Berita Bali
Dampak Resesi Dunia, Ekonomi Bali Stabil dan Penuhi Target Inflasi
indikator ekonomi lainnya terpantau baik seperti nilai tukar yang terkendali serta tingkat inflasi yang terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5+
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua negara maju Inggris dan Jepang tercatat mengalami kontraksi pertumbuhan dalam dua triwulan berturut-turut.
Kondisi ini mengakibatkan keduanya dinyatakan resmi masuk ke dalam jurang resesi.
Perkembangan ini tentu memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Belum lagi eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut dan dikhawatirkan akan mengganggu rantai pasokan, serta meningkatkan harga komoditas pangan dan energi.
Baca juga: Resesi 2023, Akademisi Sebut Pentingnya Integrasi Pentahelix, Amankan Bali Juga Dari VUCA
Bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia?
Dikutip dari laman instagram @bank_indonesia pada Kamis 29 Februari 2024, Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, nyatanya perekonomian nasional sanggup tumbuh dan bertahan di angka 5,05 persen (yoy) pada tahun 2023.
Tidak hanya itu, indikator ekonomi lainnya juga terpantau baik seperti nilai tukar yang terkendali serta tingkat inflasi yang terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5+1 persen.
Di Bali, inflasi sebesar 2,61 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,57 persen (yoy), namun masih dalam range target inflasi 2,5±1 persen.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja.
Erwin mengatakan mulai Januari 2024, cakupan kota pemantauan inflasi di Bali yang semula hanya Denpasar dan Singaraja, telah diperluas hingga mencakup Badung dan Tabanan.
“Secara spasial, Denpasar mengalami deflasi sebesar -0,08 persen (mtm) atau inflasi sebesar 2,12 persen (yoy),” ujarnya.
Disusul Badung mengalami deflasi sebesar -0,01 persen (mtm) atau inflasi sebesar 2,62 persen (yoy), Singaraja mengalami deflasi sebesar -0,22 persen (mtm) atau inflasi sebesar 2,80 persen (yoy), dan Tabanan mengalami deflasi sebesar -0,07 persen (mtm) atau inflasi sebesar 3,79 persen (yoy).
Bukan hal yang mudah, namun Bank Indonesia terus berupaya memelihara stabilitas (pro-stability) serta bersama otoritas terkait lainnya memperkuat sinergi bauran kebijakan untuk mencapai pertumbuhan (pro- growth) serta untuk memastikan target pertumbuhan di tahun 2024 sesuai angka prakiraan 4,7-5,5 persen.
Kumpulan Arikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.