Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru

Dua Orang Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru: Pentingnya Pengetahuan Survival dan Mountaineering

Berikut, telah Tribun Bali rangkum pengetahuan Survival dan Mountainneering, yang dibutuhkan saat mendaki agar tidak tersesat dari beberapa sumber: 1

Editor: Mei Yuniken
Freepik/pch.vector
ilustrasi - Dua Orang Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru: Pentingnya Pengetahuan Survival dan Mountaineering 

TRIBUN-BALI.COMDua Orang Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru: Pentingnya Pengetahuan Survival dan Mountaineering

Dua pendaki tersesat saat sedang melakukan pendakian di Gunung Batukaru, Tabanan, Bali pada Senin 4 Maret 2024.

Menurut informasi, Eka Putri Pratiwi (24) dan Sandika (26) memulai pendakian sejak Minggu, 3 Maret 2024 pagi pada pukul 04.00 WITA.

Informasi awal diterima di Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) dari orang tua korban.

"Keterangan dari pelapor mengatakan bahwa mereka sempat berkomunikasi, namun selanjutnya tidak bisa dihubungi lagi," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.

Ia menambahkan, segera setelah mendapatkan laporan, diberangkatkan 9 personel dari Kantor Basarnas Bali menuju Lokasi melalui Desa Wangaya, Kecamatan Penebel.

Kemudian tim bergeser ke daerah Petali.

Baca juga: UPDATE: 2 Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru, Basarnas & BPBD Lakukan Pencarian di Pujungan Tabanan

Hingga berita ini ditulis, satu dari dua pendaki yang sempat dikabarkan hilang tersebut telah berhasil ditemukan.

Kolase foto Tim SAR saat pencarian dan korban Sandika (21) yang sudah ditemukan.
Kolase foto Tim SAR saat pencarian dan korban Sandika (21) yang sudah ditemukan. (Ist)

Di sisi lain, Dewa Natha (24) beserta rombongan yang melakukan pendakian pada hari yang sama mengaku tidak ada berpapasan dengan kedua pendaki tersebut.

“Kami naik sekitar pukul 15.00 WITA melalui jalur Pura Malen, Desa Pujungan. Saat perjalanan naik kami tidak ada bertemu dengan rombongan 2 orang tersebut.”

Ia juga menambahkan jika memang benar mereka melakukan pendakian di jalur yang sama, seharusnya mereka bertemu di puncak atau di jalur saaat kedua pendaki tersebut sudah turun.

“Kayaknya mereka lewat jalur lain, karena kami gak ketemu di puncak atau dijalur. Seharusya kalau tektok mereka sudah turun dan papasan dengan kami”.

Samson, sapaan Dewa Natha yang juga mantan ketua umum UKM Mahasiswa Pecinta Alam di kampusnya mengingatkan, bahwa saat mendaki gunung perlu melakukan persiapan fisik, mental, dan peralatan yang lengkap.

“Seharusnya kalau mau mendaki harus persiapan fisik, mental, dan peralatan lengkap.” tandasnya.

Berikut, telah Tribun Bali rangkum pengetahuan Survival dan Mountainneering, yang dibutuhkan saat mendaki agar tidak tersesat dari beberapa sumber:

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved