Kemacetan Parah di Bali

Mulai 2 Januari 2024 Ada Shuttle Bus Gratis, Antar Jemput Penumpang dari dan ke Bandara Ngurah Rai

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama stakeholder menyediakan shuttle bus gratis dari dan ke Bandara International I Gusti Ngurah Rai, Bali.

|
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menhub Budi Karya Sumadi didampingi Kapolda Bali, PJ Gubernur Bali dan Direktur Utama AP1 saat memberikan keterangan usai melakukan pertemuan membahas masalah kemacetan yang terjadi di Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama stakeholder menyediakan shuttle bus gratis dari dan ke Bandara International I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Kebijakan ini mulai berlaku hari ini, Selasa 2 Januari 2024, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas di area bandara.


Shuttle bus gratis dari Kemenhub ini akan mengantar dan menjemput para penumpang pesawat ke Bandara Ngurah Rai.

Dengan angkutan umum ini, penumpang dan penjemput tidak perlu lagi memakai kendaraan pribadi dari dan ke bandara terbesar di Bali ini.

Baca juga: Naik 71 Persen, Sepanjang Tahun 2023 Bandara Ngurah Rai Layani 21 Juta Penumpang


Kebijakan mengoperasikan shuttle bus gratis disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi setelah melakukan pembahasan terkait penanganan kepadatan lalu lintas dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, bersama Pj Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya, dan Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra, Minggu (31/12), di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV.


Rapat koordinasi tersebut dihadiri sejumlah pihak seperti Otoritas Bandara, Jasa Marga, Jasa Raharja, Angkasa Pura Indonesia, serta unsur terkait lainnya.


Kurang lebih dua jam pertemuan berlangsung, dan didapatkan tiga solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Pulau Dewata.

Baca juga: Jalan Tol Bali Mandara Macet Parah, Wisatawan Jalan Kaki ke Bandara

Mulai dari solusi jangka pendek, menengah, dan panjang.


Menhub mengatakan shuttle bus gratis ini merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi permasalahan kemacetan di jalur atau akses menuju Bandara Ngurah Rai serta pusat-pusat pariwisata di Bali.


Shuttle bus itu akan tersedia di beberapa titik wisata di Bali seperti Nusa Dua, Sentral Parkir Sunset Road, serta Benoa. Bus juga berkeliling di sepanjang Kuta, Legian, serta Canggu.

Baca juga: Pasca Tahun Baru, Macet Masih Terjadi di Jalan Gatsu Tengah Denpasar, Stuck Sampai 1 Jam


"Kita sudah setuju mengoperasikan shuttle bus dari bandara tujuan Nusa Dua dan Sentral Parkir Kuta, dan juga bus yang keliling di sekitar Legian, Kuta, dan Canggu," kata Budi Karya Sumadi.


Secara khusus, Menhub minta kepada Pj Gubernur dan Kapolda Bali mengeksekusi itu dengan waktu tempuh hanya 15 menit. “Kalau lebih dari itu tidak bisa,” tandasnya.


Menhub secara khusus juga meminta kepada Ka Otban, Kapolda, dan Pj Gubernur Bali serta kepada maskapai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan shuttle bus gratis ini melalui sosial media.


“Kami melalui Otoritas Bandara, bersama Kapolda, serta Gubernur Bali akan menginformasikan kepada masyarakat dan airlines, melalui media sosial bahwa tanggal 2 Januari 2024 kegiatan antar jemput bus shuttle sudah dijalankan,” ujar Menhub.


Sebenarnya, saat ini sudah ada layanan Trans Metro Dewata yang juga memiliki jalur ke Bandara Ngurah Rai. Fasilitas angkutan publik tersebut adalah alternatif angkutan umum yang menjadi bagian dari program Teman Bus gagasan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.


Awalnya bus ini juga digratiskan bagi penumpang, dan kemudian dipungut tarif. Namun hingga saat ini keterisian bus berwarna merah ini sangat minim, dan justru menambah kepadatan lalu lintas.


Apakah kebijakan shuttle bus gratis akan menjadi solusi efektif, atau justru kembali memperparah kemacetan menuju bandara?

Flyover dan LRT


Untuk solusi jangka menengah yang akan dilakukan adalah perbaikan layanan di Bandara Ngurah Rai.

Perbaikan di area bandara dilakukan oleh Angkasa Pura yaitu berupa penambahan kapasitas parkir dan penambahan jalur keluar masuk kendaraan menjadi 4 jalur.


Kemudian, mengupayakan dibangun flyover untuk akses jalan menuju bandara yang akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR.


"Parkir (kendaraan di bandara) ditambah, dan nanti juga akan ada flyover yang nanti kita minta bantuan dari Kementerian PU. Dan di Canggu harus ada membangun jalan-jalan alternatif lain seperti di Sunset Road atau Gatot Subroto Barat, nanti kita koordinasi dengan Kementerian PU," papar Menhub Budi.


Sedangkan untuk solusi jangka panjang, pemerintah akan membangun kereta LRT dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat seperti di Sunset Road, Legian, serta Canggu.


Bali sebagai tempat showcasenya dan citra pariwisata Indonesia, kata Menhub, harus serius mempersiapkan LRT yang merupakan angkutan massal perkotaan.


"Untuk jangka panjang, satu keharusan Bali ini harus memiliki angkutan massal perkotaan (LRT), tidak bisa lagi hanya menggunakan angkutan pribadi. Dan insyallah tahun depan sudah mulai mengadakan groundbreaking," tegas Menhub.


Menurutnya rencana pembangunan LRT sudah matang dan juga ada kemampuan pemerintah daerah untuk anggaran pembangunan sehingga tinggal dilakukan penandatanganan MoU.


"Jadi ini sudah klik, jadi tinggal tandatangani MoU. Namun demikian, kita tidak saja membicarakan solusi jangka panjang, kita bicara juga jangka pendek dan jangka menengah," tambah Menhub.


Menhub Budi mengungkapkan, untuk membangun LRT membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 tahun.

"Minggu lalu kami sudah bertemu pihak dari Korea Selatan yang memberikan grant untuk Feasibility Study (FS) dan akan memberikan Official Development Assistance (ODA) Loan, untuk pembangunan LRT Tahap 1 dari bandara sampai Sunset Road," jelasnya.


Kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.


"Kepadatan lalu lintas di akhir tahun sudah kami prediksi sebelumnya, tetapi kemarin terjadi kepadatan yang ekstrem," ungkap Menhub, yang juga menyoroti kendaraan yang memakai bahu jalan untuk parkir di sekitar toko oleh-oleh hingga menyebabkan kemacetan parah.

Segera Ditindaklanjuti


Pj Gubernur Bali Sang Mahendra Jaya menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti kebijakan Menhub menyiapkan shuttle bus gratis ke bandara.

Hari ini mulai akan diberlakukan untuk para penumpang pesawat.


“Sesuai arahan Pak Menteri sudah dirumuskan langkah-langkah untuk penanganan baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Khususnya jangka pendek sudah diberikan arahan tegas dan segera ditindaklanjuti dengan penyediaan layanan shuttle bus ke bandara," ungkapnya.


Diharapkan layanan tersebut bisa mencegah banyaknya kendaraan keluar pada waktu yang bersamaan sehingga peristiwa kemacetan parah di jalur bandara dan Tol Bali Mandara seperti terjadi pada 29 Desember 2023 tidak terulang lagi.


Menurut Mahendra Jaya, Pemprov Bali bersama-sama dengan Kapolda, Pemkab, Angkasa Pura I, dan stakeholder lain ke depannya akan lebih meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi untuk memastikan orang yang datang ke Bali ini merasa aman dan nyaman.


"Tentu kita harapkan setelah dari Bali ada kesan-kesan baik dan akan kembali lagi ke Bali," ucap mantan staf khusus Kementrian Dalam Negeri ini.


Kapolda Bali Irjen. Pol. Ida Bagus Kd Putra Narendra, menambahkan apa yang menjadi rencana jangka pendek akan segera ditindaklanjuti. Tentunya sesuai arahan dan petunjuk Menteri Perhubungan.


"Kita benahi dan koordinasikan lebih lanjut juga dengan pihak Jasa Marga, Dinas Perhubungan, dan Angkasa Pura I. Segera kami tindaklanjuti dan koordinasikan dengan intens," katanya.


Polda Bali juga akan membantu mensosialisasikan program shuttle bus gratis tersebut. Harapannya, saat mulai diterapkan hari ini, tidak terjadi kemacetan lagi di sekitar bandara. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved