Berita Viral

TANGIS Pilu Guru Honorer Curhat Tak Lolos PPPK Padahal Nilai Tinggi, DPRD Jambi Akan Usut Tuntas

Viral di media sosial seorang guru honorer di Jambi curhat sambil menangis tersedu-sedu. Ia mengaku tak lolos pada ujian seleksi Pegawai Pemerintah d

Editor: Mei Yuniken
Kolase X/report.id
TANGIS Pilu Guru Honorer Curhat Tak Lolos PPPK Padahal Nilai Tinggi, DPRD Jambi Akan Usut Tuntas 

TRIBUN-BALI.COMTANGIS Pilu Guru Honorer Curhat Tak Lolos PPPK Padahal Nilai Tinggi, DPRD Jambi Akan Usut Tuntas

Viral di media sosial seorang guru honorer di Jambi curhat sambil menangis tersedu-sedu.

Ia mengaku tak lolos pada ujian seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 yang hasilnya telah keluar beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan guru tersebut sampai curhat di media sosial, ia hanya mempertanyakan bagaimana sistem penilaian pada ujian PPPK.

Hal itu lantaran dari segi nilai yang didapatkan guru yang mengajar selama 13 tahun di salah satu SD di Jambi tersebut tergolong tinggi.

Hingga wajar akhirnya, jika guru tersebut merasa dicurangi.

Baca juga: Beredar Viral Video Pemain Timnas Indonesia Makan Mie Instan Saat TC di Turki, Ini Kritik Warganet

DPRD Jambi Akan Usut Tuntas

Kasus ini menjadi sorotan berbagai pihak termasuk anggota DPRD Provinsi Jambi.
Kasus ini menjadi sorotan berbagai pihak termasuk anggota DPRD Provinsi Jambi.

Kasus ini menjadi sorotan berbagai pihak termasuk anggota DPRD Provinsi Jambi.

Menanggapi video guru honorer yang telah viral di media sosial tersebut, pihak DPRD Jambi beri statement.

Nasib akhir guru honorer tersebut akan diperhitungkan, dan pihak DPRD akan mengawal kasus hingga tuntas apakah benar terdapat kecurangan dalam sistem seleksi.

Anggota DPRD Provinsi Jambi Dapil Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Fadli Sudria, meminta Pemerintah Daerah Kerinci dan Pemerintah Kota Sungai Penuh segera menyelidiki adanya indikasi kecurangan dalam seleksi.

"Saya sebagai perwakilan rakyat akan terus mamantau hal ini, dan akan membantu mereka yang merasa dicurangi atas hasil PPPK," jelasnya, dikutip Tribun Jatim dari tribun Jambi.

Ia melanjutkan, jika dugaan kecurangan dalam seleksi PPPK terbukti benar artinya sudah zalim dan harus diusut tuntas.

"Saya akan pantau dan jika hal ini terbukti benar, berarti harus diusut tuntas, tidak boleh hal seperti ini didiamkan," tutupnya.

Video Viral di X

Sebelumnya, viral curhat seorang guru honorer tak lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), padahal mendapat nilai tes tinggi.

Guru itu menangis tersedu-sedu mengetahui kondisinya yang gagal tes padahal nilainya tinggi.

Guru honorer itu mengaku mengikuti tes PPPK guru untuk penempatan di Kota Sungai Penuh, Jambi.

Ia kemudian mempertanyakan alasan dirinya tidak lolos PPPK, padahal memiliki nilai yang tinggi.

"Aku ndak betanyo kepada pejabat yang berwenang dalam tes PPPK. Apo dasar yang dinilai?" katanya sambil menangis.

"Sampai sampai nilai yang tinggi tidak kayo loloskan nilai yang rendah diloloskan,” sambungnya.

Dengan suara bergetar, guru honorer tersebut merana karena telah 13 tahun mengabdi di dunia pendidikan.

Baca juga: VIRAL! Kronologi Truk Angkut Ratusan Anjing dari Cirebon ke Semarang, Diduga Dibawa ke Rumah Potong

"Masa pengabdian aku 13 tahun, dikato umur aku lah lebih 35 tahun," ungkapnya.

"Tolong kayo sampaikan apo dasar yang kayo nilai itu apo," ucapnya lagi.

Dalam video lainnya, guru honorer itu pun bercerita bahwa dirinya telah mengorbankan banyak hal untuk bisa mengikuti tes PPPK.

"Pengabdian 13 tahun tidak diperhitungkan, nilai tinggi tidak diperhitungkan," katanya.

"Padahal berangkat Jambi ongkos dipinjam ndak samo jugo tes," imbuhnya tersedu-sedu.

Hingga artikel ini ditulis, Rabu (27/12/2023), video tersebut telah dilihat sebanyak lebih dari seribu kali.

Sejumlah warganet pun merasa simpati terhadap apa yang dialami oleh guru honorer tersebut dan memberikan dukungan padanya.

Sosok Guru Honorer

Tangis Guru Honorer Tak Lolos PPPK Meski Nilai Tinggi, Nelangsa Ngajar 13 Tahun: Tak Diperhitungkan
Tangis Guru Honorer Tak Lolos PPPK Meski Nilai Tinggi, Nelangsa Ngajar 13 Tahun: Tak Diperhitungkan

Terbaru, sosok guru honorer itu pun terungkap.

Ia adalah Epi Sartika, guru honorer di SD 041/XI, Desa Kampung Tengah, Kecamatan Kotobaru, Kota Sungai Penuh Jambi

Epi tercatat sudah 13 tahun lamanya mengabdi sebagai guru honorer.

Dia bertekad bisa lulus PPPK itu hanya ingin punya jaminan sosial buat dirinya.

Epi bercerita, selama menjadi guru honorer dia hanya mendapatkan upah Rp 300 ribu buat 6 bulan bekerja.

Suami Epi bekerja sebagai buru harian lepas. Mereka memiliki satu orang anak.

Tentu pendapat tersebut tidak bisa mencukupi kehidupan keluarganya.

Kendati begitu, Epi tak mengeluh dan terus bertahan untuk mengabdi sebagai seorang guru.

Terkait ini, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Sungai Penuh, Nina Pastian mengatakan, bahwa hasil tes PPPK semua sudah sesuai aturan.

Baca juga: Kronologis Petugas Imigrasi Ngurah Rai Amankan Dua WNA Viral Aniaya Karyawan Studio Kecantikan

"Nanti kami siap menampung peserta yang ingin bertanya," ungkap Nina, dikutip dari TribunJambi, Minggu (24/12/2023).

"Atau kalau bisa dan lebih jelas langsung bertanya ke Kemendikbud, nanti kami fasilitasi," imbuhnya.

Nina juga menyatakan, bahwa seleksi penerimaan PPPK merupakan agenda nasional.

Hal tersebut, kata Nina, sudah berdasar aturan yang ditetapkan dan melalui sistem dari BKN dan Kemendikbud.

"Sedikit saja kami merubah angka otomatis sistem pusat tidak bisa memproses dan menolaknya termasuk juga untuk pengusulan NIP nanti kami melampirkan semua data, nilai dan bukti lain," tuturnya.

"Jika tidak sesuai otomatis NIP tidak akan keluar," pungkasnya

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul DPRD Jambi Jawab Nasib Akhir Guru Honorer yang Tak Lolos PPPK Padahal Nilai Tinggi: Tidak Didiamkan,

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved