Defisit Sekitar 2,8 Juta Ton, Persediaan Beras Nasional Akibat Dampak El Nino

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas) yang membahas mengenai ketersediaan stok beras nasional dan cadangan beras

Tribun Bali/Istimewa
ilustrasi beras Lokal - Defisit Sekitar 2,8 Juta Ton, Persediaan Beras Nasional Akibat Dampak El Nino 

Selain beras, Zulkifli menyebut stok jagung pakan juga disiapkan untuk menghadapi momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Jagung pakan sendiri berkaitan dengan fluktuasi harga telur dan daging ayam. Menurutnya, lantaran adanya El Nino beras dan jagung menjadi komoditas rawan yang harus dipersiapkan stoknya jelang ramadan dan lebaran.

"Walaupun masih lama idul fitri tapi persediaan hari ini sudah mulai dibahas. Oleh karena itu, kemarin (2023) lebaran terkendali, nataru terkendali, karena memang persiapan dari jauh hari. Jadi beras, seluruh bahan pokok dipersiapkan dari sekarang walaupun lebaran masih lama," ujar Zulkifli. (kontan)

Impor Bisa Lebih 2 Juta Ton

DIREKTUR Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan impor beras tahun 2024 ini diprediksi bisa lebih 2 juta ton. "Sudah di bicarakan kemungkinan lebih dari 2 juta ton (impor beras)," kata Bayu dalam konferensi pers di kantornya, baru-baru ini.

Meski begitu, Bayu menegaskan bahwa penugasan tambahan itu belum diputuskan. Penugasan impor resmi yang didapatkanya saat ini baru 2 juta ton dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk realisasi tahun 2024.

Penugasan impor ini, ditegaskan oleh Bayu, dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Tujuannya untuk melakukan intervensi harga jika sewaktu-waktu harga beras sedang tinggi.

Khusus untuk penugasan 2024 ini, Bulog belum melakukan realisasi. Bayu menegaskan Bulog masih merampungkan penugasan 500 ribu ton sisa impor tahun lalu yang diperpanjang sampai awal tahun ini. "500.000 ton impor ini diselesaikan tahun ini sumbernya dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan," jelas Bayu.

Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan impor tahun ini dilakukan sebagai respons penurunan produksi karena cuaca ekstrem El-Nino. Hal ini juga mengacu pada data BPS yang memprediksi produksi beras Januari-Februari masih defisit sebesar 2,8 juta ton.

"Kalau sekarang tidak mengimpor, terus nanti harga melambung tinggi, nanti nanya lagi pemerintah gak bisa jaga harga," kata Arief ditempat yang sama.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia sudah mengamankan 3 juta ton beras berasal dari komitmen India dan Thailand untuk pengadaan beras tahun 2024. Di mana 2 juta ton diamankan dari Thailand dan 1 juta ton dari India.

"Untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan memang itu harus kita lakukan. Artinya kita sudah dapatkan tandatangan satu (juta ton) kemudian dua (juta ton) dari Thailand. Rasa aman kita dapat urusan pangan," kata Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia, belum lama ini. (kontan)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved