Pria Obesitas di Gianyar
Tunik Merasa Hatinya Sesak saat Ingat Mendiang Bombom, Pastikan Ponakannya Diantar Secara Layak
Kepergian I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34), pria berbobot 210 Kilogram di Gianyar meninggalkan duka bagi keluarga.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
"Pakaiannya spesial. Dia beli kain untuk dijadikan pakaiannya," ujar Arimbawa yang lebih tua delapan tahun dari mendiang.
Upaykan Gunakan Ambulans
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba mengatakan, pihaknya berharap proses pengantaran jenazah mendiang diupayakan menggunakan ambulans. Sebab jika menggunakan pikap, kesannya tidak bagus.
Pihaknya memaklumi anggotanya saat membawa mendiang ke RSUD Sanjiwani menggunakan pikap.
Sebab saat itu situasinya sangat darurat, dan hanya kendaraan tersebut yang bisa dimanfaatkan agar yang bersangkutan segera mendapatkan pertolongan medis.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, Dinkes) Gianyar, Bali tidak memiliki data jumlah warga Gianyar yang mengalami obesitas.
Namun Pemkab Gianyar memiliki program pengendalian dan pencegahan obesitas.
Hal tersebut dilakukan mulai dari deteksi/skrining obesitas. Setelah itu, pihaknya juga menggaungkan Promkes Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Perilaku CERDIK (Cek Kesehatan secara berkala, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang dan Kelola stres).
"Kami berharap, masyarakat yang memiliki berat berlebih, agar menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik, dalam mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Sebab dampak kelebihan berat badan ini cukup besar, dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari jantung hingga pernapasan," ujar Ariyuni.
Baca juga: SOSOK Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully
Sementara untuk masyarakat yang selama ini memiliki riwayat obesitas, telah dilakukan pengukuran gula darah.
Hal ini dilakukan pada penduduk usia 15-39 tahun. Pengecekan gula darah dilakukan sebagai upaya deteksi dini diabetes melitus (DM).
"Pengendalian dan penanggulangan obesitas dimaksud dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan berperilaku hidup sehat, dan mencegah terjadinya obesitas beserta akibat yang ditimbulkan untuk menurunkan jumlah yang sakit, disabilitas, dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit tidak menular," ujarnya.
Ditanya apakah pihaknya pernah memantau kelebihan berat badan mendiang Bombom, Ariyuni tidak memberikan jawaban. Namun ia berharap agar masyarakat menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik.
"Mari sama-sama kita sosialisasikan agar penderita obesitas agar menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik," tandasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.