Zaidan) belum stabil akhir-akhir ini (karena perang di Gaza), dan anak-anak dapat merasakannya,” ungkapnya.

“Kami (sebelumnya) menghabiskan Natal dengan cara yang sangat meriah, memutar musik Natal, mengunjungi keluarga."

"Namun tahun ini, kami tidak dapat melakukan itu. Semangat Natal yang sebenarnya tidak ada," tuturnya.

Baca juga: 80 Organ Jenazah Palestina Hilang Hingga Kondisi Tubuh Tak Utuh, Israel Diduga Penyebabnya

Betlehem yang menjadi tempat kelahiran Yesus menurut Alkitab, yang biasanya ramai, kini menyerupai kota hantu, Minggu (24/12/2023).

Pasalnya, perayaan malam Natal di Betlehem dibatalkan karena perang Israel-Hamas.

Lampu-lampu perayaan dan pohon Natal yang biasanya menghiasi Lapangan Manger hilang.

Hilang pula kerumunan turis asing dan marching band pemuda yang berkumpul di kota Tepi Barat itu setiap tahun untuk menandai hari raya tersebut.

Puluhan pasukan keamanan Palestina berpatroli di lapangan kosong itu.

“Tahun ini, tanpa pohon Natal dan tanpa lampu, yang ada hanyalah kegelapan,” ujar Frater John Vinh, seorang biarawan Fransiskan dari Vietnam yang telah tinggal di Yerusalem selama enam tahun, dilansir AP News.

Vinh mengatakan dia selalu datang ke Bethlehem untuk merayakan Natal, tetapi tahun ini sangat menyedihkan.

Dia menatap pemandangan kelahiran Yesus di Manger Square dengan bayi Yesus yang terbungkus kain kafan putih, mengingatkan kita pada ribuan anak yang terbunuh dalam pertempuran di Gaza.

Kawat berduri mengelilingi tempat kejadian, puing-puing abu-abu tidak mencerminkan cahaya gembira dan semburan warna yang biasanya memenuhi alun-alun selama musim Natal.

Cuaca dingin dan hujan di sana menambah suasana muram.

Pembatalan perayaan Natal merupakan pukulan telak bagi perekonomian kota.

Pariwisata yang menyumbang sekitar 70 persen pendapatan Betlehem hampir hilang semuanya selama musim Natal.

Hal itu karena banyak maskapai penerbangan besar membatalkan penerbangan ke Israel, dan hanya sedikit orang asing yang berkunjung.

Pejabat setempat mengatakan lebih dari 70 hotel di Bethlehem terpaksa ditutup, menyebabkan ribuan orang menganggur.

Selain itu, toko suvenir lambat untuk dibuka pada malam Natal, meskipun ada beberapa toko yang dibuka setelah hujan berhenti turun, namun pengunjungnya sedikit.

“Kami tidak bisa membenarkan menanam pohon dan merayakannya seperti biasa, ketika sebagian orang (di Gaza) bahkan tidak punya rumah untuk ditinggali,” ucap Ala'a Salameh, salah satu pemilik Restoran Afteem.

Salameh mengatakan malam Natal biasanya menjadi hari tersibuk dalam setahun.

“Biasanya tidak ada satu pun kursi untuk diduduki, kami penuh dari pagi hingga tengah malam,” kata Salameh.

Pada Minggu pagi hanya satu meja yang terisi, oleh para jurnalis yang sedang istirahat.

Sumber: Info Komputer
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved