Berita Bali

Buat Profesi Pengadaan Bersuara, IAPI Bali Adakan Debat Pengadaan Barang Jasa

Buat Profesi Pengadaan Bersuara, IAPI Bali Adakan Debat Pengadaan Barang Jasa

|
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI) Bali adakan Debat Pengadaan Barang/Jasa bertempat di Wantilan Gedung DPRD Provinsi Bali pada, Rabu 21 Februari 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI) Bali adakan Debat Pengadaan Barang/Jasa bertempat di Wantilan Gedung DPRD Provinsi Bali pada, Rabu 21 Februari 2024. Dewa Manu selaku Ketua DPD IAPI Provinsi Bali menjelaskan apa itu IAPI yang juga merupakan Ikatan Profesi Pengadaan. 

“Anggota kita adalah orang-orang yang bergelut di profesi pengadaan barang dan jasa baik di pemerintahan, BUMD maupun swasta. dan acara kita hari ini adalah event tahunan kita memang setiap tahun kita adakan,” jelas, Dewa Manu. 

Lebih lanjutnya, Dewa mengatakan acara Debat Pengadaan ini merupakan acara pertama dan satu-satunya di Indonesia. Tujuan Debat ini adalah agar orang-orang dengan Profesi pengadaan berani bersuara karena selama ini bagian Pengadaan sangat jarang mau bersuara sebagai profesi. Selama profesi pengadaan tidak melakukan kejahatan, Pengadaan adalah bagian strategi sebuah organisasi untuk mendapatkan nilai dari belanja mereka. 

“Dengan debat ini diharapkan mendapatkan suatu konklusi atau suatu kesepakatan bersama untuk membangun strategi organisasi masing-masing,” imbuhnya. 

Debat ini diikuti oleh enam orang peserta dari Provinsi Bali diantaranya, Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Klungkung, dan Buleleng.

Untuk tema debat yang akan diangkat merupakan tema yang sedang hangat didunia pengadaan barang dan jasa.

Diantaranya peningkatan penggunaan produk dalam negeri atau P3DN, kompetensi pejabat pembuat komitmen dan tema debat final yakni katalog konstruksi. 

“Semua organisasi itukan butuh barang jasa tergantung organisasinya apa. Kalau Rumah Sakit ya obat-obatan dan alat kesehatan. Pengadaan adalah tulang punggung organisasi kalau tidak ada pengadaan tidak bisa jalan organisasi,” tandasnya. 

Baca juga: Usut Harga Beras Naik, Pemprov Bali Adakan Rapat TPID

Dewa juga mengatakan, sedangkan dalam lingkup yang lebih besar kalau tidak ada profesi pengadaan maka pembangunan tidak akan berjalan karena tidak ada yang bisa mengeksekusi anggaran belanja pemerintah. Untuk semua Profesi Pengadaan yang memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa merupakan anggota IAPI

“Karena kami organisasi profesi, kalau di Bali hampir 1.000-an jumlahnya. Kami banyak membina BUMD dan Swasta untuk pengadaan barang jasa di perusahaan mereka,” terangnya. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra yang membuka acara Debat tersebut mengatakan acara debat pengadaan barang/jasa ini maksudnya adalah saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman, bertukar gagasan ketika menghadapi aneka problematika pengadaan. 

“Kita tahu pengadaan barang jasa saat ini semakin kompleks, semakin tidak mudah karena ada tuntutan tranparansi, ada tuntutan akuntabilitas, ada tuntutan kredibilitas dan juga kesadaran hukum yang semakin meningkat karena itu tuntutan kompetensi, tuntutan profesionalisme dari temen-temen pengadaan barang jasa itu semakin tinggi tuntutannya,” jelas, Dewa Indra. 

Maka dari itu kata Dewa Indra, Pengadaan tidak cukup membaca aturannya atau belajar sendiri. Profesi Pengadaan perlu bertukar pikiran dengan teman-temannya sesama stakeholder pengadaan. 

“Maka debat ini keren karena diberi kesempatan untuk mereka berbicara saling beradu argumen. Tapi saya sudah memberikan arahan tadi bahwa debat ini adalah adu pikiran tidak ada adu yang lainnya, jadi boleh bersuara keras tapi logikanya harus kuat,” tutupnya. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved