Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru
Dua Orang Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru: Pentingnya Pengetahuan Survival dan Mountaineering
Berikut, telah Tribun Bali rangkum pengetahuan Survival dan Mountainneering, yang dibutuhkan saat mendaki agar tidak tersesat dari beberapa sumber: 1
1). STOP AND SIT
Biasanya ketika orang tersadar telah tersesat, pasti panik dan berlari tak tentu arah yang justru menyebabkan tambah jauh dari jalur utama dan masuk ke hutan semakin dalam. Maka yang pertama harus dilakukan adalah berhenti dan duduk (Stop and sit) untuk menenangkan diri.
Baca juga: BREAKING NEWS: 2 Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan, Orang Tua Tak Bisa Menghubungi
2). THINK
Setelah tenang, mulailah berpikir (Think) dari mana tadi kita berjalan, ke arah mana sebaiknya kita berjalan, bagaimana situasi di sekitar, perbekalan apa yang kita punya.
3). OBSERVE
Kemudian mulailah obervasi keadaan di sekitar (Observe). Tentukan ke arah mana kita harus berjalan melalui kompas atau bila tidak bawa kompas, bisa melalui jarum jam tangan yang diarahkan ke arah matahari, yang menunjuk ke matahari adalah arah timur, bila di pagi hari atau arah barat, bila di sore hari. Jika tidak memakai jam tangan analog, lihatlah lumut di batu atau pohon, bagian yang ditumbuhi lumut adalah arah timur karena sinar matahari pagi belum panas sehingga menjadikannya lembab.
4). PLAN
Terakhir, rencanakan upaya bertahan diri dan menemukan jalan utama (Plan). Rencanakan konsumsi logistik yang kita punya, kapan harus istirahat, bagaimana cara meminta pertolongan, dll.
Penting bagi setiap pendaki ataupun penggiat alam bebas untuk memahami nilai-nilai survival dan dasar mountaineering.
Tidak semua tumbuhan di hutan bisa dimakan. Daun yang berbulu, jamur dengan warna mencolok, dan serangga berbisa sebaiknya dihindari untuk dimakan.
Selada air, daun melinjo, arbei hutan, rebung, isi gedebong pisang, jamur merang, burung, belalang, jangkrik, sampai cacing adalah tumbuhan dan hewan yang bisa dimakan.
Apabila persediaan air habis dan tidak menemukan sumber air, peraslah air dari lumut atau tampung tetesan embun pagi dari daun. (I Putu Mony Artha)
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.