Harga Beras di Bali
Ini Penyebab Harga Beras Naik Jadi Rp 17 Ribu per Kilogramnya
Naik lagi harga beras, dari Rp12.500 per kilogram kini telah menyentuh Rp 17.000 per kilogram.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Naik lagi harga beras, dari Rp12.500 per kilogram kini telah menyentuh Rp 17.000 per kilogram.
Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini begitu signifikan.
Minimnya produksi menjadi penyebab kenaikan tersebut di tengah kian meningkatnya kebutuhan beras.
Terlebih di Bali yang menjadi destinasi pariwisata.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali Prof. Dr. Ir. Gede Sedana, mengatakan kenaikan harga beras memang rutin terjadi setiap akir dan awal tahun.
Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan atau konsumsi yang juga dibarengi dengan hari raya yang terjadi pada akhir dan awal tahun.
Di tambah meningkatnya kunjungan wisatawan pada momen tersebut.
“Misalnya saat Natal dan Tahun Baru permintaan akan meningkat. Ditambah gabah yang dihasilkan petani tidak sepenuhnya menjadi beras, ada yang dijadikan tepung, sehingga stok beras di pasaran menurun. Sementara permintaan semakin tinggi,” ungkapnya pada, Senin 19 Februari 2024.
Selain itu lanjut Rektor Universitas Dwijendra ini mengatakan, di Bali mobilitas wisatawan yang tinggi juga harus disiapkan kebutuhan pangannya, termasuk beras.
Baca juga: Imigrasi Denpasar Hadirkan Pelayanan Paspor di Hari Sabtu dengan Kuota Terbatas
Artinya jumlah wisatawan meningkat, permintaan akan beras juga meningkat.
Dengan itu, pencatatan kebutuhan beras di Bali tidak bisa hanya berdasarkan jumlah penduduk yang berKTP, namun menurutnya juga harus diperhitungan mobilitas wisatawan di Bali.
“Masih tercukupi (stok beras). Adanya impor beras untuk cadangan pemerintah yang dikeluarkan pada saat darurat, seperti bencana atau kemarau panjang,” imbuhnya.
Terkait signifikannya kenaikan harga beras saat ini, dia mengakui ada pengaruh dari kemarau panjang yang terjadi akhir tahun lalu, sehingga membuat tertundanya produksi beras.
kanaikan harga inipun terjadi secara nasional, tidak hanya Bali.
Baca juga: Jelang Hari Raya Galungan, Harga Cabai Meningkat Rp 65 Ribu Per Kilogram
Kondisi seperti itu, menurutnya penting dilakukan penerapan teknologi pertanian yaitu menanam padi dengan sedikit air.
“Teknologi yang disebut SRI (system of rice intensification) ini diakuinya sudah ada, hanya saja membutuhkan dorongan agar petani mau menerapkannya, terutama saat musim kemarau panjang,” tutupnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.